02

794 88 8
                                    

Masih sedang dalam mood yang tidak baik, Irrad memutar tubuhnya mengarah telentang. 'Anak-anak GH pasti udah pada pergi..' pikirnya. Kalau pun ia memilih login, pasti kurang asyik jika harus bermain solo.

Irrad melepar ponselnya ke sembarang arah. Baru saja mau melemaskan otot, tiba-tiba Skylar muncul entah darimana dan menindih tubuhnya.

"ANJING!" jerit Irrad heboh merasakan beban menekan diatas. "minggir lolo, ish!"

Pada awalnya Irrad berusaha berontak, namun itu terasa nihil saat tidak ada respon dari sang pelaku yang justru menggeser posisi tubuh dengan sengaja untuk mendekatkan wajahnya pada ceruk leher Irrad, membuatnya menggeliat geli.

"Apasih ler!"

Dirasa puas mengganggu target korban kejahilan, Skylar mendongak mengambil jarak sambil menatap sang lawan bicara.

"lu kenapa ga ikut pergi dongo!" gerutu Irrad kesal.

Skylar tidak menyia-nyiakan kesempatan, langsung menahan tubuh Irrad dibawah dengan mengunci kedua tangannya. "Terserah gua sih, guanya gamau." songong Skylar sebagai balasan.

"lu marahnya kelamaan, lagian match have fun lu nya malah ngambek." lanjut Skylar mencari pembelaan. "lu troll lerr, kontol!" semprot Irrad masih merajuk.

"bodoamat pemai yang penting gua gendong."

"gendong apanya dongo! lu troll anjg!"

"tetep aja gua yang MVP walaupun kalah, kan?"

"yakan kalah babi!"

"nah yaudah, berarti salah lu retri indomaret."

"kok jadi gua bangsat?!!"

Senyum kemenangan menyungging disudut bibir Skylar, ia dengan jahil kembali menekan lengan Irrad membuat sang empu bergidik ngilu.

"ad- aduh, sakit ler anjing!!"

"bilang 'ampun bang ler' dulu."

"gamau anjing! ih- ADUH LER AJG!!"

Tekanan sontak mengencang.

"makanya bilang dulu 'ampun bang ler, maaf ga ngambek lagi' gitu."

"ogah ah!"

"cepetan bilang dulu!"

"ngenttot ler!!"

Skylar terkikik puas bukan main, tidak sadar cengkraman pada lengan Irrad mengendur. Dalam hitungan detik, Irrad berontak dengan kekuatan penuh membalikkan posisi antar keduanya. Senyum Skylar spontan menghilang saat tubuhnya terhenyak ke ranjang.

"hh- lu berat banget babi, ler!" celoteh Irrad terengap-engap, menghela nafas gusar. Matanya tidak fokus akibat tekanan barusan.

Skylar tidak merespon, atau lebih tepatnya tidak bisa merespon. Masih terperangah, tubuh maupun otak sama-sama mengalami syok, menolak untuk bergerak sedikit pun. Bukan, bukan karena serangan barusan. Namun pada posisi Irrad itu sendiri.

Pemandangan perusak otak, mungkin itu namanya. Seribu pertanyaan muncul dibenak Skylar, apa yang harus ia lakukan. Sosok Irrad berada diatas, tepat menimpa 'milik' Skylar, dengan kondisi terengah-engah ditambah paras yang bisa dinilai ambigu, cukup tuk mencapai puncak adrenalin dari Skylar.

'Mampus.' Isi hati Skylar bergejolak, melaknat diri sendiri. Perasaan aneh mulai menyelimuti bagian bawahnya.

"r-rad, minggir rad! turun!" pinta Skylar bercampur sedikit kepanikan. Nampaknya Irrad sama sekali tidak menyadari dimana dia mendarat sekarang, justru senyuman nakal kembali terlintas diwajahnya.

All Out? || SkyRad(?) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang