Chapter Three

54 12 1
                                    

~♡~

~♡~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~♡~

Derap langkah keduanya terdengar setelah berhasil melewati barier bersamaa jembatan Deux de Maxcima menghilang.

Manik merah muda itu massih menatap ujung jembatan yang putus, sesuatu menyusup kehati membuatnya merasa tak nyaman.

terlebih saat suara ribut terdengar sesaat Siyoo dan Yoo Jonghyuk melangkah kan kaki di area aman.

"Maaf, permisi kalian melihat seorang pemuda berpakaian kantor?" Suara sseorang gadis berambut coklat. Siyoo ingat dia adalah teman Kim Dokja, Jika tak keliru namanya adalah Sangah.

Sangah merasakan tatapan Siyoo seketika merinding. Ia masih ingat apa yang bisa dilakukan Siyoo di sekenario pertama, meski begitu Sangah harus tetap bertanya dan memastikan Dokja baik-baik saja.

Meski tak seorang pun melihatnya di sana.

"Dia akan selamat" suara datar Yoo Jonghyuk menjawab.

Pemuda itu memilih untuk tetap berjalan setelah memastikan keadaan sekitar, melihat wajah orang-orang yang selamat.

Sementara Siyoo masih menatap jembatan yang putus.

Manik merah muda itu menatap pusaran air di bawah sana dengan ekspresi tak bisa di baca.

"Anoo, Nonna apa kamu melihat Dokja Hyung? Dia tidak bersama kalian?" Suara itu terdengar seperti menahan tangis.

Siyoo meliriknya, Bocah yang menyelamatkan orang-orang ini, Siyoo menepuk kepala bocah yang sudah hampir menangis itu.

"Lebih baik kita menuju tempat aman" Alih-alih menjawab Siyoo malah meminta bocah itu berjalan bersamanya.

Mereka menatap Siyoo yang tengah menuntun Gilyoung berjalan bersamanya, Bocah itu menggengam Siyoo, tanpa rasa takut sedikitpun.

Aura mengerikan tidak terasa lagi saat ini, hanya seorang gadis dengan pakaian berwarna merah dan sweater yang ikut merah karena darah.

Wajahnya pucat, namun memiliki netra yang lembut.

Sangah dan yang lainnya nampak ragu saat Siyoo mengajaknya pergi, begitupun yang lain.

Tetapi mereka tak punya pilihan lain selain tetap bertahan hidup.

Hari itu punggung Yoo Jonghyuk telah melindungi mereka semua dari segala marabahaya, lalu sebuah malaikat maut ikut hadir dengan wajah yang cantik bak kelopak teratai.

Di sisi lain Kim Dokja berada di dalam perut Ichthyosaurus, dia berhasil membuat kontrak dengan Dokkaebi Bihyung bahkan hingga membuat kesepakatan yang sangat merugikan Dokkaebi itu.

[Konstelasi Holding between life and death tertawa ]

Layar biru itu terlihat sejajar di depannya, Dokja yang sedang asik menggerutu atas sikap Jonghyuk terdiam sebentar. Berpikir siapa yang ada di balik nama rasi bintang ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Sweet Reaper Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang