6 | SAWAH

1K 67 1
                                    

Happy Reading 🩸🖤

Pagi hari jam 05:30 di hari minggu. Di desa Dean masih lumayan gelap. Namun warga sudah ramai beraktivitas karena mereka akan pergi Bekerja. Ada yang menuju sawah, kebun dan banyak lagi.

Sama seperti Dean yang sudah beraktivitas membersihkan rumah. Apalagi orang rumah hanya ada dirinya karena orang tuanya tidak ada.

Pagi ini ia sudah mencuci piring, menyapu mengepel dan merapikan perabotan rumah.

Dan saat ini ia sedang menjemur pakaian di balkon rumahnya. Dari atas sini ia masih melihat embun pagi yang berjatuhan. Dan juga warga yang berlalu lalang. Ada yang akan pergi ke sungai mencuci pakaian di sana, ada yang pergi ke warung untuk membeli bahan untuk membuat sarapan dan lain-lain.

Dean juga heran tumben dirinya bangun pagi padahal dirinya jika hari libur seperti ini akan bangun siang.

"Tumben jam segini udah bangun, kerasukan jin apa?" Tanya seseorang dari balkon rumah sebelahnya.

Dean yang mendengar itu menoleh dan melihat Azka yang sedang fokus menghirup udara pagi.

"Orang tuaku kan gak ada, jadi aku harus beres beres rumah." Jelas Dean sembari mengambil baju yang sudah setengah kering karena sudah di keringkan dengan mesin pengering.

"Ohh ya. Kata Siti kamu ada tamu. Siapa?" Tanya Azka penasaran.

Dean yang mendengar itu bungkam. Dia belum bercerita tentang itu kepada Azka.

"Nanti aku cerita, aku belum masak nih. Tamu ku juga belum bangun. Nanti aja, Oke?" Ujar Dean dan mengambil kranjang tempat baju tadi dan pergi ke dalam dengan cepat.

"Aneh, kata Siti kan katanya anak geng motor. Emang Dean punya temen geng motor?" Tanya Azka penasaran dan ikut masuk ke dalam rumahnya.

Setelah menyimpan kranjang di tempatnya. Dean berjalan menuju kamarnya dan melihat Gevan masih terlelap dalam gulungan selimut tanpa mengenakan baju atasan. Wajahnya terlihat tenang dan nyaman.

Dean sangat tidak menyangka jika ia satu rumah dengan pembunuh bayaran.

Dean melihat wajah tampan yang ada bekas luka samar jika dilihat secara teliti. Wajah Gevan itu bak pangeran dari negeri dongeng. Pahatan yang sempurna.

Dean berjalan menuju jendela dan membuka gorden itu lebar lebar membuat dan membuka jendela membuat angin pagi dan embun masuk ke dalam kamar. Gevan yang merasa badan atasnya kedinginan menarik selimut sampai wajah dan hanya memperlihatkan rambut berantakan saja.

Dean yang melihat itu gemas sendiri. Biasanya jika ibunya melakukan hal seperti itu ia langsung bangun. Tapi Gevan?

"Gevan bangun! Sudah pagi. Katanya kita akan ke air terjun.. jadi ayo bangun!" Teriak Dean sembari menggoyangkan badan Gevan.

"Iya iya, sebentar lagi. Gue tadi tidur malem." Ucap Gevan dengan suara serak khas bangun tidur.

"Tidur malem gimana? Kamu kan tidur meluk aku sampe tadi subuh!" Ujar Dean tidak percaya dengan ucapan Gevan.

Gevan menghela napasnya dan bangkit dari tidurnya dan duduk di kasur yang membuat selimut yang membungkus tubuh atasnya tersingkap membuat Dean dengan leluasa melihat 6 roti milik Gevan.

Dean yang melihat itu memalingkan wajahnya dan merasakan panas di pipinya.

"Gue bangun jam sebelas malam terus keluar mau ke warung, eh malah gabung sama bapak bapak yang ada di pos ronda main krambol sampe jam dua pagi." Jelasnya membuat Dean mengerutkan keningnya.

POSSESSIVE KILLER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang