Happy reading 🩸🖤
Malam ini adalah malam terakhir Dean di kota, karena besok mereka akan pulang.
Karena itu malam ini ia membeli oleh oleh untuk adiknya yang merajuk kepadanya. Dan juga titipan Azka.
"Iya iya. Aku lagi di jalan sebentar lagi juga sampai di hotel. Sabar, untung juga aku beliin." Oceh Dean kepada Azka di sebrang sana.
"Yang cepat ya Dee, udah hampir larut malam juga. Khawatir aku kamu jalan sendirian." Ujar Azka dari telepon.
"Iya aku sebentar lagi sampai. Udah aku matiin teleponnya." Tut. Dean mematikan teleponnya dan memasukkan ponselnya ke dalam saku Hoodie yang dipakainya.
Azka itu udah untung Dean dengan senang hati membeli kan titipan Azka. Kalau Dean jahat mungkin tidak Sudi Dean membelinya.
Dengan menenteng beberapa kantong belanjaan, Dean berjalan di trotoar menuju hotel. Entah perasaan nya atau memang jalanan yang biasanya ramai mendadak sepi.
Hanya beberapa kendaraan yang berlalu lalang, dan toko toko juga sangat sepi. Orang orang juga biasanya ramai mendadak tidak ada, bahkan yang berjalan di trotoar juga hanya dirinya.
Karena merasa sudah tidak enak Dean menambah kecepatan langkahnya. Namun saat melewati gak sepi dan sempit, ia mendengar suara rintihan dari gang itu.
Karena jiwa kepo dalam dirinya meronta ronta. Dean dengan berani masuk ke dalam gang itu untuk melihat apa yang terjadi.
Namun, rasa penyesalan menghantam hatinya. Dean menyesal harus masuk ke dalam gang itu untuk menuntaskan rasa kepo nya.
Karena yang ia lihat adalah tubuh seorang pria yang menggunakan seragam polisi yang badanya sudah tidak utuh dari kaki hingga dada.
Dean juga melihat seorang yang terlihat masih muda memakai masker memegang kapak yang bercucuran darah.
Itu pembunuhnya!
Pembunuh yang sudah melihat Dean itu membuka masker yang ia pakai.
Menyeringai ke arah Dean yang diam mematung karena syok dan mual melihat darah yang tergenang di aspal. Dan yang membuat syok lainya adalah pembunuh itu memakai pakaian yang sama seperti yang di tabrak Dean saat di stan jajanan beberapa hari yang lalu.
Pembunuh itu dengan santai berjalan ke arah korban polisi itu dan tangan yang memegang kapak dengan lihai mengayun ke leher korban itu...
Crakk!
Leher polisi itu seketika terputus!
Dean yang melihat itu tubuhnya seketika lemas. dia tidak sanggup untuk berteriak, bahkan untuk membuka mulut pun rasanya kelu.
Saat ini dengan susah payah Dean menahan tubuhnya untuk tidak ambruk. Dengan perlahan kaki Dean berjalan mundur ketika melihat sang pembunuh berjalan ke arahnya.
Namun ternyata langkah sang pembunuh itu sangat cepat karena sekarang dia sudah berada di depan Dean dan memegang bahu Dean yang membuat langkah Dean terhenti.
"Terkejut? Rileks kan tubuhmu, jangan terlaku kaku. Jika tidak aku akan mematahkan tulang mu." Bisik pembunuh itu.
Dean hanya terdiam hidungnya mencium bau amis dari pembunuh itu membuatnya mual dan pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE KILLER
FanficDeano pemuda desa yang sedang study tour ke kota bersama sekolah malah melihat pembunuhan di depan mata nya. Dan Sejak itu ia mulai sedikit tidak tenang. dan fakta terkuak, orang yang membunuh polisi adalah seorang pemuda berumur 18 tahun dan ketua...