E01

122 18 12
                                    

Author Point Of View On

Flashback On

Bertahun-tahun ribu yang lalu, ada sepasang pria dan wanita yang baru saja menikah dan hidup dengan bahagia di sebuah desa yang berada di pinggir kota. Kehidupan baru mereka sangatlah bahagia hingga banyak orang yang iri kepada mereka. Mereka berdua adalah pasangan yang serasi karena yang satunya tampan dan yang satunya cantik.

Orang-orang desa selalu mendoakan untuk kebahagiaan mereka berdua. Namun sayangnya, takdir tidak memihak kepada mereka berdua. Sang pencipta mengambil suami dari wanita itu. Sang pria tiba-tiba meninggal karena memiliki penyakit jantung kronis. Saat itu, dunia medis belum bisa mengobati penyakit jantung pria itu, karena  tabib di daerah itu kebanyakan hanya mengandalkan obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mengakibatkan nyawa sang pria tidak dapat tertolong.

"Phi Mew hiks.. hiks.. kenapa meninggalkan Noey? Apakah hiks.. hiks .. Noey melakukan kesalahan? Kenapa Phi meninggalkan Noey sendirian?" Wanita itu menangis sangat keras sampai yang mendengar pun tersayat hatinya.

"Sudah.. ikhlaskan semuanya nak! Biarkan Mew tenang di alam sana!"

"Tidak, Mae tidak tahu apapun! Phi Mew sudah berjanji kepadaku akan hidup bersamaku sampai tua." Noey menangis sambil berbicara.

"Tuhan sudah berkehendak nak. Kita hanya pelaku, tapi tetap Tuhan yang punya kewenangan membuat keputusan atas takdir yang kita jalani ini."

"Tuhan tidak adil kepadaku Mae! Tuhan mengambil suamiku!"

"Tenanglah..."

"Hiks.. Hiks.."

Hari-hari yang dilalui Noey setelah ditinggalkan suaminya, wanita itu hanya diam termenung sedih memikirkan nasibnya yang menjadi janda di usia muda. Dia tidak mau makan bahkan berias yang sudah menjadi kesenangannya karena merasa sedih. Beribu cara kedua orang tuanya itu menghiburnya, namun tidak juga Noey dapat melupakan Mew dengan mudah.

"Nak, makanlah dulu! Mew akan sedih jika melihatmu seperti ini." Ucap Mae Noey

"Aku tidak lapar.."

"Nak, ayo makan! Kamu tambah kurus karena tidak mau makan. Apa yang Pho katakan kepada Mew nanti kalau kamu tidak makan?"

"Pho, suruh Phi Mew datang dan menjemput aku!"

"Jangan berbicara sembarangan nak!"

"Aku ingin suamiku, Pho."

Kedua orang tua Noey dan kedua orang tua Mew berencana menjodohkan Noey dengan orang lain agar Noey dapat menghilangkan kesedihannya. Setiap laki-laki yang datang, Noey hanya menatapnya dengan tatapan tajam. Dia tidak ingin dijodohkan dengan siapapun.

Pada suatu hari, ada seseorang pria yang datang menemuinya. Anehnya, pria itu mampu membuatnya jatuh cinta. Perjodohan akhirnya berhasil dan Noey dapat melupakan Mew. Saat mereka berdua akan menikah, ada persyaratan yang harus Noey penuhi. Kalau tidak, maka dia akan mengalami kesialan seumur hidupnya.

"Mae.. Pho.. kenapa Noey harus melakukan ini?" Tanya Noey kepada kedua orang tuanya.

"Nak, ini sudah dilakukan secara turun temurun. Seseorang janda yang ditinggal mati saat usia pernikahannya belum genap satu tahun, akan mengalami kesialan kalau kau tidak menikahkan arwah suamimu itu dengan orang lain lebih dahulu."

"Itu hanya mitos! Itu tidak mungkin terjadi!"

"Itu bukan mitos nona. Kalau kau ingin menikah lagi, kau harus menikahkan arwah suamimu itu dengan orang lain agar kau tidak mengalami kesialan seumur hidup." Ucap seorang cenayang yang berada di depan Noey dan kedua orang tuanya.

"Siapa wanita yang mau menikah dengan pria yang telah meninggal? Apakah tidak ada persyaratan yang masuk akal?"

"Tidak ada nona, itu pilihan terakhirmu kalau kamu tidak mau menyesal seumur hidupmu!"

"Ini tidak adil!"

"Kalau kamu tidak melakukannya, maka arwah suamimu akan menghantui mu seumur hidupmu."

"Kenapa Phi Mew melakukan itu kepadaku? Aku tidak melakukan kesalahan apapun kepadanya!"

"Dia melakukan itu karena dia sangat mencintaimu bahkan sampai diakhir hayatnya dia masih mencintaimu, makanya dia masih mengikuti mu sampai detik ini. Dia tidak ingin meninggalkanmu sendiri.."

"Ta-tapi aku masih muda dan cantik. Aku tidak mungkin hidup sendirian selama seumur hidupku. Aku pun ingin memiliki suami dan juga anak."

"Jadi bagaimana hm?"

"Aku akan melakukannya! Aku akan mencari wanita yang mau menikah dengan arwah suamiku."

Pada akhirnya, wanita itu mencari seorang wanita yang mau menikah dengan arwah suaminya. Dia sanggup membayar mahal seorang wanita hanya untuk menikahi arwah suaminya. Di akhir pencahariannya, tidak seorang pun wanita mau menikah dengan arwah seseorang yang telah meninggal. Noey merasa putus asa. Di tengah keputusasaannya calon suami Noey yang bernama Day memberikan solusi lain.

"Bagaimana kalau kita menikahkan arwahnya dengan seorang pria?" Noey mulai berpikir untuk mempertimbangkan kata-kata calon suaminya itu.

"Tidak bisa Day, dia adalah seorang pria normal." Noey tetap teguh kepada pendiriannya untuk mencarikan Mew seorang wanita.

"Noey, kita bisa mengelabui arwah Mew dengan mendandani pria itu menjadi seorang wanita."

"Apakah bisa?"

"Kita minta saja cenayangnya untuk mengelabuinya."

"Siapa? Siapa yang mau melakukan hal itu?"

"Dia adalah seorang pria miskin yang sering berjualan keliling di sekitar sini. Kebetulan dia adalah temanku sekolah dulu. Dia membutuhkan banyak uang untuk membelikan obat untuk Maenya yang sakit."

"Baiklah, yang penting aku bisa menikahi mu. Kamu urus semuanya ya! Aku sudah pusing mengurusnya dari kemarin."

"Baik sayang..."

Noey akhirnya menyetujui hal itu, meskipun hatinya sempat merasa ragu untuk melakukan hal itu. Day segera mendatangi pria miskin bernama Gulf itu lalu menawarinya sejumlah uang untuk melakukan hal itu. Tanpa berpikir panjang Gulf mau melakukan apapun demi uang.

***

Keesokan Harinya...

"Apakah kau benar-benar sudah yakin Gulf? Ini bukan hal yang mudah untuk dilakukan? Kau mungkin tidak akan mendapat jodoh di kehidupan ini." Tanya cenayang yang melakukan ritual itu.

"Iya, aku siap menanggung semua resikonya asal Maeku bisa sembuh."

"Aku bertanya sekali lagi, apakah kamu yakin?"

"Iya, lagipula tidak akan ada yang menikahi pria miskin seperti aku."

Mereka kini mulai melakukan upacara pemutusan benang merah antara Mew dan juga Noey. Ada tiga tempat tidur di dalam ruangan itu, dan Mew berada di antara Gulf dan juga Noey. Ritual kini dimulai. Pembacaan doa dan lain-lain mulai dilakukan. Setelah ritual akhirnya selesai, benang merah antara Mew dan Noey akhirnya putus. Benang merang itu kini telah berpindah dan terikat kembali di tangan pria yang berdandan sebagai wanita  yang berbaring di samping Mew.

"Selesai.."

"Apa yang harus aku lakukan selanjutnya?" Tanya Gulf yang kini merasa bingung karena ritual itu hanya berlangsung sebentar.

"Kau tidak perlu melakukan apapun. Kini arwah Mew akan terus mengikuti mu."

"Selama dia tidak mengganggu aku, aku tidak akan peduli."

Garis takdir reinkarnasi kini berubah dan di kehidupan ini pria yang telah berdandan seperti wanita yang bernama Gulf ini, tidak akan memiliki jodoh seumur hidupnya. Dia akan memiliki jodoh saat Mew memiliki kesempatan untuk terlahir kembali.

Flashback Off

Author Point Of View Off

Kasih komentar donk, biar aku tahu akun mana saja yang masih aktif!
Sama yang suka kalau aku buat cerita gini.

Sweet DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang