E04

67 14 7
                                    

Author Point Of View On

Tap.. Tap.. Tap...

"Dia pasti akan duduk di sini lagi hari ini. Bagaimana aku harus menghindarinya? Aku takut, orang-orang akan menjauhinya karena aku." Batin Gulf yang menatap ke arah Mew.

Gulf terlihat seperti sedang menghela nafas dengan kasar. Dia mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi sebelumnya. Gulf menatap ke arah Mew dengan tatapan datar, namun Mew membalas tatapan Gulf itu sambil tersenyum. Mew yang melihat Gulf langsung melambaikan tangannya.

"Dia pasti mengkhawatirkan aku. Terlihat dari tatapan matanya yang tidak menginginkan aku mendekatinya." Batin Mew.

Mew kini mulai berjalan menghampiri Gulf yang sedang duduk sendirian di kursi meja makan yang berada di tengah ruangan kantin kantor dengan membawa makanan dan juga minuman di kedua tangannya. Dia berniat ingin makan bersama Gulf hari ini.

"Aku mencarimu sedari tadi. Aku kira kamu makan diluar." Mew yang telah sampai di meja makan Gulf itu langsung meletakkan makanan dan minumannya di atas meja yang berada di depan Gulf.

"Kamu mencari aku?" Gulf bertanya-tanya sekarang.

"Hmm..."

"Kenapa?"

"Karena aku ingin makan bersama dengan kamu. Apakah aku tidak boleh makan siang bersama denganmu?"

"Bo-boleh, tapi.."

"Lain kali kita makan diluar ya. Aku sedikit merasa bosan makan di kantin terus." Mew berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Makanan di kantin lebih murah daripada di luar."

"Kamu benar, ternyata kamu adalah seseorang yang senang berhemat. Makanan di luar memang sangat mahal daripada di sini."

"Barang-barang pokok sekarang harganya sudah pada naik, kalau mau gaji cukup dalam satu bulan, kita harus berhemat. Makan yang ada meskipun kamu merasa bosan."

"Aku tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya."

"Kamu harus mulai memikirkan untuk menabung, karena kita tidak tahu kapan kita masih tetap akan sehat dan tetap bekerja."

"Apakah kamu bisa menabung?"

"Aku bisa, dengan gaya hidup yang sederhana. Hidup di dunia ini tidak perlu memaksakan sesuatu untuk bergaya hidup glamor dan menyusahkan diri sendiri."

"Kamu adalah pasangan idaman. Seseorang yang memilikimu pasti sangat beruntung."

"Jangan memuji seseorang yang belum benar-benar kamu kenali!"

"Kenapa?"

"Itu sedikit terdengar sebagai kritikan daripada pujian. Kamu pasti mengira kalau aku pelit kepada diriku sendiri."

"Tidak, aku tidak pernah memikirkan hal itu. Aku benar-benar bangga denganmu." Mew menunjukkan wajah serius sekarang. Dia takut kalau Gulf berpikiran buruk tentangnya.

Gulf kini menunjukkan senyumnya yang tipis. Mew merasa lega karena kesalahpahaman itu berakhir dengan cepat.

"Apakah kamu belum mendengar cerita buruk tentang aku dari teman-temanmu?" Gulf tidak ingin banyak berbasa-basi lagi dan mulai bertanya.

"Huh? Cerita buruk apa? Aku tidak pernah mendengar cerita apapun dari teman-temanku. Mereka terlalu fokus bekerja sehingga tidak ada yang mau meluangkan waktu untuk berbicara denganku di waktu luang mereka. Suasana ruanganku terlalu kaku dan tidak menyenangkan. Itu makanya aku merasa bosan berada di sekitar mereka."

"Jangan berbohong!"

"Aku beneran ngga tahu. Untuk apa aku berbohong kepadamu?"

"Benar, untuk apa dia berbohong kepadaku?" Batin Gulf yang kini mengubah ekspresi wajahnya.

Sweet DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang