Tired 2

23 7 36
                                    

Sebelumnya...

Di dalam kamar, Hoseok langsung menuju ke meja belajarnya dan menyibukkan diri dengan materi pelajaran yang tadi ia dapatkan di sekolah sambil menggigit kuku jempolnya dan matanya bergerak gelisah.

.

Pada akhirnya, Hoseok tidak bisa fokus dan justru sibuk menggigit kukunya hingga rusak dan berdarah sambil menahan isakannya agar tidak ada yang mendengarnya dan mengakibatkan ia dimarahi dan dihukum lagi.

"Akhh! Ssshhh...." Hoseok akhirnya sadar kalau dia sudah menggigit jarinya hingga berdarah dan segera menyeka air matanya.

Dia membuka laci meja dan mengambil kotak obat sebelum meletakkannya di atas meja. Tetapi Hoseok justru melamun dan membiarkan darahnya menetes ke meja tanpa berniat untuk mengobatinya.

Tanpa ia sadari, pagi telah menjelang dan dia masih belum menyiapkan sarapan hingga pintu kamarnya diketuk dengan keras.

"Hoseok!! Bangun!! Siapkan sarapan atau akan Ibu hukum!!" Teriak sang ibu dari balik pintu dan mengetuknya berkali-kali, membuat Hoseok tersadar dari lamunannya.

"I-iya Ibu...." Hoseok segera berdiri dan menuju ke toilet untuk cuci muka agar tidak terlihat lesu. Setelah itu, ia menuju dapur dan menyiapkan sarapan sebelum bersiap untuk berangkat sekolah.

.

Di sekolah, Hoseok langsung memasuki kelas dan duduk di kursinya yang berada di pojok belakang sebelah jendela, memudahkan dia untuk sekedar melihat ke luar dan menyaksikan aktifitas anak-anak lain.

Setelah beberapa saat, Hoseok menghentikan aktifitasnya dan memilih untuk menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan sampai tiba-tiba ada yang menggebrak mejanya cukup keras, menarik perhatian beberapa anak lain di kelasnya.

Hoseok melihat ke arah orang yang baru saja menggebrak mejanya dan langsung menarik tangannya perlahan dari atas meja sambil menundukkan kepalanya. Ia mulai berkeringat dingin dan menggigit bibirnya saat orang yang menggebrak mejanya tadi tiba-tiba menariknya keluar kelas menuju area belakang sekolah di mana teman-temannya sudah menunggu.

"Hei! Anak culun udah datang nih! Main yuk!" teriak orang yang tadi menyeret Hoseok dan mendorongnya ke salah satu pohon yang ada di sana. Sedangkan Hoseok tetap setia menundukkan kepalanya saat mereka mulai mengelilingi Hoseok dengan seringai di wajah mereka.

Anak jangkung yang bernama Chanyeol itu berjalan mendekati Hoseok dengan sedikit membungkukkan badannya agar dapat melihat wajah Hoseok lebih jelas. Ia menyeringai kemudian langsung menjambak rambut Hoseok dan mendongakkan kepalanya, membuat Hoseok meringis kesakitan.

Kai berjalan ke belakang Hoseok dan menahan kedua lengannya, memudahkan Sehun dan Suho merogoh kantung celana Hoseok, sedangkan Hoseok sendiri berusaha memberontak.

"Diamlah!" Chanyeol semakin kuat menarik rambut Hoseok, membuat Hoseok akhirnya memilih untuk pasrah, karena dari segi jumlah saja dia sudah kalah.

Sehun mendecih dan menatap Hoseok sebal saat ia tidak menemukan uang di dalam kantung celananya. Suho menggelengkan kepalanya, memberi tanda pada teman-temannya kalau ia juga tidak menemukan uang sepeser pun dari kantung Hoseok.

"Kau tau artinya kalau tidak membawa uang untuk kita kan?" Kai berbisik ke telinga Hoseok dengan nada merendahkan dan seringai di wajahnya sebelum ia semakin kuat menahan kedua lengan Hoseok di belakang.

Chanyeol dan yang lain mulai memukul dan menendang Hoseok dengan sangat keras, mengakibatkan beberapa lebam di tubuhnya.

.

Jimin dan Taehyung berjalan keluar kelas menuju aula yang ada di lantai 3 sekolah mereka, sedangkan Jungkook pergi ke kantin untuk membeli beberapa makanan dan jajan untuk mereka karena dia habis kalah main batu gunting kertas.

"Tet..." panggil Taehyung sambil melihat ke arah lapangan yang ada di belakang sekolah.

"Apa, alien?" balas Jimin sambil memainkan hp-nya.

"Eh.... Kok aku dipanggil alien sih?"

"Kan kamu duluan yang panggil aku bantet."

"Tapi kan nggak dipanggil alien juga, tet." Balas Taehyung makin nyolot.

"Iya iya alien."

'Dasar bantet nyebelin...' batin Taehyung dengan bibirnya yang cemberut sambil terus melihat ke arah Hoseok yang dipukuli oleh kakak tingkat yang lain sebelum ia dan Jimin memasukki aula dan menunggu Jungkook.

.

Hoseok berdiri perlahan sambil meringis kesakitan dan memegang perutnya yang bisa dia pastikan memiliki lebih banyak memar sekarang. Ia berjalan perlahan menuju ruang kesehatan dan langsung menidurkan tubuhnya di salah satu kasur tanpa mengobati luka-lukanya terlebih dahulu.

Hoseok memandang ke langit-langit ruangan dengan pandangan mata yang kosong hingga akhirnya di menghela nafas lelah dan memilih untuk tidur. Toh kalau dia masuk ke kelas sekarang, dia akan tetap disuruh keluar oleh gurunya.

Beberapa lama kemudian, dia membuka matanya kembali dan menoleh ke arah pintu saat didengarnya pintu itu terbuka. Jungkook memasukkan kepalanya dan tersenyum ke arah Hoseok yang dibalas dengan tatapan bingungnya.

"Hyung, aku melihatmu berjalan ke sini tadi. Kebetulan aku membeli makanan lebih. Hyung pasti belum sarapan kan?" Jungkook berjalan mendekat ke kasur yang ditempati Hoseok dan meletakkan kantung makanan di atas meja.

"Jungkook...." Panggil Hoseok dengan ragu-ragu dan perlahan duduk di kasur sambil mengalihkan matanya ke arah lain.

"Ada apa, Hyung?"

"Kau.... Apa tidak apa-apa berada di sini? Kau bisa ketahuan Jimin dan Taehyung nanti.... Kembalilah." Ucap Hoseok dengan senyuman kecil di wajahnya sambil menundukkan kepalanya.

Jungkook terdiam sejenak sebelum tersenyum lagi.

"Kalau begitu aku pergi dulu, Hyung. Jangan lupa dimakan ya." Jungkook berjalan keluar dari ruang kesehatan setelah melihat Hoseok menganggukan kepalanya.

Begitu pintutertutup, Hoseok lebih memilih untuk kembali merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya daripadamemakan makanannya. Sayang dengan makanannya tapi tubuhnya terlalu lelah.

Tetapi lagi-lagi sebelum dia bisa tertidur, pintu ruang kesehatan kembali terbuka.

.

.

.

.

TBC

21/09/2024

Haloooo
maaf ya baru bisa update lagi, soalnya sibuk banget di real life
aku masih pemula tapi semoga suka yaa
kritik dan saran sangat diterima
baibai~

Tired [Hoseok Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang