hihii heppy riddinggg!
Mereka sudah sampai di asrama 5 menit yang lalu dan sekarang jam baru menunjukkan ke angka 04:35. Kana yang melihat jam di tangannya enggan sekali untuk beranjak pulang.
Kan bunda nya tadi bilang jangan pulang sebelum Maghrib? artinya masih satu jam lagi untuk Baskara bermain di asrama.
“Oh ya makin hari ada aja sesuatu yang gue temuin di lingkungan asrama ini.” ucap Nathan.
“Apaan?” tanya Desta.
“Jangan lah cerita di sini, mending ke rumah gue aja ceritanya pada mau?” ucap Baskara.
Ia bukannya takut, tapi mereka sekarang berada di asrama dan yah mereka akan bercerita tentang kejanggalan asrama ini. Apakah nantinya tidak ada resiko jika mereka bercerita yang tidak-tidak?
“Gue setuju banget mending cerita nya di Baskara aja,” ujar Haikal.
“Yaudah kalo gitu ayo, gue mau ambil charger dulu di kamar.”
“Sip, kami tunggu di luar Jan.” ucap Desta berjalan keluar dan diikuti yang lain.
Skipp.
Brum
BrumSuara motor mereka begitu nyaring ketika memasuki rumah Baskara yang mewah bak istana itu, larat nya mansion sih.
mereka turun dari motor dan melepaskan helm masing-masing, Haekal yang sedari tadi mangap melihat rumah Baskara yang begitu mewah. Kenapa selama ini ia tidak memberitahu mereka kalau dirinya punya rumah semewah ini?
“GILA! Mewah banget rumah lo Bas!” ucap Haekal sembari tertegun.
“Inimah bukan rumah, mansion juga kalah ini bak kerajaan banget!” ujar Jilyan.
“Gak nyangka gue ternyata punya dua temen spek orkay kayak lo berdua, bagi-bagi dong hartanya Bas, Gem!” ujar Haekal sembari terkekeh.
Lalu Baskara masuk dan di ikuti yang lain, sesampainya di ambang pintu sudah terlihat begitu mewahnya rumah bak istana ini. Semua peralatan di dalamnya sangat mengkilap! Apalagi berwarna gold, kemiskinan Haekal meronta-ronta astaga!
“Eh ganteng udah pulang. Tumben?” tanya Amora, lalu Baskara menghampiri sang bunda dan mencium tangannya.
Dkk yang lainnya juga ikut mencium tangan Amora, ia bingung kenapa semuanya sangat tampan? Eh kenapa banyak sekali teman anaknya?
“Iya soalnya mereka mau mampir ke sini sekali-kali,” ucap Baskara.
“Oh yaudah ajak ke kamar, tapi ganti baju dulu! Nanti bunda siapin cemilannya.”
Setelah Amora pergi ke dapur barulah Baskara mengajak temannya menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua. Sebelum itu ia mengganti seragam sekolah nya menggunakan kaos tipis dan celana di bawah lutut.
Pasti tampan banget Abang!
Saat asik bercerita tiba-tiba Amora datang sambil membawa sebuah nampan yang berisi beberapa minuman dan aneka cemilan.
“Assamualaikum, Baskara ini cemilan sama minumannya jangan lupa di cicip yaa.”
“Kalau udah habis minta aja sama Baskara nanti di ambil kok di dapur, bunda tinggal yaa.”
“Walaikumsalam, iya bunda.”
“Makasih tante hehe jadi ngerepotin deh,” ucap Haekal, tetapi tangannya malah mencomot biskuit coklat.
“Gapapa di makan ya, bunda tinggal dulu ke bawah.”
Setelah itu Amora keluar dari kamar Baskara dan kembali menutup pintu itu dengan rapat.
“Ck gak malu banget lo sama nyokap nya Baskara! Gue yang malu sumpah.” ucap Desta seraya menyentil kening Haekal.
Yang di sentil tak acuh, ia malah melanjutkan mengunyah dan meminum susu kemudian mengambil biskuit coklat lagi dan lagi.
“Jadi maksud lo tadi apa Than?” tanya Baskara.
“Sumpah akhir-akhir ini gue sering banget kayak dapat bisikan, terus nemuin sesuatu di lingkungan asrama dan juga gue gak bisa tidur nyenyak.”
“Makanya gue selalu ngantuk di kelas, pengen pulang aja gue ke rumah tapi ongkosnya gak ada cuy,”
“Bisikan?” tanya Gemini.
“Iya, bisikan kayak 'Tunggu waktunya',”
“Aneh kan? Gue gak tau banget artinya itu apa dan gue gak tau siapa yang bisikin ke gue.”
“Rumit banget,” gumam Baskara.
“Yee udah takdir Nathan kali buat dapat itu semua,” ucap Haekal tanpa dosa.
“Bangsat lo!”
“Astagfirullah ngucap Than! Jangan-jangan lo kerasukan lagi?!”
“Gue Kristen bodoh!”
“Eh iya deng,”
“Jadi?” tanya Jilyan.
“Kita harus cari tau, tapi I'm not sure if we can find the mastermind behind it,”
“Gue punya ide,” ujar Janu.
“Apaan?” tanya Haekal dan semuanya mendekati Janu untuk mendengarkan apa yang ia jelaskan.
Terlalu asik dengan rencana yang mereka susun sampai akhirnya mereka kehabisan bensin. Cemilannya habis dan air pun tandas, akibat di makan oleh semuanya sih apalagi si Ekal-Ekal itu, stt.
“Serius lo Juan?! Ntar kita di jadiin pepes sama tu om tua!” ucap Gemini.
“Sesat emang kalau Juan bertindak,” ujar Haekal terkekeh.
“Kan ada Baskara, nah dia aja yang ngomong nanti.” ucap Desta. Sedangkan yang namanya di sebut menatap dingin.
Apalah masa dirinya yang harus jadi korban? Sedangkan ia saja tidak suka berbicara dengan uncle nya itu.
“Ya nanti gue pertimbangan,”
“Gak usah pertimbangkan lagi Bas, langsung gas aja!” ujar Haekal sambil menampar lengan Baskara pelan.
“Lo mau kepala gue di tebas hah?!!”
“Yee mangap Bas,”
“Gak ada niatan buat kasih kami cemilan lagi nih?” tanya Haekal dengan bola matanya yang menatap ke arah lain.
Lalu Baskara keluar dari kamar dan di susul yang lainnya, mereka berada di meja makan. Sudah banyak sekali makanya yang di sajikan, bahkan beberapa buah segar juga ada.
“Eh ayo makan dulu, ini udah di siapin bibi loh tadi ayo makan,” ujar Amora sambil menyuruh Baskara d.k.k duduk di kursi masing-masing.
“Ambil aja maunya apa gak usah sungkan,,”
“Iya Tante,”
“Bun, ayah sama uncle kok gak ada?” tanya Baskara di sela-sela ia mengunyah.
“Tadi siang mereka pamit buat berkunjung di perusahaan yang ada di Asia, katanya nanti malam pulang.”
Baskara hanya manggut-manggut lalu melanjutkan makannya, dan lihatlah begitu rakusnya Haekal.
Mereka bahkan sudah sangat akrab dengan Amora, ia pun senang ketika Baskara membawa temannya ke rumah. Rumahnya sangat ramai dan ia senang, impiannya sejak dulu ingin memiliki anak banyak tapi apalah daya Tuhan hanya memberikan Baskara saja sebagai anak semata wayangnya.
|||
Udh up nihh
jangan lupa ⭐
terimakasih..
KAMU SEDANG MEMBACA
ASRAMA 7 PINTU [NCT DREAM]
HorrorKisah seorang 7 remaja yang tinggal di asrama yang konon katanya punya kejanggalan-kejanggalan mistis. Mereka memang satu asrama tetapi punya masing-masing kamar. Yang dimana mereka selalu diganggu oleh penunggu kamar mereka, apakah ada sesuatu yang...