PART 68: End?

32 3 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.

"Siapa saja yang disibukkan oleh membaca Al-Qur'an, hingga tak sempat dzikir yang lain kepada-Ku dan meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya balasan terbaik orang-orang yang meminta. Ingatlah, keutamaan Al-Qur'an atas kalimat-kalimat yang lain seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya," (HR Al-Baihaqi)

📝Jadi, pastikan sebelum membaca cerita ini, kalian sudah membaca Al Qur'an!!!

"Bagaimana jika orang yang telah menyakiti mu, sama dengan orang yang menyayangimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana jika orang yang telah menyakiti mu, sama dengan orang yang menyayangimu. Lalu bagaimana saat kau sebut cinta pertamamu malah menjadi luka pertama, mu? Mengapa ada dua kepribadian di orang yang sama?"

"Bagaimana bisa ku deskripsikan bahagia ini? Bahkan menentukan apakah itu bahagia atau tidak, aku tak tahu."

📜


"Cukup, Bianka!"

Ali semakin mendekat kepada keduanya. Ia ingin meraih istri nya. Menggenggam tangan Zoya, memberi sedikit ketenangan, begitupun dirinya. Walau dari wajah Zoya tak ada sedikitpun rasa takut dan semacamnya. Tapi ia sangat ingin memberikan ketenangan.

"Enggak. Jangan mendekat Ali!!! Gue ga akan biarin kalian hidup dengan tenang!!!" Bianka berseru kala Ali semakin mendekat.

Merasa terancam, Bianka dengan cepat mengapit leher Zoya dengan sebelah tangannya. Di satu sisi, satu tangannya mengeluarkan benda tajam berupa pisau. "Jangan mendekat atau dia akan mati di hadapan kalian."

"Bianka, jangan gila!!!" Anta berseru kesal. Begitu juga yang lain yang sudah sangat kesal namun masih bisa mengontrol diri. Terutama Vano, ia kini turut memegangi Anta yang sudah seperti mencak-mencak di tempatnya.

"DIA HARUS MATI!!!" Teriak Bianka, lalu dengan perlahan ia mendekat ke dinding pembatas rooftop dengan masih mengapit Zoya dan menyodorkan pisau ke leher gadis itu. Mengancam.

"Jangan mendekat! Biarin gue nge bunuh gadis sialan ini."

"Ali, tenang." Instruksi Vano. "Jangan gegabah. Dia bener-bener hilang kendali."

"Bianka, gue mohon. Jangan!" Suara Arlan melemah. Berfikir ini adalah salahnya.

Sampai di pembatas, Bianka bersiap mendorong tubuh Zoya.

"Apa ada pesan terakhir untuk orang yang Lo sayangi? Cintai? Ali mungkin?" Tanyanya dengan wajah devil.

"Bianka, sakit yang Lo rasain itu karena kurangnya rasa syukur, Lo. Allah udah menetapkan takdir seseorang dengan sebaik-baiknya. Yang Lo jalani ini, adalah ujian. Allah ingin nguji, Lo. Seberapa besar kuatnya diri, Lo, menghadapi ujian dan itu gunanya untuk membuat Lo lebih kuat lagi."

ZOYA (Sujud Terakhir) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang