semilir angin menerpa wajah kedua insan yang sedang mengelilingi pesisir pantai. Sepulang sekolah kaffa mengajak kalea untuk ke pantai setelah mengganti baju sekolah walau sempat ditolak oleh gadis itu tapi akhirnya rencana terlaksanakan.
kalea perlahan menelusuri pantai diikuti oleh kaffa dibelakangnya. Gadis itu terlihat senang dengan keindahan pantai sore ini.
apa pun yang kalea suka pasti membuat kaffa senang karena gadisnya sudah kembali tersenyum.kaffa mengajak kalea untuk duduk di bebatuan besar untuk menikmati senja yang mulai tampak. kalea mengunyah makanan nya sambil bercengkrama.
"Pelan-pelan aja makannya" ujar kaffa pada kalea agar ia lebih berhati-hati.
uhukk...uhukkk
kalea tersedak, dengan sigap kaffa memberikan minuman yang ia pegang kepadanya. "baru aja gue bilang lea."
usai meneguk air kalea malah cengengesan.
"ya yaudah sih," jawabnya tak mau salah.jam menunjukkan pukul enam waktu Indonesia barat, kalea menyandarkan kepalanya di bahu pacarnya sambil menatap deburan ombak ditambah matahari akan tenggelam.
tak terasa waktu terus berlalu, mengharuskan mereka untuk kembali kerumah masing-masing.
"trims for today leaa.." ujar kaffa setelah membuka helm full-face nya.
"iya, gue masuk dulu, mau mampir?" tanya kalea digelengkan oleh kaffa.
"gue langsung balik, ayah bunda udah nunggu." memang benar adanya, sebelum ia mengantarkan kalea kedua orang tua sudah menelponnya untuk pulang.
kalea mengganguk lalu kaffa tersenyum,
" gue pamit lea, good night cantik." usai mengatakan itu tanpa menunggu jawaban dari kalea ia langsung menancap gas motornya.kalea memegang pipinya sambil melihat motor kaffa yang kian menjauh dari perkarangan rumah nya. "njirr...gini aja gue salting, lemah banget hati lo lea."
***
kaffa memasuki rumahnya dengan pelan, ia berjalan ke arah kamarnya agarmenghindari makan malam karena sudah makan dengan kalea sebelumnya namun sang bunda terlebih dahulu memanggil nya.
"kaffa makan dulu," ucap sang bunda tengah duduk di meja makan bersama ayah.mau tidak mau ia harus duduk di meja makan bersama keluarganya, sang bunda mengambil nasi dan lauk untuknya dan ayah menanyakan keseharian nya disekolah dan hubungannya dengan kalea. untuk kedua orang tua itu keharmonisan dan bahagia adalah point utama. tak heran jika kaffa sangat menyayangi bunda dan ayahnya. Terlebih ia hanya sendiri alis tidak memiliki saudara atau sering disebut anak tunggal membuat seluruh perhatian orang tuanya teralih hanya untuknya.
suara alat makan beradu, begini lah suasana malam dirumah adibaskara.
" jadi bagaimana?," tanya baskara lagi memastikan.
"gimana apanya yah?" balas kaffa cuek sambil fokus memotong dagingnya.
"kamu dan kalea"
penuturan baskara menarik atensi kaffa, tentang kalea kaffa tidak bisa mengacuhkan.
kaffa sempat berhenti dari aktivitas menatap baskara kian lama."yah, kaffa gamau bahas ini."
terdengar hembusan gusar dari baskara, bukan ia tidak mendukung anaknya berpacaran dengan anak rekan bisnisnya tetapi kaffa dan kalea itu berbeda keyakinan.
mau bagaimanapun mereka tidak akan bisa bersatu, temboknya terlalu tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAFALEA||ON GOING
ספרות נוערtentang dua insan yang saling mencintai namun terhalang tembok yang sangat tinggi, serta cobaan dan ujian yang akan mereka hadapi. secuil kisah tentang perjuangan kaffa dan kalea untuk bersatu di atas banyak nya perbedaan.