Part 5

719 125 27
                                    

Satu tahun selanjutnya

Kaki mungil itu berlari menuju pintu melihat sang Mommy baru pulang dari kampus, ia tersenyum menatap namun wanita itu tidak menghiraukan dirinya, Mommy nya pergi berjalan menuju kamar. Ia menunduk merasa sedih karena di abaikan namun ia kembali menegak kan kepala mengusap air mata kasar berjalan menuju ruang keluarga, duduk di karpet.

Tap tap tap

Langkah kaki terdengar menuruni tangga, ia menoleh melihat Mommy nya berjalan menuju kearah ruang keluarga dan duduk di sofa.

"Mommy tudah Mam? Tini pijitin" ia mendekati sang Mommy

"Jangan pernah menyentuhku dengan tangan kotormu, bocah haram!!" suara dingin dan tegas dengan mata yang menatap tajam

Bocah kecil berusia dua tahun itu terdiam menunduk dan tidak jadi mendekat, hatinya begitu sakit mendengar perkataan sang Mommy.

"Mom.." gumam nya dengan bibir bergetar menahan tangis

"Jangan pernah memanggilku dengan sebutan Mommy, kamu tidak pantas memanggilku dengan sebutan Mommy, bocah haram.. Panggil aku dengan sebutan Eonnie, mengerti!!" bentak nya dengan tatapan dingin

Rose mengangguk pelan, air matanya mengalir dengan dada yang terasa sakit dan  menyesak kan. Ia mendongak menatap wajah sang Mommy.

"Nee..Mom- Nini eonnie" kembali ia duduk di karpet menghapus air mata

Jennie tersenyum mendengar perkataan anaknya. Setelah lulus SMA, Jennie memutuskan untuk kembali kerumah orang tua nya dan membawa Rose walau Irene sempat melarang namun akhirnya sang eonnie melepaskan nya.
Jennie kuliah di Unniversitas Seoul, ia mengambil jurusan Bisnis manajement agar melanjutkan perusahaan milik sang Appa. Jisoo juga kuliah disana mengambil jurusan dokter. Lisa, Joy sudah kelas dua SMA sedangkan Yerim kelas satu SMA di sekolah yang sama dengan Lisa.

Rose sudah berusia dua tahun, selama ia tinggal bersama dengan Mommy Jennie, kerap ia mendapatkan kata kata kasar dan makian dari Mommynya. Ia hanya mampu menangis dan berusaha tetap tegar, ia berusaha menerima segala kata kata menyakitkan itu bagaimanapun Jennie adalah Mommy kandung nya. Bocah kecil itu di dewasakan oleh keadaan, ketika dia lapar dan haus dengan sendiri ia makan dan minum, mengambil nasi dan minum sendiri yang memang sudah tersedia di meja makan. Walaupun Jennie sangat membenci anaknya namun ia tetap menyediakan makanan.

Bahkan bocah kecil itu sendiri saja di rumah setiap kali Jennie pergi ke kampus, jika ia pup atau pun pipis, dia sendiri pergi ke kamar mandi tentu setelah Jennie mengajari nya. Tentu bocah berusia dua tahun itu belajar mandiri. Pernah suatu hari ia mendapatkan amukan dari sang Mommy saat dirinya pipis dalam celana dan juga pup di celana hingga ia benar benar ketakutan saat itu melihat wajah sang Mommy yang menyeramkan, hingga esok hari sebelum Mommy nya berangkat kuliah, dia mengajari Rose untuk mandiri tentu si kecil mengangguk menuruti perkataan sang Mommy, dia takut jika Mommy kembali marah.

Jennie tetap menyiapkan susu botol yang berada dalam kulkas, masih memberi asi meski bukan langsung.

Rose melirik sang Mommy yang sibuk dengan ponsel mengabaikan dirinya, sungguh ia merindukan pelukan sang Mommy. Tidur saja terpisah dengan sang Mommy berbeda kamar, ia sendirian tidur dan begitu juga dengan Mommy nya.

"Eon-nie tudah matan?" tanya Rose gugup melirik Jennie

Jennie hanya diam tanpa berniat menjawab membuat Rose menunduk, ia memilih untuk bermain boneka saja.

"Chaeng, aunty datang" suara seseorang masuk  ke dalam

Rose menoleh, ia melihat kearah pintu terlihat Lisa bersama Joy juga Yerim datang membuat dia tersenyum senang.

"Aunty Lili, Joyi, Yelim" ia berdiri berlari mendekat

Grep

Yerim memeluk tubuh mungil itu di balas dengan erat oleh Rose.

"Chaeng, aunty kangen,"

"Dede uga tangen aunty," balasnya tersenyum

"Chaeng udah makan?" tanya Joy

Rose mengangguk," Tudah aunty, ayo tita main" ajak Rose menarik tangan Yerim

Mereka mengangguk berjalan menuju kearah ruang keluarga.

"Jennie eonnie," panggil Lisa memeluk tubuh Jennie

Rose yang melihat itu merasa cemburu namun dia sadar bahwa Mommy nya tidak ingin disentuh bahkan di peluk oleh nya. Dia menunduk kemudian bermain boneka bersama Yerim yang menatap Rose.

Ada apa dengan Chaeng?, Batin Yerim

"Ada apa kalian kesini?" tanya Jennie mengusap rambut Lisa sambil tersenyum

"Kangen eonnie dan Chaeng, makanya kami kesini" jawab Lisa memeluk Jennie manja

"Kalian sudah makan?" tanya Jennie menatap adik sepupu nya

"Sudah eon," jawab Joy

"Eonnie, Lili mau makan masakan Eonnie" rengek Lisa manja

"Jangan mau eon, dia sudah banyak makan,"

Lisa mendelik kesal," yaakk Joy eonnie, aku mau makan masakan Jennie eonnie, iri bilang,"

"Mana ada iri, dasar manja"

Lisa menjulurkan lidah mengejek Joy, ia kembali memeluk Jennie meminta untuk di masak kan makanan. Jennie mengangguk mengiyakan permintaan Lisa tentu membuat senyum terbit di bibir adik sepupu nya.

"Baik lah, Lili mau di masakin apa?" tanya Jennie

"Nasi goreng kimchi eon," Jennie mengangguk kemudian berjalan menuju dapur

Setelah Jennie pergi ke dapur Lisa duduk di karpet sambil ikut bermain dengan Rose yang merasakan sedih dan sakit melihat perlakuan sang Mommy pada Lisa namun ia berusaha untuk menyembunyikan dan tertawa bersama aunty nya saat Joy yang di pukul oleh Yerim karena di ganggu Joy.

Beberapa lama kemudian terdengar suara Jennie memanggil mereka untuk makan karena nasi goreng buatan nya sudah masak.

"Lili, Joy, Yerim.. Ayo makan, nasi goreng sudah masak," panggil Jennie

"Nee eonnie," Lisa duluan berlari kearah dapur di susul oleh Joy

Rose hanya diam saja menatap boneka nya, Yerim menoleh kearah Rose.

"Chaeng, ayo kita makan," ajak Yerim

Rose mengangguk kemudian di gendong oleh Yerim, saat sampai di ruang makan ia melihat kearah Jennie yang menatap dingin, ia pun menunduk kemudian duduk di kursi.

Jennie mengambilkan Lisa nasi goreng begitu juga dengan yang lain hingga saat giliran Rose, ia memberikan sedikit nasi goreng dan mengatakan bahwa anaknya tidak boleh makan nasi goreng pedas nanti sakit perut.

"Matacih Mom," ucap nya pelan.

Jennie mengangguk saja kemudian sibuk berbicara dengan Lisa,Yerim dan Joy. Diam diam Rose meneteskan air mata merasa sedih saat melihat Mommy nya mengusap manja rambut Lisa dan Yerim bahkan mengambilkan nasi untuk kedua nya, ia menghapus air mata tanpa ia sadari bahwa Joy melirik keponakan nya dari tadi.

Chaeng kenapa menangis? Ada apa dengan nya? batin Joy.

Joy melihat kearah dua adiknya dan eonnie nya yang tampak tertawa bercanda bersama, ia merasa Jennie tidak memperhatikan Rose dan mengabaikan nya.

Votement

See you👋🌹

80⭐

TIDAK DI INGINKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang