Part 4

809 119 26
                                    

Tiga minggu selanjutnya

Di sebuah Mansion mewah tampak bayi kecil itu sedang duduk di depan tv sambil bermain boneka dengan mulut yang mengunyah biskuit membuat pipi nya menggembung.

"Hai baby, asyik banget main nya"

Bayi itu menoleh menatap seorang gadis remaja yang tersenyum lembut.

"Chu.. Chu eoh Mam mam" teriak nya berdiri menyodorkan biskuit ke mulut gadis itu

Gadis itu menggigit biskuit milik bayi mungil yang tampak senang, ia pun menggendong tubuh si kecil dan mencium pipi bayi itu dengan gemas.

Terdengar langkah kaki menggema di dalam Mansion terlihat dua orang mendekati mereka, satu nya hanya menatap malas melihat bayi mungil itu.

"Hai baby, uh gemas banget sih" ujarnya mencium pipi si kecil

"Nty Yun yun" ocehnya menyodorkan tangan meminta di gendong

Irene mengambil bayi kecil itu dari adik nya, ia mencium pipi si kecil yang tertawa.

"Eonnie, Jichu lapar" rengek Jisoo pada Irene

"Pesan saja makanan nya Chu, eonnie lagi malas masak," kata Irene yang memangku bayi kecil itu

"Jen, pergi ganti baju setelah itu kamu makan" suruh Irene sedangkan sang empu hanya mengangguk

"Mom..Mom.." panggil Rose melihat Jennie yang berjalan

Jennie tidak mempedulikan Rose yang memanggil, ia terus menuju lantai atas sedangkan Irene hanya mengusap pipi Rose yang menangis karena di abaikan oleh Jennie.

"Jangan menangis sayang, Mommy Jen mau ganti baju dulu, sama aunty dulu baby" bujuk Irene

Aunty, Irene janji akan mengubah sikap Jennie terhadap anaknya, aku mengerti kenapa dia seperti itu namun aku sedih melihat ia tidak menganggap bayinya. Batin Irene

Semenjak Rose kembali kritis bahkan sadar Irene menyuruh Jennie dan Rose untuk tinggal bersama dia karena Irene khawatir jika Jennie tinggal berdua dengan Rose, takut terjadi apa apa pada bayi itu mengingat Jennie yang tidak peduli walaupun begitu Irene juga tidak bisa membiarkan sepupunya sendiri saja.

"JICHU EONNIE, LILI CANTIK PULANG BERSAMA BERUANG DAN OLAF JUGA TIANG LISTRIK" teriak gadis jangkung menggema

"HUAAAAA...MOM..MOM..HUAAA"

"LALISA SIALAN"

Lisa langsung menciut ketika Jennie menatap tajam bahkan dingin, ia bersembunyi di belakang tubuh Seulgi. Mereka baru datang dari New Zealand dan pindah ke Seoul.

Irene berusaha menenangkan Rose yang menangis kejer, Seulgi dan yang lain mendekati Irene. Lisa menunduk saat melihat eonnie nya menatap dirinya dingin.

"Maaf Eonnie" pinta Lisa menunduk

"Hai baby, cup cup sayang" bujuk Wendy mengusap pipi Rose

"Eonnie, sini Rosie nya" kata Jennie datar

Irene melihat kearah Jennie meski sedikit ragu ia pun memberikan Rose pada Jennie. Si bayi diam dalam gendongan Jennie, tentu saja karena bayi mungil itu takut jika Mommy nya kembali marah dan membentak dia.

"Mom..Mom.." lirih Rosie memeluk Jennie

"Aku ke kamar dulu," jawab Jennie meninggalkan mereka sambil menggendong Rose

Seulgi yang datang bersama adik nya cuma bisa menganga melihat sikap Jennie, Irene menatap kearah adik adiknya.

"Eonnie, jadi Rose adalah anak Jennie?" tanya Wendy

"Iya Wen,"

Irene pun menceritakan tentang Jennie kecuali perbuatan kasar Jennie terhadap Rose, sebenarnya ia khawatir jika sepupunya itu malah memarahi Rose di kamar namun ia menepis itu. Adik adik nya terkejut bahkan emosi terhadap Taehyung yang tidak bertanggung jawab.

"Lisa, eonnie minta tolong jangan teriak teriak di hadapan Chae, karena si kecil memiliki penyakit jantung lemah, eonnie tidak ingin kehilangan Chae" pinta Irene memandang adiknya

"Apa? Kasihan sekali eonnie baby Rose" ujar Wendy sedih

"Iya Wen, cuma kita keluarga Jennie dan Rose.. Eonnie harap kalian bisa mengerti dan menjaga Jennie juga bayi kecil itu"

Mereka mengangguk mengerti. Irene memiliki 6 orang adik yaitu Kim Seulgi, Kim Wendy, Kim Jisoo, Kim Joy, Kim Lalisa dan Kim Yerim.

Seulgi bekerja di perusahaan orang tua nya sedangkan Wendy seorang dokter spesialis anak. Lisa dan Joy masih sekolah kelas 1 SMA jurusan IPA sedangkan Jisoo SMA kelas 3 seumuran dengan Jennie dan Yerim kelas 3 SMP tapi masih di New Zealand.

Di kamar

Jennie hanya diam memandang anaknya yang memeluk dirinya dan membiarkan si bayi menyusu padanya, sebenarnya semenjak ia melahirkan Rose, asi nya selalu keluar hingga pada akhirnya ia memilih memompa asi memberikan pada bayi yang tidak ia inginkan itu dari pada mubazir, dan ini untuk pertama kali Rose menyusu pada Jennie secara langsung.

"Lihat saja nanti bayi haram, setelah aku tinggal bersama mu di rumah orang tuaku, aku tidak akan memperlakukan mu seperti ini.. Aku hanya berpura pura baik di depan mereka" gumam Jennie menatap Rose penuh kebencian dan dendam.

Bayi mungil itu sudah tertidur pulas dengan mulut yang masih menghisap puting Mommy nya setelah beberapa saat Jennie melepas kan lalu mengancingkan baju beranjak dari kasur keluar dari kamar menuju ruang makan.

Jennie melihat sepupunya sudah duduk di ruang makan hanya menunggu dia, mereka yang melihat Jennie tersenyum.

"Jen, baby Chaeyoung tidur?" tanya Jisoo

"Ya, dia tidur" Jennie duduk di kursi samping Joy

"Mari kita makan bersama," seru Lisa

Mereka mulai makan, Irene melirik Jennie yang diam saja tanpa ekspresi apa pun, dia berharap Jennie merubah prilaku terhadap Rose.

"Eonnie, kami pindah kesini dan akan sekolah juga bekerja disini," kata Wendy

"Baik lah... Lisa, Joy kalian sekolah di tempat Jisoo dan Jennie saja" kata Irene

"Nee eonnie,"

"Wendy, kamu bekerja di rumah sakit mana?"

"Aku bekerja di rumah sakit yang sama dengan Eonnie," jawabnya di angguk oleh Irene

"Oh ya, Yerim nggak ikut pindah kesini?" tanya Jisoo

"Si boncel itu tamat SMP baru pindah kesini Chu, nanggung banget soalnya,"

Jisoo mengangguk mengerti dan mereka tampak bercerita tentang sekolah dan kerjaan mereka, Jennie hanya diam tanpa ikut berbicara paling jika ia di tanya baru bicara. Irene memandang Jennie dengan rasa kasihan, dia mengerti bagaimana perasaan Jennie yang masih muda sudah memiliki anak.

Votement

See you 🌹👋

TIDAK DI INGINKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang