Part 7

1K 143 30
                                    

Mereka yang disana terdiam kaget melihat Irene menampar Jennie bahkan Jisoo yang baru sampai bersama Lisa juga terkejut. Jennie terdiam merasakan tamparan dari eonnie sepupu nya, ia menoleh kearah Irene yang menatap dingin bahkan terlihat marah.

"Eonnie, apa yang kamu lakukan?!" tanya Seulgi

Irene mengabaikan pertanyaan Seulgi, dia menatap Jennie yang juga memandang nya dingin.

"Jennie, kenapa kamu tega meninggalkan Chae sendirian dirumah? Aku tahu kamu sangat membenci dia tapi sampai segitu nya kamu membiarkan dia!"

Jennie tersenyum sinis," Selama ini Rosie selalu sendiri dirumah saat aku pergi ke kampus, bukan kah dia sudah bisa mandiri bahkan aku juga sudah menyiapkan makan dan susu, dia juga bisa mengambil sendiri, karena aku tidak menginginkan bocah haram seperti dia!"

"APA?!" kaget Irene serta adik adiknya

"Dengar Jen, bukan Rose yang haram tetapi perbuatan mu bersama lelaki bajingan itu yang haram!! Kamu benar benar keterlaluan Jen! Dimana hati nurani mu sebagai seorang Mommy, apa kamu tidak takut dan menyesal jika sesuatu terjadi pada anak kandung mu!" bentak Irene dengan mata berkaca kaca

"Kalian tidak tahu apa yang aku rasakan jadi jangan pernah ikut campur," Jennie menatap dingin walau hatinya sakit kembali teringat masa lalu nya.

Lisa mendekati Jennie sambil berkata," Jennie eonnie, kami mengerti perasaanmu tapi jangan lah kamu melampiaskan rasa sakit, kecewa, lukamu terhadap Chaeng, dia tidak tahu dan mengerti apa pun, dia hanya seorang anak kecil yang memiliki Mommy sepertimu."

Jennie diam saja mendengar perkataan Lisa, Jisoo perlahan lahan mendekat.

"Eonnie, apa kamu tidak kasihan terhadap Chaeng yang selalu merasa sedih dan sakit saat kamu mengabaikan dan tidak peduli kehadiran nya, sedangkan dia selalu menyayangimu bahkan di saat sebelum ia kejang kejang sempat kata Mommy dia sebut seakan ia berharap dirimu lah yang menghampiri nya, aku mohon jangan lampiaskan semua rasa sakit dan kecewa mu pada anak mu, hiks" Joy menangis di hadapan Jennie.

"Jennie, kalau memang kamu ke kampus, kamu bisa meninggalkan Chaeyoung kepada kami, atau biarkan kami yang merawat dan membesarkan Chaeyoung," Jisoo menatap Jennie

Irene hanya diam terduduk di kursi, ada perasaan bersalah telah menampar adiknya itu, ia terlalu di kuasai oleh emosi,takut kehilangan Rose. Jennie tanpa bicara apa pun dia pergi meninggalkan mereka yang diam memandang lirih kearah Jennie.

Ceklek

Pintu ruang IGD terbuka keluar dokter Wendy bersama Dokter Han sohe membuat mereka mendekat.

"Dokter, bagaimana kondisi keponakan saya?" tanya Seulgi

Dokter Han Sohe menghela nafas sejenak, ia memandangi Irene dan lain nya, Wendy hanya menunduk kan kepala.

"Maaf, keponakan anda tidak bisa kami selamatkan, anda terlambat membawa pasien karena keadaan nya cukup parah akibat panas tinggi di sertai kejang kejang selain itu saluran pernafasannya juga tersumbat membuat dia kesulitan bernafas apa lagi jantungnya kembali berulah dan semakin parah,"

Deg

Bak tersambar petir mereka tersentak kaget, menggeleng tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Dokter Han. Irene berdiri mendekati Wendy yang menegak kan kepala.

"Wendy katakan apa yang di bilang Dokter Han bohong kan?!" teriak Irene mengguncang bahu adiknya

Wendy hanya mengangguk serta air mata mengalir, Irene terdiam tubuh nya terasa lemas tidak berdaya. Dia terduduk di lantai dengan tangisan yang memilukan begitu juga adik adiknya ikut menangis.

"Aunty, Mianhae hiks, aku tidak bisa menjaga Chae hiks,"

Jennie yang sebenarnya tidak benar benar pergi merasa hancur dan sakit, ia menghapus kasar air mata nya, dia lari memasuki ruang IGD tidak peduli dengan dokter yang ia tabrak. Mereka terkejut melihat sepupunya itu dan segera menyusul masuk ke dalam. Suster sedang melepaskan alat alat yang terpasang di tubuh mungil itu.

"ROSIE BANGUN HIKS, JANGAN TINGGALIN MOMMY HIKS, MAAF KAN MOMMY HIKS" teriak Jennie histeris memeluk tubuh anak nya

Tubuh mungil itu di peluk dan di dekap oleh Mommy nya, Wendy bersama yang lain kecuali Irene yang pingsan di temani oleh Jisoo. Menangis melihat pemandangan itu, Lisa bersama Joy mendekati Jennie untuk menenangkan sepupu mereka.

"Eonnie, ikhlaskan kepergian Chaeng hiks, bukan kah eonnie membenci dan tidak menginginkan dia hiks, biarkan dia pergi bersama Haelmoni dan Haelboji nya hiks"

Jennie mengabaikan perkataan Lisa, jauh di lubuk hatinya, ia tidak ingin kehilangan Rose karena di kuasai ego serta kecewa terhadap Taehyung membuat dia benci Rose.

"Rosie hiks, Mommy mohon kembali Nak, berikan Mommy kesempatan untuk menebus kesalahan Mommy hiks, Mommy sangat menyayangimu hiks, aku mohon kembali lah hiks" lirih Jennie menangis memeluk tubuh anak nya

Lisa dan Joy memeluk tubuh Jennie yang terlihat semakin hancur dan sakit, setelah di tunggu tunggu tidak ada tanda apa pun membuat Jennie semakin pilu dan sakit kehilangan anak nya.

Irene telah sadar, ia menangis terisak di pelukan Jisoo yang berusaha menenangkan eonnie nya.

"Chae hiks, maafin aunty telat datang hiks,"

"Ini salah ku, aku tidak becus jadi dokter hiks karena tidak bisa menyelamatkan Chae hiks"

Irene memukul dirinya merasa gagal menjadi seorang dokter untuk keponakan nya, Jisoo menahan Irene dan menatap wajah eonnie nya.

"Cukup eonnie, ini bukan salah mu dan kamu sudah berusaha menyelamatkan Chaeyoung membawa kerumah sakit tapi takdir tuhan berkehendak menginginkan Chaeyoung"

Irene hanya terisak di pelukan sang adik, Jisoo pun mengajak eonnie nya ke ruang IGD untuk melihat keponakan terakhir kali, Irene mengangguk.

Kedua nya berjalan keluar ruangan menuju ruang IGD, setibanya di depan ruangan itu segera mereka masuk. Mereka melihat Jennie yang masih memeluk tubuh itu dengan cucuran air mata serta wajah yang bersalah.

Irene segera menghampiri Jennie, ia memeluk tubuh sepupunya dengan kembali menangis tentu membuat suasana semakin sedih.

"Jennie_yaa, maafkan  eonnie telah menamparmu hiks"

"Rosie, anak ku hiks, dia pergi hiks"

Semua larut dalam kesedihan kehilangan Rose hingga akhirnya mereka terkejut ketika melihat sesuatu hal.

"Huaaa...huaaa.." tangisan menggema di dalam ruangan itu

Jennie memeluk erat tubuh anak nya sambil mencium wajah bocah itu yang kembali hidup di sertai tangisan dari anaknya. Dokter bahkan suster ikut terkejut melihat mukjizat tuhan, segera mereka memasangkan infus serta alat alat medis. Jennie tiba tiba pingsan di pelukan Jisoo tentu mereka kaget, segera dibawa keruang rawat oleh Jisoo hingga Irene yang menangani Jennie.

"Mom-my" lirih Rose setelah itu dia tidak sadarkan diri

Bocah kecil itu dinyatakan koma karena kondisi jantung dan paru paru nya bermasalah  serta buruk. Mereka hanya pasrah dan sabar setidak nya lega bahwa keponakan mereka tidak meninggalkan mereka.



Votement

See you🌹👋

Double up

100⭐

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TIDAK DI INGINKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang