Part 6

599 127 15
                                    

Sejak pulang dari rumah sepupu nya, Joy selalu memikirkan keponakan nya yang terlihat sedih bahkan meneteskan air mata. Dia berpikir ada apa antara sepupu nya itu dengan anaknya, Joy menyadari bagaimana sikap Jennie yang tidak peduli bahkan mengabaikan Rose sedangkan ponakan nya terlihat tampak takut pada Mommynya sendiri.

Joy merasa ada yang tidak beres dengan sepupu juga keponakan nya namun ia berfikir positif saja.

"Joy" tepukan di pundak membuat dirinya terkejut kemudian menoleh kearah seseorang yang berdiri di samping nya.

"Eoh eonnie, kamu baru pulang?" tanya Joy

Eonnie nya mengangguk lalu duduk di samping Joy.

"Joy, kenapa melamun?"

"Aku cuma kepikiran Chaeng eon,"

"Memangnya ada apa dengan Chae?"

Joy pun menceritakan apa yang dia rasakan semenjak pulang dari rumah sepupu nya, wanita itu terdiam mendengar cerita adiknya, ada perasaan khawatir serta gelisah hinggap di hatinya.

"Irene eonnie, apa eonnie tahu tentang Jennie eonnie dan Chaeng? Aku merasa Jennie eonnie  nggak mau perhatiin Chaeng, selalu di abaiikan,"

"Joy, ayo kita kerumah Jennie, eonnie ingin melihat Chae," ajak Irene berdiri dari duduk nya

Tampak raut wajah khawatir terlihat oleh Joy, tanpa bertanya Joy pun mengikuti dari belakang. Keduanya masuk ke dalam mobil dengan Irene yang mengemudi sedangkan Joy duduk di samping eonnie nya.

Wendy masih dirumah sakit sedangkan Jisoo sedang mengerjakan tugas dirumah teman nya, Seulgi masih di kantor sedangkan Lisa tidur karena lelah pulang sekolah.


                           ####

Dikediaman Kim

Rose sedang menangis karena badan nya tidak enak, tubuh nya terasa panas dan dia berbaring di karpet. Jennie belum pulang kuliah padahal jam sudah pukul setengah lima sore, ntah kemana Mommy nya.

"Mommy hiks,, pala chie catit hiks" tangis nya terisak merasakan sakit

Rose hanya mampu menangis dan berbicara lirih berharap sang Mommy pulang, ia merasa haus namun tubuh nya begitu lemas.

Ceklek

Pintu rumah terbuka membuat bocah kecil itu membuka mata berusaha duduk untuk melihat siapa yang datang, ia berharap Mommy nya pulang namun tubuh nya yang benar benar lemah tidak mampu bangkit. Langkah kaki terdengar mendekati ruang keluarga alangkah terkejutnya orang yang datang melihat kondisi malang Rose.

"Astaga, Chaeng!?"

Irene langsung mendekat dan mencoba memangku ponakan nya, ia terbelalak kaget ketika merasakan suhu tubuh Rose yang panas tinggi.

"Mom..my" lirih nya sesaat kemudian tubuh mungil itu kejang kejang serta matanya menatap ke langit langit rumah

Irene dan Joy tentu kaget dan panik hingga mereka segera membawa Rose ke rumah sakit, dengan air mata yang bercucuran melihat kondisi Rose.

Irene melakukan sesuatu untuk menyelamatkan ponakan nya itu sedangkan Joy menyetir mobil. Di pikiran mereka saat ini kondisi Rose yang benar benar sangat parah, Irene menangis sambil memberikan pertolongan pada Rose yang terus kejang kejang bahkan mata yang terus melihat keatas di sertai nafas yang tidak beraturan juga dada nya yang naik turun.

"Joy cepat hiks"

"Chae, sayang" Irene benar benar ketakutan

Dia takut jika bocah kecil itu tidak mampu ia selamatkan, tak lama sampai lah mereka di rumah sakit, Irene segera turun lalu berlari masuk ke dalam hingga suster dan beberapa dokter segera mengambil alih tubuh bocah dua tahun. Dokter laki laki itu berlari menuju ruang IGD sambil berusaha memberikan pertolongan. Irene terduduk lemas di depan IGD dengan air mata bercucuran, Joy memeluk tubuh eonnie nya, tidak lama Wendy menghampiri keduanya ikut memeluk eonnie dan adiknya.

"Joy ada apa?"

"Chaeng eonnie hiks" tangis Joy tak mampu melanjutkan kata kata

Wendy segera melepaskan pelukan dan bergegas masuk ke dalam ruang IGD.

Disisi lain Jennie baru pulang dari kampus, ia terkejut saat melihat pintu rumah terbuka, dia masuk ke dalam tidak melihat siapa pun bahkan anak nya pun tidak ada.

"Rosie, kamu dimana?"

"Rosie keluar, jangan bikin aku marah"

Drrt.. Drtt

Ponsel milik nya bergetar ia melihat nama Lisa disana,segera ia mengangkat panggilan itu seketika ia terdiam mendengar ucapan sepupunya. Jennie mematikan sepihak segera bergegas menuju rumah sakit, raut wajah nya begitu panik dan khawatir terhadap Rose. Sebenci apa pun dia terhadap anaknya, batin nya tetap merasa takut kehilangan putrinya, mobil melaju kencang menuju rumah sakit, ia menyelip diantara mobil dan motor hingga akhirnya tiba di depan rumah sakit.

Jennie berlari menuju tempat dimana sepupu nya berada, ia melihat sepupu nya sedang duduk di kursi tunggu di depan ruang IGD. Irene yang melihat kedatangan sepupunya berdiri dan menghampiri nya, saat berhadap hadapan tiba tiba.

PLAK..





Votement

See you 🌹👋

100⭐






TIDAK DI INGINKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang