𝐈𝐈𝐈. 𝐒𝐂𝐇𝐑𝐎̈𝐃𝐈𝐍𝐆𝐄𝐑'𝐒 𝐊𝐈𝐒𝐒 [𝐌]

222 21 2
                                    

Warning: Implied Semi Dub-con sex scene!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning: Implied Semi Dub-con sex scene!



“Kau tidak perlu tahu.”

Yang jatuh dengan dingin bersamaan dengan kata-katanya adalah jumbai di tepi kerah dan lambang pangkat Zee. Cahaya lilin yang redup menyinarinya, membuat sisik-sisik kecil di atasnya menjadi jernih dan indah.

Jari-jari dingin dan putih itu mencapit dagu Nunew tanpa ampun di detik berikutnya. Kekuatannya membuat Nunew kesakitan, di saat yang sama, ia tidak bisa lagi menyembunyikan tatapannya. Jika Nunew melihat ke samping dengan postur seperti ini, ia tampak bodoh, jadi ia mengangkat pandangan matanya untuk saling menatap.

“Tsk, bukankah kau bilang tidak akan memaksaku?” Nunew menjadi tidak sabar, seolah-olah mereka tidak saling mengenal dekat dengan satu sama lain. “Kenapa? Janjimu hanya omong kosong belaka di depan rakyatmu?”

Setelah kekalahan bangsa manusia, Nunew dikirim kembali ke klan vampir sebagai trofi.

Setelah pertemuan pertamanya lagi dengan Zee, Nunew melarikan diri saat Zee hendak pergi menuju Markas Komando Militer Kepulauan Barat. Ia melarikan diri dan tidak ada yang berani menghentikannya.

Ia sudah hamil pada hari kabinet menangkapnya.

Kemudian ia menempelkan pistol yew¹ ke perutnya dan mengajukan beberapa persyaratan, salah satunya adalah Zee harus memastikan kalau tidak ada satu orang pun di klan vampir yang bisa memaksanya melakukan apa pun, termasuk sang raja itu sendiri. 

Ia juga meminta agar ia dibebaskan kembali ke bangsa manusia setelah status buronannya dicabut, dan keluarga kerajaan tidak akan pernah meminta pertanggung jawabannya. 

Faktanya, memang ia adalah trofi setelah kekalahan bangsa manusia dan sudah diserahkan kepada para vampir. Terlebih lagi, bangsa manusia terpaksa mengeluarkan status buron untuknya, jadi sebenarnya sangat mustahil baginya untuk dikembalikan ke dunia manusia. 

Namun syarat yang diajukan Nunew saat itu tetap disetujui. 

Nunew merasa tidak nyaman dengan posisi ini. Ia menggerakkan dagunya ke kiri dan ke kanan, berharap untuk melepaskan diri dari kekuatan yang erat ini, tetapi daging lembut di dagunya tergesek hingga memerah, dan itu sama sekali tidak membantu.

Jadi ia berhenti berpura-pura dan dengan cepat mengeluarkan pistol yew dari bawah bantal, mengulurkan tangannya dan dengan dingin menepis tangan Zee yang mencengkramnya. 

“Kau masih ingat apa yang kukatakan di hari pertama aku kembali? Kenapa kau terus mencari masalah denganku?” Laras senapan perak dingin itu menempel di tenggorokan Zee. Nunew sungguh kehilangan kesabarannya sekarang, ia menodongkan moncong senjatanya. Menggosok leher halus itu ke atas dan ke bawah, seperti sedang menggoda seseorang, tetapi gerakan itu juga seperti duri beracun yang direntangkan oleh monster laut di luar klan mereka, “kalau begitu aku akan memperlakukanmu dengan cara yang sama.”

NIGHT HAS COME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang