Akhdan

16 1 3
                                    

Hai hai akhdan0809
(≧∇≦)/

Sebelumnya, maaf yah udah ganggu waktunya. Tpi, maukah akhdan meluangkan waktunya sebanyak 1 menit hingga 1 jam untuk berbicara dgn saya?

Mau? baguslah klo akhdan mau( ̄∇ ̄)

Kalo begitu, tolong mampir ke part/chapter/bab yg pertama, yang berjudul 'the invitation letter'.

٩( ᐛ )و ingat, mampir dulu ke part pertama dan baca dulu tuh part. Kalo udah, balik lagi ke sini yah.

Akhdan ga boleh nakal dengan baca nih part sebelum baca part pertama!

Jangan scroll ke bawah! ᕕ(˵•̀෴•́˵)ᕗ

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Hai Akhdan! Ketemu lagi sama aku disini," sapaku pada Akhdan yang kini telah kembali lagi ke part ini.

Aku menatap Akhdan dengan mata penuh harap. "Gimana? Akhdan tertarik gak?"

Aku sangat berharap author yang satu ini ikut bergabung ke dalam grup itu. Bagaimana pun...

'Gue ngerasa gemes sama nih anak satu! Uhh jadi pen nyubit deh,' batinku sembari menahan gemas.

Entah karena cuaca nya yang sedang panas atau karena Akhdan yang sedang panas, aku tiba-tiba dapat melihat kedua pipi Akhdan yang memerah setelah aku mengatakan ucapanku dalam batin.

"Kenapa kamu merasa gemas sama Akhdan?" tanya Akhdan dengan malu-malu.

Aku sontak merasa terkejut. 'Eh?? perasaan tadi ngomong dalam batin deh, tapi kenapa Akhdan bisa tau yah?'

Memilih abai dengan pikiran tersebut, aku pun segera menjawab pertanyaan Akhdan. Itu bukan hal yang harus ku sembunyikan, justru sebenarnya aku sangat ingin mengutarakannya.

"Of course karna Akhdan yang mangggil diri sendiri pakai nama. Kayak lucu-lucu gitu lho. Aku memang belum baca cerita Akhdan, tapi aku sempat mampir ke salah satu part nya. Dan disana, aku menemukan ketikan Akhdan yang menyebut diri sendiri dengan nama," jelasku dengan semangat.

"Jarang² lho aku nemu orang yang manggil diri sendiri pake nama, jadi begitu nemu ketikan Akhdan aku pun langsung merasa gemas hihihi," sambungku, "kayak di cerita-cerita."

Akhdan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Ah begitu yah."

"Uwahh, jadi pen nyubit ginjal Akhdan deh. Gemes banget soalnya!" Aku menggerakan jari telunjuk dan jempolku seolah sedang mencubit sesuatu.

Akhdan mundur beberapa langkah untuk menghindari orang aneh di hadapannya ini.

Menyadari Akhdan merasa tak nyaman, aku pun segera menyudahi tingkahku yang keluar akibat perasaan gemas yang tadi meronta-ronta. "Hehee ... sorry yah, Akhdan."

Akhdan menganggukkan kepalanya ragu.

"Jadi gimana? Akhdan tertarik gak buat masuk grupnya?" Aku kembali menanyakan pertanyaan yang sama kepada orang di hadapanku ini.

Akhdan tampak terdiam sejenak sebelum akhirnya mulai mengetikkan jarinya di atas layar ponselnya.

"Akhdan ...."

a. Tertarik
b. Cukup Tertarik
c. Sangat Tertarik
d. Cepet masukin Akhdan ke grup itu!

⋘ 𝑃𝑙𝑒𝑎𝑠𝑒 𝑤𝑎𝑖𝑡... ⋙

Harus tertarik sih (-^〇^-) jadi Akhdan ga boleh nolak, hihihi.

Akhdan harus jadi anak baik dan nurut sama kakak, jdi terima yah?!

Ayolah... piss (ಥ ͜ʖಥ)

Invitation LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang