Sebelumnya maaf sudah menganggu waktu berharga nya🙏
Dan kini aku akan meminta maaf lagi karna akan meyuruhmu untuk pergi ke part/chapter/bab yang pertama, yang berjudul 'The invitation letter'.
Di sana aku akan menjelaskan beberapa hal yang mungkin akan menjadi kebingunganmu saat ini.
(◍•ᴗ•◍) Jadi, mohon utk pergi ke part 1.
Ingat, baca dahulu part tsb sebelum melanjutkan part ini!
Jangan scroll kebawah dulu!!! ᕕ(˵•̀෴•́˵)ᕗ
Mohon untuk menurut!
.
.
.
.
.
.
.
.
Namamu Allena? Aku mendapati nama tersebut di profilmu, jdi aku akan menganggap nya sebagai namamu, hehee.
◍◍◍
Aku menatap binar Allena yang telah kembali ke part ini. "Hai bub! Gimana? Tertarik buat gabung?"
Alena terdiam, tak memberikan jawaban.
Hal itu membuatku menurunkan bahu dengan lesu. "Ayolah, bub. Kau harus tertarik dengan tawaranku ini. Tidak ingin kah dirimu berinteraksi dengan penulis lainnya?"
Mendapati Allena yang masih terdiam membuat keringat sebesar biji jagung menetes di pelipisku. 'Duh, gimana gue bisa bujuk nih author yah?'
Tik
Tok
Tik
Tok
Ting!
'Aha!' Bagai di film kartun-kartun, kini aku dapat merasakan sebuah bola lampu tengah bersinar terang di atas kepalaku.
"Allena!" panggilku dengan semangat.
"Apa?"
Mendapati Allena kini merespon ucapanku, aku pun menjadi tambah bersemangat. "Percaya ga percaya, aku itu pernah membaca ceritamu lho?"
"Benarkah?"
Kini aku dapat melihat bahwa penulis di hadapanku ini mulai tertarik dengan pembicaraanku ini. Aku pun kembali berbicara, "Iya! Aku baca ceritamu yang AJBB, lho. Ya, walaupun kini aku sudah lupa dgn alurnya, tapi aku yakin sekali bahwa dulu aku pernah membaca ceritamu!"
Allena mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.
"Apa kau ingat pernah mendapat notif vote dariku??" tanyaku.
Allena tampak berpikir sejenak, sepertinya dia sedang mengingat-ngingat. Setelah ia menghabiskan waktu berberapa saat, akhirnya Allena menggeleng dan berkata, "Tidak, aku tidak ingat."
Aku membulatkan bibirku hingga membentuk huruf O. "(°o°:)ᴼʰ begitu rupanya. Wajar sih kalau kau tak mengingatnya, lagipula aku memang tidak pernah memberikan vote pada ceritamu."
"Eh?" Allena tampak membulatkan matanya, sepertinya ia merasa terkejut.
Aku yang mengerti akan hal itu pun segera menganggukkan kepala. "Iya, aku memang membaca ceritamu, tpi aku tidak memberikan vote."
"Jadi lo pembaca sider gue?!" tanya Allena dengan menggebu-gebu.
Dengan watadosnya (wajah tanpa dosa) aku kembali menganggukkan kepala. "Iya, dulu aku memang seorang pembaca yang nakal. itu sebabnya aku tak memberikan vote."
"What the hell?!"
Aku menyengir kuda. "Tapi, Kak... kakak seharusnya bangga punya salah satu pembaca kayak aku. Soalnya 'kan jarang-jarang ada pembaca sider yang ngaku ( ̄∇ ̄) Jadi dapat dikatakan bahwa aku tuh salah satu pembaca langka yang perlu dilindungi agar tidak cepat punah."
Allena mengusap wajahnya kasar, lalu membatin, 'Nih anak bagusnya diapain yah? dilempar ke rawa-rawa kah? atau dilempar ke kandang harimau?'
"Eh kak! Jangan dong! Kakak tega ngelakuin itu ke aku?" Aku memasang wajah puppy eyes puppy U^︿^U
"Ya gue tega!" ketus Allena, lallu kembali membatin,'Eh? perasaan tadi gue ngomong dalam batin lho. tapi kenapa nih anak tau niat gue itu?'
"Huh, yaudah deh... iya, aku ngaku salah. Sebagai gantinya, setelah ini, aku akan vote tuh cerita kakak. Tapi-"
Allena menjentikkan jarinya. "Bagus, memang seharusnya lo ngasih gue vote."
"-ada syaratnya."
"Dih! kok gitu?!" kaget Allena mendapati lanjutan dari ucapanku tersebut.
"Ishh, biarin lah. Pokoknya aku bakal vote kok asalkan kamu mau nerima tawaran aku yg di part 1. Gimana?" Aku menaik-turunkan alisku ke arah Allena.
Allena berdengus kasar, lalu bersidekap dada. "Kalo gitu, sekalian aja ga usah vote. Gue ga begitu butuh tuh sama vote dari lo."
"Ihhh... jan gitu dong. Kakak harus tertarik buat gabung ke tuh grup. Mau yah?" bujukku.
"Gak," tolak Allena.
Aku pun segera meraih lengan kak Allena. "Ayolah, Kak. Mau yah?"
"Gak!" Allena menghempaskan tanganku yang memegang lengannya.
Namun, Aku tak menyerah begitu saja. Aku kembali meraih lengan Allena tersebut dan kembali berkata, "Ayolah. Masa kakak tega nolak aku yang imut ini? Jadi ayolah gabung."
"Aishhh!" Allena memjamkan matanya untuk menahan rasa kesalnya.
Setelah beberapa saat, ia pun membuka matanya untuk menatap garang makhluk aneh di hadapannya. Setelahnya, ia pun membuka mulutnya untuk menjawab...
a. "GUE BILANG GAK YA BERARTI GAK!"
b. "Yaudah iya iya. Gue bakal gabung, jadi berhentilah berbicara!"
Jadi, manakah diantara dua pilihan itu yang akan seorang Allena pilih??
penasaran? mari simak kisahnya, wkwk.
⋘ 𝑃𝑙𝑒𝑎𝑠𝑒 𝑤𝑎𝑖𝑡... ⋙
Just kidding, bub.
Sekalipun kamu ga nerima tawaranku, Aku bakal tetep vote kok👍 Tapi, Aku bakal vote nya di akun ini. Malu aku klo pake akun asli, ntar ketahuan bahwa aku dulunya sider😋
tapi, percayalah, sekarang aku bukan sider kok✌
soalnya sebagai penulis, kini aku tahu rasanya mendapatkan notif vote dari pembaca. Jadi aku ga tega buat jadi sider lagi.
(◍•ᴗ•◍)
Mohon dijawab yah penggemarnya Cale Henituse. Atau jangan² pacarnya Cale?
'Kan biasanya.... cewek klo suka sma satu karakter, mereka bakal anggap karakter tersebut sebagai pacarnya, ya gak?
Soalnya gue juga gitu( ̄∇ ̄)
Kenalin, gue pacarnya Kim dokja dari Omniscient Readers Viewpoint 😎

KAMU SEDANG MEMBACA
Invitation Letter
RandomBerisi kumpulan surat undangan yang diajukan kepada para penulis. penulis dengan genre brothership khususnya.