Sudah 4 tahun sejak tempat itu akan didatangi oleh Givel. Tempat yg gelap,dingin dan meyeramkan. tempat dimana segala trauma tumbuh dan hidup dalam dirinya. begitu pula dengan penyakit langka yg dideritanya.
Diumur ke 23 tahun, lambat laun trauma itu mulai hilang, tentu saja dibantu oleh psikiater terhebat yg ia kenal. Sayangnya untuk penyakit langka yg dideritanya belum bisa untuk disembuhkan. Sudah banyak dokter, profesor bahkan ilmuwan berdatangan mencoba untuk menyembuhkan dirinya. Hingga di umur yg ke 25 tahun dia mulai menyerah atas penyakit itu.
.....
Perlahan Givel berjalan masuk menuju ruang bawah tanah. Semakin turun maka terlihatlah sebuah ruangan di lingkupi dengan pintu kayu bergambarkan bunga mawar hitam.
Givel menatap pintu itu dengan tatapan yg sulit diartikan. Netra gelapnya memancarkan emosi yg berubah-ubah. Tubuh tegapnya berdiri tegang tepat didepan pintu ruangan itu. Entah apa yg dipikirkan pria itu hingga 20 menit berdiri menatap lurus pintu kayu itu.
Perlahan tangannya terulur mengelus gambar kelopak bunga dan turun menuju tangkai yg diselimuti oleh duri kecil yg terlihat begitu tajam. Detik berikutnya seringai kecil terlihat dari bibir tipis itu. Perlahan tawanya mulai terdengar dan menggema memenuhi ruang bawah tanah.
"Hahahaha.... udah lama gue ga kesini. Hehe, bukankah tempat ini penuh dengan kenangan?" Ucap Givel penuh dengan tawaan.
Brakk...
Tiba-tiba pria itu meninju pintu didepannya hingga membentuk sebuah lubang.
"Ck, udah lapuk ternyata. Haha tentu saja, sudah 4 tahun sejak tempat ini ditinggalkan oleh dirimu Givelian"
"Benar...sudah 4 tahun sejak masa-masa itu tapi kenapa gue masih kembali menginjakkan kaki ditempat sialan ini?" Tanya givel pada dirinya.
(Wkwk, udah emang gila ni anak)
"entah kenapa otak dan hati ini nyuruh gue buat kesini. Ngapain njir?" Ucapnya dengan rasa bingung yg kian mendera.
"Tau gini nyesel gue ga ngehancurin rumah busuk ini. Vel-vel udah gila lo kek nya. Haha, makin kesini gue makin ga waras. Nanya sendiri jawab sendiri Kasian banget"
Ucap givel mengelus dadanya pelan."Ini nih akibat kalau hidup sendiri. Kerjaannya ngomong sama diri sendiri. Setan keknya takut sama gue yg setengah gila ini"
Ya, Givelian Samudra hanyalah seorang penyendiri tersukses didunia ini. Dia bukanlah sosok yg dingin maupun kejam. Dirinya hanyalah seorang pria biasa. pengusaha tersukses dibidang game diseluruh Asia.
Kepribadian givel adalah seorang yg mudah tersenyum, ramah dan peduli sesamanya. Hanya saja sering kali dia memperlihatkan wajah datar namun dengan senyuman kecil yg terlihat menawan. Itu semua bentuk pertahanan dirinya, dia jelas tak mau diremehkan oleh orang-orang.
Menjabat sebagai CEO tentu givel mempunyai orang-orang yg bekerja dekat dengan dirinya dan begitulah, givel hanya menganggap mereka sebatas rekan kerja meskipun sekretaris pribadinya.
Dia juga manusia yg memiliki teman, ya hanya sebatas teman kolega bisnisnya. Tidak ada ngumpul-ngumpul buat nongkrong, tidak ada janjian untuk makan siang. Bagaimana dengan Teman sd? Smp? Sma? Kuliah? Sayangnya givel tak memilikinya.
Sedari kecil givel dikenal sebagai anak yg pendiam. Dia menutup diri akan semua hal. Gosip-gosip tentang dirinya mulai menyebar. Ada yg mengatakan dia kejam, kurang ajar, bahkan anak haram sekalipun. Yah- tak dipungkiri givel jugalah seorang remaja saat itu, dia sering kali berkelahi dan melakukan hal² lainnya yg sering dilakukan oleh para remaja. Maka timbullah gosip tentang dirinya yg disebut sebagai anak nakal dan siswa-siswi mulai takut pada dirinya. Dia berkelahi bukan tanpa sebab, dia hanya mencoba untuk membela diri dari cacian orang-orang kurang etika itu. Bukankah setiap manusia memiliki batas kesabaran? Begitupun dengan dirinya.
Hingga, givel tak bisa percaya dengan siapapun. Dia tak memiliki teman, namun ada yg ingin berteman dengannya. Dengan diam givel berusaha menjauh dari mereka. Jangankan teman, keluarganya saja givel tak lagi mempercayai mereka. Kepribadian penyendirinya ini muncul akibat keluarganya. Dia disakiti begitu dalam sampai menembus letak kemanusiaanya.
Akibat masa lalunya itu givel terlalu takut untuk percaya pada orang lain lagi.
Dia sudah terlalu banyak dikhianati oleh makhluk tuhan yg disebut manusia itu. Hatinya sudah terlanjur hancur dan sulit dibentuk lagi hanya sekadar untuk mempercayai satu orang saja.
Tentu saja ia sudah pernah mencoba untuk percaya lagi, salah satunya pada rekan kerjanya yg terlihat memahami keadaan dirinya dan apa?... hanya pengkhianatan yg didapatkannya. Akibatnya perusahaan yg dia raih dengan susah payah sempat mengalami kebangkrutan dan itu membuatnya sangat stres.
Pagi,siang,malam givel tak berhenti berusaha untuk mengembalikan usahanya selama ini. Dia sering kali melewatkan waktu makan dan tidurnya. Lambat laun akibatnya givel mengalami yg namanya workaholic atau sering kali disebut sebagai (orang yg gila kerja). Itulah kenapa givel sulit untuk percaya lagi dengan yg lainnya . Namun...tanpa ia sadari banyk yg masih peduli, sayang pada dirinya dan mencoba untuk dekat dengan dirinya...
Back to topic...
"Kenapa gue ngerasa ada yg janggal yah sama ruangan ini. Apa gue buka kali ya?" Gumam givel pelan. Saat ini tangannya sudah berada di gagang pintu kayu itu.
"Buka aja kali ya, siapa tau ada hal penting yg disimpan oleh orang tua itu disini tanpa sepengetahuan gue" givel merasa ada dorongan dalam dirinya untuk segera membuka ruangan ini. Jantungnya berdetak dengan kencang, dia tak mengerti kenapa bisa se gugup ini.
Klik....
Tiba-tiba terpancar cahaya terang yg mampu membuat matanya sedikit perih dan detik berikutnya tiba-tiba datanglah seekor kupu-kupu berwarna biru terang menghampiri dirinya. Givel refleks menghindar dengan segera melangkah masuk keruangan itu...
Dalam hatinya berkata " ada yg ga bener...gue masih ingat ruangan ini ga bakal bisa ditembus oleh cahaya apapun dan dari mana kupu-kupu itu datang njir. ihh gelii. ngeri banget gue sama yg namanya serangga, sial"
Tap
"Perih banget sumpah. Perasaan mana bisa tempat ini dimasuki cahaya, atau ada lubang gitu ya? Diingat tempat ini udah ditinggalin cukup lama" gerutu givel sambil mengucek matanya kesal.
Merasa sudah nyaman perlahan givel membuka netra gerlapnya. Dia mengerjap² pelan berusaha menyesuaikan cahaya dilingkungan itu.
Saat ini netranya sudah terbuka sempurna hingga detik berikutnya netra gelap itu segera melebar dibarengi dengan mulut tipisnya yg sedikit menganga tak percaya.
Givel tak percaya ruangan itu tak sama lagi dengan yg dulunya bahkan 100% sangatlah berbeda. Otak pintarnya mencoba memahami situasinya saat ini. Setelah lama berpikir dan terkejut, dia mulai merasa ada yg tak beres dengan dirinya dan tempat ini.
TBC
Haii👋
Tinggalkan jejak !!
!!!!
Vote 🧡
Komen 💬
Share 👉
KAMU SEDANG MEMBACA
GIVEL
FantasyGivelian Samudra seorang pria beusia 25 tahun yg hidupnya penuh dengan drama. Sedari kecil permasalahan yg selalu tak bisa ia selesaikan yaitu menyangkut Keluarga. Keluarga, satu kata singkat yg membuat dirinya merasa tertekan. Awal dari segala tra...