CHAPTER 1
Akhir pekan adalah waktu Sunghoon penuh bersama Saerin dan Jaeyun. Hanya satu hari, namun dua orang terkasihnya itu senang sekali bisa menghabiskan hari bersamanya. Walau kadang Sunghoon suka dipanggil ke kantor untuk beberapa kepentingan, tetapi selalu ia usahakan tetap di rumah kalau urusannya tidak terlalu mendesak.
Seperti pagi ini ia punya agenda untuk memperbaiki rak dapur milik Jaeyun. Sebenarnya tidak rusak hanya saja koleksi piring suaminya semakin banyak. Belum lagi peralatan masak yang semakin beragam bentuknya. Oleh sebab itu, Jaeyun butuh lemari piring yang lebih besar.
Sunghoon beranjak dari tempat tidurnya, menggeser gorden, kemudian membuka sedikit jendela kamar. Jaeyun yang masih nyenyak mengeluh di sela-sela tidurnya. Meskipun matahari sudah terik ia mana tega membangunkan pria hamil itu. Sejenak Sunghoon melipat selimut mereka, memperbaiki posisi tidur suaminya agar lebih nyaman.
"Masih pagi kalian berdua sudah bangun," tutur Sunghoon memperhatikan perut Jaeyun yang bergerak-gerak.
"Jangan diganggu Babanya."
Sunghoon mengelus perut Jaeyun lembut. Karena mengandung dua bayi, ukuran perut suaminya seperti mengandung Saerin saat 8 bulan. Tak terbayang seberapa berat perut Jaeyun nanti saat hamil ke-9 bulan. Mungkin Sunghoon akan membeli kursi roda buat suaminya.
Mencium dahi Jaeyun sejenak sebelum ia berpindah ke kamar anak perempuannya. Sampai di sana Saerin masih lelap, matanya terpejam, selimutnya rapi tidak bergeser, kalau kata Jaeyun seperti inilah Sunghoon tidur. Hanya kedua tangan Saerin yang terbentang di sisi bantalnya, dada sampai kakinya terbungkus selimut hangat.
Sunghoon buka jendela kamar Saerin membiarkan sinar matahari masuk leluasa. "Ayah," rengek Saerin mengucek matanya silau.
Manik sayu bayi tiga tahun itu menangkap ayahnya duduk di sisi ranjang sampai telapak tangan besar mendarat mengusap kepalanya. "Ayah," panggil Saerin mengulurkan lengan ingin dipeluk.
Manja, persis Jaeyun. Sunghoon mengangkat anak itu ke gendongannya membiarkan Saerin sepuas hati bermanja ria padanya di akhir pekan. Lehernya dipeluk erat sambil si kecil melanjutkan tidur.
Sambil menggendong Saerin, Sunghoon berjalan ke dapur mengambil air putih. Diteguknya dua gelas, kemudian mengisi sedikit air lagi untuk Saerin. "Kakak minum," suruhnya.
Bayi mungil itu mengerjap-kerjapkan mata melepas pelukannya dari Sunghoon beralih memegang gelas pemberian sang ayah. Pelan-pelan diteguknya lalu gelas itu dikembalikan ke Sunghoon. Dagu Saerin yang basah Sunghoon usap kemudian ia bermalas-malasan lagi memeluk ayahnya.
Sunghoon menepuk lembut punggung kecil Saerin agar anak itu kembali tidur. "Mau Baba, Ayah," cicit bocah itu.
"Kakak bobo lagi, ya," suruh Sunghoon sambil mencium dahi anaknya.
Saerin mengangguk. "Uhm."
Kaki panjangnya melangkah ke kamar utama tempat Jaeyun terlelap. Sunghoon letakkan bayi perempuan itu di dekat suaminya, hati-hati Saerin merangkak memeluk leher sang Baba. Jaeyun yang sadar akan kehadiran anak perempuannya mengulurkan tangan untuk menepuk-nepuk bokong kecil Saerin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Legacy : The War | SungJake
FanfictionLAST LEGACY SEASON 2 A SUNGJAKE FANFICTION Pair : Park Sunghoon and Jake Shim ✨ #1 - Jake (June 7th, 2024) 》ENGENE - ENHYPEN 박성훈 x 심재윤 *** Potensi wilayah yang berbeda-beda memunculkan persaingan antara satu dengan yang lain. Wilayah yang tertinggal...