[3] Benji dan Jiro

1.5K 220 31
                                    

CHAPTER 3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 3

"Bulan depan Jaeyun sudah akan melahirkan. Cepat sekali waktu berlalu, ya," kata Jongseong menerawang.

"Ya ... bulan Maret Jaeyun melahirkan, bulan Oktober kita menikah," imbuh Heeseung senang. "Tidak lama lagi."

Jongseong tertawa memukul pelan punggung Heeseung. "Apa gunanya menikah kalau kita sudah melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan orang-orang setelah menikah?" goda Jongseong.

"Jangan begitu, pasti beda kalau sudah punya ikatan." Heeseung membenamkan wajahnya di dada sempit sang kekasih.

Jongseong senang sekali menggodanya padahal mereka sudah pasti akan melaksanakan pernikahan. Ia sudah memesan sutra merah dari kota lain. Menyuruh Sunghoon dan Seiichi menyisihkan kesibukan demi hari penting mereka. Dua orang itu nantinya yang akan menikahkan mereka dari masing-masing pihak.

"Kita akan menikah."

"Iya," jawab Jongseong mengelus rambut sang kekasih.

Kaki kecil Jongseong bergerak-gerak memainkan air yang menggenang sebatas betisnya. Suara jangkrik berciap-ciap berisik. Kunang-kunang beterbangan tidak tentu arah menerangi malam mereka ditemani bulan dan bintang.

Keduanya sedang berendam kaki di kolam kecil. Letaknya tepat sekali di belakang rumah mereka. Heeseung dan Jongseong sering mengobrol berdua di tempat ini setelah makan malam atau sekadar meluruhkan lelah sepulang dari kebun teh.

"Nanti apa yang kita lakukan setelah menikah?" tanya Jongseong menggerakkan kakinya menendang-nendang air.

"Hmm," gumam Heeseung menerawang sambil merapatkan selimut yang membungkus mereka berdua. "Bercinta, bercinta, bercinー aww!"

Heeseung memegangi kepalanya yang pukul Jongseong. "Otakmu cuci dulu!" bentak laki-laki itu galak.

"Kalau menikah akhir tahun itu 'kan keuntungan tersendiri. Bulan madu bisa di rumah, saling menghangatkan di ranjang, bayangkan kita melakukan itu saat musim salju."

Setelahnya terdengar bunyi tamparan di bahu Heeseung. "Nikah dengan kambing sana!"

Heeseung tertawa memandangi raut sebal Jongseong. Sekali-sekali melihat laki-laki yang lebih tua darinya itu mengambek, lucu soalnya. "Aku bercanda. Jangan dimasukkan ke hati," imbuh Heeseung memeluk perut Jongseong meletakkan dagunya di bahu sempit itu.

"Kita berdua bisa melakukan banyak hal, Jongseong, apapun itu yang kau suka. Kalau kau bosan kita bisa piknik di sore hari, pulang bergandengan saat matahari tenggelam, makan malam kecil di rumah dengan wangi lilin kesukaanmu. Kita juga bisa membuat pemandian air panas di kamar mandi. Teras kita luas, aku bisa mewujudkan mimpimu tidur beralaskan karpet dengan selimut bintang. Banyak, pasti rasanya berbeda bila melakukan itu semua setelah kita terikat suci."

Last Legacy : The War | SungJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang