Abang Zaidan

72 26 5
                                    

Di rumah yang sunyi, hanya ada Zaidan karena ia sedang sakit. Yang lain nya ada kelas dan kerja. Eja? dimana dia? Ya dia ada kelas, sejujurnya Eja ingin merawat bang Zai, tapi kelas nya ga bisa di tinggal. Jadilah Eja meminta tolong ke Jean yang menjaga dan merawat bang Zai sementara.

Jean tidak keberatan, tapi Zai lah yang tidak suka. Saat Jean ingin membantu Zai mengambil sesuatu, Zai selalu menepis dan menolak pertolongan dari Jean.

Jean yang merasa tidak enak dan tidak yakin jika ia tidak membantu nya, maka Jean tetap kekeh mengambil sesuatu yang Zai inginkan.

Sampe di mana Zai yang keras kepala ingin mengambil gelas. Tanpa waktu panjang gelas itu terjatuh karena Zai tidak kuat menahan gelas agar tidak jatuh.

Zai sudah menguatkan tenaga nya agar gelas nya tidak jatuh, tetapi itu semua sia sia. Jean yang beranjak ingin ke dapur lalu mendengar itu, secepat mungkin ia bergegas ke tempat Zai.

Jean yang melihat gelas terpecah dan air yang tumpah, ia lebih menghawatirkan Zai. Takut ia terkena pecahan.

"bang Zai, bang Zai ga kena pecahan? abang gapapa?" khawatir Jean.

Zai hanya membuang muka, ia malas menjawab pertanyaan dari Jean. Jean yang mengetahui itu, ia malah tidak mempedulikan nya.

Lebih baik ia membersihkan pecahan dan air yang tumpah itu. Jean sebenarnya sudah berhati-hati dan sudah membersihkan nya dengan teliti. Tetapi sampai di mana ia ingin membuang pecahan itu, Jean malah terkena pecahan tersebut.

Jean meringis kesakitan, tapi ia tidak mempedulikan nya. Zai mengetahui hal itu, Zai tidak tega sebenarnya, ia ingin mengobati dan menanyakan apa itu sakit? Tapi niat Zai di urungkan kembali oleh nya.

Setelah Jean membuang pecahan dan membersihkan air yang tertumpah, Jean mengambil obat P3K dan membersihkan nya di kamar bang Zai.

Jean takut jika ada sesuatu hal terjadi lagi. Zai dari tadi melihat Jean yang agak meringis, itu membuat Zai khawatir.

Tidak di sengaja, Zai malah bertanya "apa itu sakit?" tanya Zai. Jean dan Zai sama sama kaget. Jean yang kaget karena bang Zai seperti peduli, Zai yang kaget mengapa ia menanyakan hal itu.

Jean ingin menjawab nya, tapi ia takut. Zai yang melihat itu, Zai terus bertanya kepada Jean.

"sakit?"

"kenapa ga jawab pertanyaan gua, Jean?"

"lo takut sama gua?"

Pertanyaan pertanyaan itu lah yang membuat Jean bingung, ia harus menjawab apa. Lalu Jean baru ingat sesuatu, kalau dia mau ke dapur tadi untuk membawakan bubur untuk bang Zai.

Tapi ia malah terkena pecahan tadi. Jean bergegas bahkan Jean tidak peduli dengan kaki nya. Zai sontak kaget dengan Jean yang terburu buru seperti itu.

"kenapa dia? kok terlihat buru buru" bingung Zai.

Tidak lama kemudian Jean datang dengan semangkuk bubur yang ia bikin tadi. Zai sebenarnya ingin menolak, tapi Zai tidak tega dengan usaha Jean.

Zai tidak tega karena Jean yang barusan terkena pecahan karena ulah dia. Maka lah ia menerima bubur itu.

Zai fikir tidak enak karena Jean tidak pandai memasak. Tetapi bubur itu sangat enak, Jean memang tidak pandai memasak. Tetapi soal bubur ia sangat pandai.

Bunda Jean lah yang mengajarkan Jean cara membuat bubur. Zai sangat suka dengan bubur buatan Jean, bubur itu habis tidak tersisa.

Jean yang melihat itu, Jean senang karena bang Zai ingin memakan sesuatu. Karena Zai dari pagi belum memakan apapun.

Waktu terus berlalu, Jean ada les di rumah. Jean tidak tega untuk meninggalkan Zai sendiri. Tapi karena Zai sedang tidur, Jean membisiki Zai karena ia tahu Zai hanya pura pura tertidur.

"bang Zai, Jean ke kamar dulu ya. Jean ada les offline" bisik Jean.

Zai ingin tertawa apa yang dilakukan Jean. Jean terlihat konyol.

fyi : Jean belum didaftarkan sekola, jadi ia di les kan oleh ayahnya.

Zai terus memikirkan Jean, apapun itu tentang Jean. Zai yang tersadar, ia langsung bertanya kepada dirinya

"ngapain gua mikirin anak itu?" bingung Zai.





****


Hari sudah malam, Tama Dipta Raga dan Eja sudah balik ke rumah dari sore hari. Kemana Mahen? Ya dia masih mengerjakan skripsi akhir di cafe, karena ia tidak mau di ganggu siapa pun.

Jean berada di kamar Zai, ia sedang membantu Zai yang ingin minum obat. Sampai di mana Raga dan Dipta masuk ke kamar Zai yang membuat Jean dan Zai terkejut.

Bukan hanya Jean dan Zai yang kaget, Tapi Raga dan Dipta ikut kaget. "Ya? lo ngapain disini Jean?! balik ke kamar lo sana!!" ucap Dipta tidak suka.

"iya bang, tunggu bang Zai selesai minum obat dulu ya" pinta Jean.

"ga perlu, biar gua aja. udah lo sana, ga usah ada di sini, ga guna!" ceplos Raga.

Jean hanya pasrah, lalu ia pergi dari kamar Zai lalu pergi ke kamar nya. Jean cukup senang hari ini karena ia bisa membantu bang Zai tadi dan memakan bubur yang ia buat tadi.

Zai ingin sekali melawan Raga dan Dipta untuk tidak mengusir Jean, tapi ia lupa Jean adalah anak selingkuhan ayah. Bukan berarti Jean menolong dan merawat Zai membuat Zai suka kepada Jean.

Itu tidak mungkin bagi Zai, Zai fikir itu hanya bentuk maaf karena ulah Zai yang membuat kaki Jean luka.


*****








































Jangan lupa vote + follow + komen

Thanks sudah membaca.



*****

Peluk Untuk JeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang