Hari ini hanya ada Tama dan Zaidan, kenapa Tama ada di rumah? Karena ia tidak ada kelas hari ini, dan Zaidan memang libur karena kampus nya sedang di liburkan selama 1 minggu ini.
Zaidan ingin ke supermarket untuk membeli bahan masakan yang tidak ada di rumah.
Zaidan anak yang suka masak dan pandai sekali memasak. Dia seperti bunda Zoya, bunda Zoya adalah bunda dari ke 6 anak nya.
Dia ingin sekali mengajak Tama, tapi Tama sibuk melukis. Ntahlah, selama dia punya waktu di rumah, pasti di gunakan untuk melukis.
Tidak berfikir panjang, Zai pergi sendiri tanpa mengajak siapa pun. Saat Jean ingin pulang, ia melihat Zai yang sedang berjalan sendiri.
Tanpa Zai sadari, ia menyebrang tanpa liat kanan kiri. Ya memang jalan itu terlihat sepi, detik itu juga saat Zai menyebrang ternyata ada kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi.
"brak"
Bukan Zai yang tertabrak, tapi Jean lah yang tertabrak. Jean lah yang melihat kalau ada motor dari arah sana dengan kecepatan tinggi.
Saat Jean melihat itu, dia secepat mungkin mendorong Zai ke tepi. Tapi Jean tertabrak karena motor itu sangat laju sehingga Jean tidak bisa untuk menghindari tabrakan tersebut.
Jean terpental jauh karena memang tabrakan yang cukup keras, sangat jauh yang membuat kepala Jean terbentur aspal.
"J-jean..?" lirih Zaidan yang terkejut, betapa banyak nya darah yang di keluarkan dari kepala nya Jean.
Zaidan panik dan takut, ia mendekati Jean yang tergeletak di jalanan itu. Banyak sekali darah yang mengalir.
Tidak lama, air mata Zai tiba tiba turun. Zai tidak kuat melihat Jean seperti ini. Zai terus minta tolong kepada orang orang yang melewati nya.
Tidak lama kemudian ada Mahen dan Dipta yang habis dari kantor Albara. Dipta yang melihat ada keributan di sana, ia malah terkecoh untuk melihat nya.
Dipta sangat kepo, Mahen sebenarnya sudah mengajak Dipta pulang. Tapi apa daya nya Dipta yang sangat ingin sekali mengetahui apa yang terjadi di sana.
Dipta dan Mahen bergegas ke tempat itu, Dipta Mahen melihat Zai yang sedang menangis ketakutan atau menangis peduli.
Dipta Mahen pun terkejut dengan apa yang mereka lihat disitu, Dipta yang melihat Jean berlumuran darah, Mahen yang melihat Zai seperti syok itu membuat mereka semakin kaget.
*****
Mobil ambulans pun datang, Jean cepat cepat di bawa ke rumah sakit terdekat. Mahen dan Dipta bertanya kepada Zai ada apa yang sebenarnya terjadi.
Zai bercerita semua nya, sungguh Zai tidak kuat. Rasanya Zai ingin memeluk Jean saat ini, ntahlah ia sangat nyaman setiap Jean yang menolong atau di dekat nya.
Bukan Dipta nama nya, kalau tidak suka ya tidak suka. Dipta anak yang keras kepala, berbeda dengan adik kembaran nya, Zaidan.
Sampai kapanpun, menurut Dipta Jean adalah anak selingkuhan ayahnya. Tidak lama dokter keluar dari ruangan itu, Zai yang sangat khawatir ia langsung menanyakan kepada dokter tersebut.
"bagaimana kondisi Jean dok?"
"apa dia baik baik saja?"
"ada luka parah pada diri nya?"
Seperti itu lah pertanyaan Zai bertubi tubi, tapi jawaban dokter lah yang membuat Zai sangat tidak meyakinkan.
Zai tidak percaya apa yang dikatakan dokter. Itu seperti mimpi bagi nya, Zai terus merasa bersalah kepada Jean saat ini.
Mahen sontak kaget mendengar nya, tapi di sisi lain ada Dipta yang biasa saja dan mempunyai rencana rencana jahat kepada Jean.
Disusul Tama Eja dan Albara. Albara seperti sangat khawatir dengan kondisi putra nya. Saat Albara tau kondisi Jean, ia sangat lemas tak berdaya.
Ia tidak menyalahkan Zai, Albara juga tidak menyalahkan siapa pun ke anak nya. Dan motor itu lah yang salah karena tabrak lari.
Albara terus menangis dengan keadaan Jean yang seperti itu. Zai terus meminta maaf kepada ayahnya.
Tetapi Albara terus memberhentikan permintaan maaf an dari Zai. Karena bukan sepenuhnya salah zai.
****
HAYOOO, mau tau kondisi Jean??? aku gantung dehh, mau lanjutt?? vote + komen biar semakin semangat buat up ^^
Jangan dibaca doang, Vote juga yaaw ><
Happy Reading all (^o^)/
⭐⭐⭐
⭐⭐
⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Peluk Untuk Jean
Teen Fiction[ DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Jean mempunyai 6 abang tiri, yaitu Mahendra, Tama, Raga, Adipta, Zaidan, Eja. tetapi abang Jean tidak pernah ingin menganggap Jean ada. Jean anak dari ayah Albara dengan bunda yang berbeda, bunda Jean sudah meni...