Gudang

60 23 5
                                    

Eja pun mencari keberadaan Jean di gudang bawah itu. Eja khawatir dengan Jean, sungguh. Saat Eja sampai di gudang bawah, ia terus mengetok pintu satu demi satu.

Tapi jujur, ia sangat frustasi karena percuma Jean tidak akan mendengar ketokan pintu itu.

Pintu terakhir pun tiba, gudang itu sangat di pojok dan jarang sekali ada orang yang memasuki gudang kumuh itu.

"mana mungkin Jean ada di situ?" ragu Eja

"tapi, kalo ga di cari ga akan tau" ucap Eja

Eja juga takut sebenarnya, karena tidak ada lampu di lorong sana. Untung saja Eja membawa handphone, jadi ia bisa menyalakan flash hp.

Eja sudah berada di depan pintu itu, dia ingin mengetok tapi ia ragu, sangat ragu. "tidak mungkin kan Jean di sini?" bingung Eja

Saat Eja ingin membuka pintu nya, pintu itu lah yang hanya di kunci. Pintu lain tidak di kunci sama sekali.

Eja semakin yakin kalau Jean memang ada di dalam sana. Eja terus mencari cara agar Jean keluar dari tempat gelap itu.

"pasti Jean sangat ketakutan di dalam sana" gelisah Eja

Eja tidak menemukan kunci pintu gudang itu, biasanya kunci gudang di gantung di dinding. Tapi kunci pintu ini lah yang tidak ada.

Eja bingung, Eja harus ngapain. Kalau meminta bantuan ke abang, mereka ga akan mau, pikir Eja.

"oh ya, minta bantuan ke pak Ilham" ucap Eja

"Jean, tunggu.. gua tau lo di sana, lo harus kuat" lirih Eja

Eja berlari ke tempat pos satpam rumahnya itu "pak Ilham pak Ilham, tolong bantu Eja pak" beo si Eja

"eh iya den, ada apa?" tanya pak Ilham

"udah ayo pak, tolong bukain pintu gudang yang di ujung lorong sana pak, ada Jean di sana" ucap Eja

Pak Ilham terkejut dengan perkataan Eja, bagaimana bisa Jean masuk di sana fikir pak Ilham.

Pak Ilham dan Eja bergegas ke lorong sana, Pak Ilham membawa senter dan beberapa alat untuk membuka pintu itu.

Karena pak Ilham pun memang tidak memegang kunci cadangan, berbagai cara dilakukan pak Ilham tapi tidak bisa membuka pintunya.

Hampir 1 jam mereka di situ, hingga akhirnya pintu tersebut terbuka. Eja melihat Jean yang tersandar lemas di ujung sana.

Eja menyadarkan Jean yang seperti nya ia sangat dehidrasi. Ya memang, di gudang itu sangat minim cahaya dan udara yang masuk.

Eja cepat cepat membopong Jean di bantu pak Ilham di sampingnya. Eja membawa Jean ke ruang Tengah, Eja terus menyadarkan Jean dengan cara apapun itu.

Jean membuka mata sipit nya itu, sungguh silau bagi Jean. Eja merasa tenang di situ karena ia sudah menemukan Jean.

Saat itu juga, Eja menghubungi Ayah nya untuk cepat cepat pulang. Eja yakin kalau abang abangnya lah dalang dari kehilangan Jean tadi.



***






"Dipta, lo datang ke tempat yang gua sherlock. Ada yang mau gua bilang sesuatu sama lo, tapi buat lo dan gua aja yang tau." ucap Raga di via call.

Dipta menurut kan perintah Raga tadi, Dipta menuju tempat yang di beri Raga di via chat.

Saat Dipta sampai, ia langsung meminta untuk Raga to the point. Karena ia tidak suka yang basa basi. Raga pun berbicara apa yang ia ingin sampaikan.

Raga sebenarnya ragu, tetapi Dipta terus memaksa untuk memberi tahu apa yang ingin dia katakan. Raga pun memberanikan diri untuk to the point.

"APA?" kaget Dipta













































wayolo, apa itu

































jangan lupa vote + komen + follow yaaw

jangan baca doang, vote juga yeakk guys 💁🏻‍♀️

Happy Reading :3

















****







Peluk Untuk JeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang