kaltas-chapter08

638 63 9
                                    

Kelas X1 MIPA 4 seharusnya sedang jadwal pelajaran olahraga, tetapi karena guru olahraga berhalangan hadir, mereka hanya melakukan pemanasan dan kemudian bebas melakukan aktivitas apa saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelas X1 MIPA 4 seharusnya sedang jadwal pelajaran olahraga, tetapi karena guru olahraga berhalangan hadir, mereka hanya melakukan pemanasan dan kemudian bebas melakukan aktivitas apa saja. anak perempuan kebanyakan meneduh di bawah pohon, sedangkan anak laki-laki bermain basket dan bola.

Saat ini pukul 10.00 WIB, cuaca semakin panas, tetapi anak laki-laki tetap bermain basket dan bola meskipun baju mereka sudah basah oleh keringat.

Kalasa dan ketiga teman nya memutuskan untuk kembali ke kelas, karena panas semakin menjadi-jadi  dan cahaya matahari menerobos tempat yang mereka duduki.

“Sa awas ada bola” teriak valesa saat bola basket mengarah ke sasa.

DUG!

Semua yang ada di lapangan terdiam melihat Kalasa yang tidak sadarkan diri. pelaku yang mengenakan bola tersebut panik dan khawatir karena bola itu terpental dan mengenai Kalasa.

"KALASA." teriak atlas sambil berlari.

"Sa bangun sa." ucap atlas seraya mengelus jidat sasa.

"Bawa ke uks bego tlas." ucap jaca.

Bola basket yang mengenai Kalasa cukup kencang sehingga membuatnya tidak sadarkan diri dan menimbulkan benjolan di jidat.

Atlas segera menggendong sasa dengan bridal style dan berlari sepanjang koridor hingga tiba di UKS.

untungnya, terdapat dokter sekolah yang sedang bertugas, sehingga sasa dapat segera mendapatkan penanganan medis.

                               • 🕷️ •

Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya kalasa kembali sadar.

"Sa lo gapapa kan?." tanya valesa saat kalasa membuka matanya.

"Sabar atuh val dia baru sadar udah lo tanya-tanya, kasian anak orang." ucap jaca.

"Lah si atlas kemana? tadi perasaan ada di sini." tanya cacil.

"Tadi si katanya mau ke kantin, mau beli bubur buat si sasa katanya.," ucap vale

"Kening gue benjol ya?," tanya sasa.

"Iya sa kening lo benjol, kaya nya kena bola basket nya kenceng itu jadi benjol, nanti kompres aja di rumah sa pake es batu.," jawab cacil.

"Yang nendang bola nya siapa?.," tanya kalasa.

mendengar pertanyaan kalasa membuat jaca, valesa, cacil saling menatap satu sama lain

"Si atlas sa." jawab jaca.

"Kenapa nyebut nama gue." tanya atlas yang baru saja memasuki ruangan UKS.

"Lo tlas yang ngenain bola basket ke arah gue." tanya sasa tajam.

"Lo bisa main basket ga si? katanya ketua basket." ucap sasa marah.

atlas yang merasa bersalah hanya menundukkan wajahnya. "maaf sa gue ga sengaja."

Kalasa diam seribu bahasa, dia tidak menjawab apa yang tadi atlas bicarakan.

"Sa mau ke mana?,." tanya atlas saat sasa ingin beranjak dari brankar UKS.

Sasa melangkah pelan menuju pintu keluar, sementara ia berusaha menahan tangisnya. dia merasa ga nyaman karena pusing dan benjolan yang sedikit sakit, bahkan badannya terasa lemas.

Atlas mencekal lengan kalasa yang ingin pergi, "mau kemana sa?." tanya atlas lembut sambil menatap mata sasa yang berlinang air mata.

"Pulang aja yu sa, udah gue izinin tadi ke guru piket.," seraya mengelus rambut sasa.

                                 • 🕷️ •

Saat dalam perjalanan pulang, Sasa diam dan menangis dalam diam, atlas merasa baju belakang nya basah oleh air mata.

Selama di perjalanan, Sasa hanya diam dan  memeluk pinggang atlas dengan erat, kepala nya bersandar di bahunya. tanpa kata-kata, air matanya mulai turun tanpa bisa ditahan. atlas, yang sedang menyetir, merasakan basah di bahunya dan mengerti apa yang terjadi.

Setelah tiba di rumah, kalasa tetap diam, membuat atlas menghela nafas gusar. begitu masuk ke dalam kamar, kalasa langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Gamau ganti baju dulu sa?,." tanya atlas lembut.

Sasa hanya menggelengkan kepala nya, merasa tubuhnya kehabisan energi. sakit dan pusing di waktu yang bersamaan membuatnya merasa lemah.

Atlas duduk di samping kalasa yang masih berbaring dengan mata tertutup, namun ia menyadari bahwa kalasa tidak benar-benar tidur.

"Sa hey bangun dulu ganti baju nya, baru lanjut tidur.," ucap atas lembut seraya mengelus kening sasa.

"Lo mau gantiin baju gua tlas?" tanya sasa, saat melihat atlas memegang sweater milik nya.

Atlas mengangguk "pake daleman kan?" tanya atlas, dan di jawab anggukan oleh kalasa.

"aw pelan-pelan tlas, sakit tau." ucap sasa saat mengganti baju kalasa.

"Maaf sa maaf ga sengaja.," ucap atlas merasa bersalah.

"kening nya masih sakit sa?." tanya atlas dan di jawab anggukan pelan oleh kalasa.

kalasa mengangguk pelan. sebenarnya, rasa sakitnya sudah mulai berkurang, namun insiden sweater tadi membuatnya kembali merasa sakit.

"ganti dulu rok nya sa biar lo enak, gue kebawah dulu ngambil es batu sama kain." ucap atlas.

Sasa beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan muka nya.

"Sa lo di dalem." tanya atlas saat sudah kembali ke kamar.

"Iya" jawab sasa dari dalam.

Sasa sudah keluar dari kamar mandi, ia kembali merebahkan tubuhnya di samping atlas.

"Sa" panggil atlas seraya meletakkan es di dalam handuk  kecil lalu ia letakkan di kening sasa yang terdapat benjolan.

"gue minta maaf sa, gue ga bermaksud ngelakuin itu tadi," ucap atlas. sasa tetap diam, tidak menjawab. atlas pun tidak berani menatap ke arah kalasa.

Atlas mengakui bahwa tendangannya pasti sangat menyakitkan. dia meminta maaf kepada sasa dan memohon agar sasa tidak bersikap dingin terhadapnya, bahkan jika kalasa ingin memukulnya, atlas akan menerimanya.

"Gue tau pasti ini sakit banget sa, itu kaya nya bola basket nya mental nya kenceng. gue minta maaf ya sa, lo jangan diemin gue begini sa, kalo lo masih kesel terus mau mukul gue bakal gue terima." ucap atlas lagi tapi kali ini ia mulai menatap wajah Sasa.

Atlas segera memeluk kalasa saat melihatnya menangis. "udah ya sa jangan nangis terus, omelin atau pukul aja gue, keluarin unek-unek lo jangan di pendem" ucap atlas sambil mengusap punggung kalasa dengan lembut.

mendengar perkataan atlas membuat tangisan sasa mengeras "udah ya sa cup cup cup, di maafin ga ni gue." tanya atlas.

"di maafın, tapi ini sakit tlas." ucap kalasa sambil menunjuk benjolan di kening nya.

"sa kalo bisa di ganti, biar gue gantiin lo yang sakit dah biar lo ga nangis terus." ucap atlas.

"Nanti gue bakal rawat lo sampai sembuh." ucap atlas seraya memeluk kalasa.

cup!

atlas mencium kening sasa pelan. "udah pasti sembuh ini mah, kan udah di kasih jampi-jampi sama gue?" ucap atlas.

"iya terserah lo aja dah tlas." jawab kalasa dan langsung di hadiahi banyak kecupan di wajah nya oleh atlas.

                                 • • •
maafin ya kalo cerita nya aga ngalor ngidur, seperti biasa jangan lupa di vote arigatou🫰🏻

kaltasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang