Akhir

260 47 2
                                    

ᴥᴥᴥ

ᴥᴥᴥ

Ingatkan kalau ada typo ya...

ᴥᴥᴥ

ᴥᴥᴥ

"Siapa nama putra kita?" Tanya Yunho. Ia mengusap rambut anak laki-laki yang duduk disampingnya, menikmati ice cream rasa buahnya dengan gembira.

"Kim Hyunno." Jawab Jaejoong.

"Hyunno..." gumamnya. "Kau marah padaku karena meninggalkanmu?"

"Tidak. Karena aku pun meninggalkanmu." Ucap Jaejoong.

Yunho meraih jemari Jaejoong, menggenggamnya erat. "Kau tidak meninggalkanku."

"Aku meninggalkanmu! Aku bertunangan dengan orang lain." Gumam Jaejoong.

"Aku yakin semua itu ada alasannya." Ucap Yunho, "Aku tahu kau tidak akan meninggalkanku semudah itu. apa yang terjadi?"

Jaejoong menutup matanya erat-erat seolah-olah berusaha menyingkirkan perasaan tidak nyamannya sebelum membuka matanya dan menatap Yunho lagi. "Aku membuat kesepakatan dengan ibuku."

"Ceritakan padaku!"

"Ibuku ingin aku menggugurkan Hyunno. Aku tidak mau, kau belum mengetahui kehamilanku dan aku ingin Hyunno bisa melihat dunia. Aku berkompromi dan menyetujui keinginan ibuku untuk bertunangan dengan orang pilihannya. Kau tahu, ibuku berasal dari kalangan biasa dan mendapat tekanan setelah menikah dengan ayahku. Karena itu ia sedikit terobsesi dengan kesempurnaan agar tidak diremehkan oleh orang-orang disekitar ayahku." Ucap Jaejoong.

Yunho mendengarkan. Ia tahu ibu Jaejoong dulunya adalah seorang penyanyi jebolan variety show music yang terpaksa menyerah pada mimpinya karena menikahi ayah Jaejoong yang seorang bangsawan.

"Setelah Ahra meninggal, aku melahirkan Hyunno. Tentu saja semua itu dirahasiakan. Hanya ketika ibuku sakit dan menjadi tahanan rumah, aku mengumumkan bahwa aku mengadopsi Hyunno. Ayahku tidak lagi menentang karena mungkin ia sudah lelah mencoba mengaturku. Lagi pula dia mendapatkan cucu laki-laki." Jaejoong menatap Yunho, "Aku tidak tahu apa yang telah ibuku katakan pada orang tuamu. Ayahku hanya mengatakan bahwa tanpa sepengetahuannya ibuku telah menemui orang tuamu beberapa kali."

Yunho agak terkejut mendengarnya. Mungkinkah itu alasan sikap orang tuanya terhadap hubungannya dan Jaejoong tiba-tiba berubah? Tetapi semua itu sudah berada dimasa lalu. Ayah dan ibunya memilih menikmati masa tua mereka di rumah tanpa peduli hal-hal lain.

"Sayang, apakah kau ingin bertemu dengan kakek dan nenek? Orang tua ayah?" Yunho menatap anak laki-laki yang mirip dengan dirinya tersebut.

Hyunno menatap ayahnya yang sudah lama ia rindukan dengan tatapan polos enuh kekaguman. Ayahnya bahkan jauh lebih keren daripada yang berada difoto. "Apakah ibu akan ikut dengan kita?"

"Tentu saja." Jawab Yunho.

"Oke..." Hyunno mengangguk.

"Bagus." Yunho mengambil tisu dan mengusap sudut bibir Hyunno yang ternoda ice cream.

ᴥᴥᴥ

Pasangan suami istri tersebut menatap putra mereka dengan tatapan terkejut, bagaimana pun putra mereka pulang membawa seorang anak kecil dan mantan kekasihnya. Siapapun akan tahu bahwa anak kecil tersebut adalah miniature putra mereka.

"Jelaskan!" pria yang rambutnya sudah dipenuhi warna putih tersebut menatap putra satu-satunya dengan mata menyipit.

"Hyunno, mereka adalah kakek dan nenek, orang tua ayah." Ucap Yunho, "Beri salam..." pintanya.

"Selamat sore, Kakek, Nenek..." Hyunno tersenyum sumpringah, membungkuk hormat.

"Oh, cucuku..." ibu Yunho segera memeluk Hyunno erat, mengusap dan mencium wajah cucunya dengan penuh kerinduan. Ia menatap Jaejoong yang berdiri diam di samping Yunho. "Terima kasih, pasti sulit untukmu..."

Mata Jaejoong agak panas, hatinya masam. Orang tua Yunho sejak awal mengetahui hubungannya dengan Yunho bersikap biasa-biasa saja, tidak menentang sama sekali dan sering membiarkan Jaejoong datang ke rumah mereka. Sebenarnya ayah Jaejoong pun tidak terlalu mempermasalahkan tetapi ibu Jaejoong sejak awal memang agak menentang hubungan tersebut.

Entah apa alasannya, Jaejoong pun tidak bisa menanyakannya sekarang karena kondisi kesehatan ibunya yang tidak memungkinkan. Apaagi ibunya sudah agak pikun dan tidak bisa mengenali anak dan suaminya.

Ayah Yunho menghela napas, menggendong cucunya dan membawanya pergi. Ia sudah lama merindukan keberadaan anak kecil di rumahnya tetapi putra payahnya sepertinya masih tidak bisa melepaskan masa lalunya, siapa yang tahu tiba-tiba ia sudah memiliki cucu sebesar ini. Jika ia tahu Jaejoong sedang hamil saat itu mana tega ia memisahkan keduanya dan membuat cucu tampannya tumbuh tanpa kehadiran ayahnya.

"Mana kopernya?" Tanya Ibu Yunho.

"Koper apa?" Alis Yunho berkerut, tidak memahami maksud ibunya.

"Bukankah Joongie dan Hyunno akan tinggal disini mulai hari ini?" wanita cantik tersebut bingung.

Yunho menoleh menatap Jaejoong. Mereka baru bertemu setelah sekian tahun, belum sempat membicarakan hal-hal lain. "Bu..."

"Apa?"

Jaejoong menyentuh tangan Yunho dengan lembut, "Asistenku akan mengantarnya nanti, jangan khawatir, Bu..." sejak awal berhubungan, Jaejoong selalu memanggil ibu Yunho dengan sebutan Bu, ia sudah terbiasa.

"Oh, bagus! Haruskah aku memesan mainan untuk Hyunno?"

"Dia memiliki banyak dan sudah jarang bermain." Jawab Jaejoong.

"Oh, benar... Kalian urus diri sendiri, aku akan bergabung dengan ayahmu." Ucapnya.

"Kau tidak perlu memanjakan ibu!" ucap Yunho begitu ibunya pergi menyusul ayahnya.

Jaejoong tersenyum penuh arti. "Tidak apa-apa. Apakah kau keberatan?"

"Bagaimana bisa?!"

"Lalu biarkan saja. Lagi pula aku lebih sering tinggal di luar daripada di rumah. Aku takut ibuku akan menyakiti Hyunno jadi tinggal di sini atau ditempat lain bukan masalah besar. Lagi pula Hyunno selalu merindukanmu."

"Bagaimana denganmu? Apakah kau juga merindukanku?"

Jaejoong melirik Yunho penuh arti. "Aku rela menunggumu, menahan sakit untuk melahirkan anakmu. Perlukah kau menanyakan hal yang sudah jelas?"

Yunho memeluk Jaejoong erat, ia benar-benar harus menebus hal-hal yang selama ini telah ia lewatkan. Dalam hati ia berjanji akan melindungi Jaejoong dan Hyunno. Lagi pula sekarang ia mampu dan bisa, ia sudah memiliki pijakan kuat. Siapapun yang mencoba mengusiknya, ia bisa melawan.

"Terima kasih sudah berjuang sendirian..." ucap Yunho. Tidak perlu mengungkapkan kata-kata cinta klise karena perbuatan lebih bermakna daripada sekedar kata-kata.

Jaejoong membalas pelukan Yunho erat.

Masih ada banyak waktu, mereka bisa perlahan-lahan menebus dan melengkapi apa yang pernah hilang sebelumnya...

ᴥᴥᴥ

ᴥᴥᴥ

END

ᴥᴥᴥ

ᴥᴥᴥ

Sebenarnya drafnya untuk one shot tapi Yuuki sibuk di real sehingga jadi chapter walaupun pendek-pendek. Semoga sedikit menghibur ya. Jaga kesehatan. Bye...

ᴥᴥᴥ

Sunday, June 02, 2024

11:24:00 AM

NaraYuuki

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Untukmu... ✔️ (YunJae Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang