Hal pertama yang Yunho lihat dan dengar ketika pertama kali sadar dari komanya dan dipindahkan ke ruang perawatan lain adalah berita pertunangan Jaejoong dengan seorang perempuan yang tidak Yunho kenal. Meskipun hati Yunho hancur tetapi melihat kehancuran serupa dimata Jaejoong membuat Yunho memahami sesuatu.
Mungkin Jaejoong dipaksa?
Yunho merenung sesaat, Jaejoongnya bukan orang yang pantang menyerah. Jaejoongnya adalah orang yang mau mengambil risiko dan bersedia merasakan sakit untuk mencapai apa yang menjadi tujuannya.
Meskipun Jaejoong yang berada didalam berita tersebut tersenyum tetapi tidak ada pancaran kebahagiaan dalam mata indahnya. Tatapan mata yang selalu penuh binar kebahagiaan dan keceriaan itu seperti kehilangan tujuan hidupnya, kusam dan kosong.
Yunho melirik dua orang pengawal yang berjaga di dalam ruangannya, juga melihat para pengawal yang berlalu lalang di depan pintu yang tertutup.
Sepertinya memang tidak mungkin untuk kabur!
"Ku kira kau masih di ruang ICU." Seorang pemuda masuk, awalnya para pengawal yang menjaga Yunho hendak memeriksanya tetapi ketika pemuda tersebut melirik mereka, para pengawal tersebut pun keluar. Lagi pula para pengawal mengenal pemuda tersebut dengan baik. Park Yoochun, tetangga majikan mereka yang sering bermain bersama tuan muda mereka.
Yunho tidak berkomentar. Ia melirik Yoochun tanpa minat.
"Aku pun terkejut ketika mendengar kabar Jaejoong bertunangan." Yoochun menatap berita di televisi. "Ku dengar dia dikurung di rumahnya, sempat dilarikan ke rumah sakit karena menolak makan sampai akhirnya bertunangan. Perempuan yang menjadi tunangan Jaejoong... Go Ahra, putri jenderal militer yang saat ini masih aktif bertugas."
Yunho masih tidak memberikan apa-apa, masih mencerna informasi yang diberikan oleh Yoochun.
"Apa kau akan diam saja? Kekasihmu dicuri darimu." Yoochun mengingatkan.
Yunho tahu hal tersebut dengan baik. Tetapi ia bisa apa? Ia belum memiliki kekuatan untuk merebut Jaejoong dari belenggu keluarganya, Yunho belum memiliki kedudukan yang pantas untuk menjemput Jaejoong dengan bangga.
Menjadi lemah dan tidak berdaya, seperti inikah rasanya?
"Sebenarnya, apa alasan kalian dipisahkan seperti ini, huh? Kenapa tidak sejak awal saja?"
Yunho melirik Yoochun, "Mungkin latar belakang keluarga kami yang berbeda. Atau mungkin orang tua kami memiliki rencana lain untuk masa depan kami? Siapa yang tahu?"
"Benar, latar belakang keluarga kalian benar-benar berbeda..." gumam Yoochun, "Tetapi bukannya tidak bisa bersama, jika saja ada kesempatan untuk mencobanya." Ia mengangkat bahu. Itu adalah urusan temannya dan sebagai pengamat ia tidak bisa berkomentar terlalu jauh karena ia tidak mengalami langsung apa yang dirasakan oleh Yunho dan Jaejoong.
Yunho masih menatap acara berita sebelum digantikan oleh berita lain. Meskipun begitu otaknya belum bisa melupakan wajah pucat Jaejoong dan senyum tertekannya. Yunho mengenal Jaejoong dengan baik, mungkin bahkan lebih baik daripada orang tua Jaejoong sendiri.
Ada yang tidak beres dengan Jaejoong tetapi Yunho belum bisa tahu apa itu karena kondisinya yang tidak memungkinkan dirinya untuk mencari tahu. Ayahnya benar-benar kejam! Menghajarnya tidak hanya sampai dirinya babak belur tetapi sampai mematahkan beberapa tulangnya.
"Tapi Yunho... aku datang kemari karena ada seseorang yang memintaku menyampaikan pesan untukmu."
"Siapa?"
"Junsu." Jawab Yoochun. "Ia mengirimiku pesan suara kepadaku untuk diteruskan kepadamu." Ia mengambil ponselnya, memutar pesan yang dikirimkan beberapa hari yang lalu.
'Sampaikan pada Jung Yunho bahwa Joongie saat ini tidak bisa bertemu dengannya. Astaga! Penjagaan di rumahnya benar-benar lebih ketat daripada di penjara! Ya, Joongie tidak mengatakan banyak hal, hanya berpesan agar Yunho tidak menjadi anak durhaka, jangan melawan orang tua dan pergilah ke laur negeri untuk belajar dan meraih cita-citamu. Kau dengar Park yoochun, sampakai pesan ini pada Yunho!"
Rekaman berakhir. Yoochun menatap Yunho yang terlihat sedang melamun.
"Apa kau tahu apa yang sebenarnya sedang disembunyikan oleh keluarga Jaejoong?" Tanya Yunho.
"Tidak. Tetapi salah seorang kenalanku mengatakan bahwa ibunya membuat janji untuk melakukan operasi. Entah operasi apa aku tidak tahu..." jawab Yoochun. "Apa Jaejoong memiliki penyakit serius?"
"Tidak." Jawab Yunho.
Menjadi tidak berdaya benar-benar suatu kesialan. Kini Yunho tahu kenapa orang-orang berlomba-lomba mendaki untuk sampai puncak dan mendapatkan kekuatan untuk melakukan segala sesuatu dengan mudah.
Dunia seperti itu benar-benar kejam tetapi itulah kenyataan pahitnya.
Tidak semua harapan dan keinginan bisa terkabul...
ᴥᴥᴥ
Jaejoong ingat, ia sempat beradu argument dengan ibunya tentang pertunangan sebelum akhirnya ia pingsan karena kekurangan gizi. Pada saat membuka matanya lagi, Jaejoong berada di ruangan dingin yang penuh aroma obat-obatan dan disinfektan. Jaejoong berkedip bergegas duduk untuk merasakan sakit menusuk pada bagian perutnya. Ketakutan dan terror melanda Jaejoong, ia segera menyentuh perutnya.
"Kau sudah bangun?"
Jaejoong menatap perempuan yang memiliki mata seperti miliknya, berjalan dengan tenang. Ekspresinya tidak terbaca, tidak ada kemarahan ataupun kesedihan disana. "Apa yang sudah Ibu lakukan padaku?" Tanya Jaejoong.
"Tidak ada?" wanita tersebut meletakkan mangkuk buah yang baru saja ia cuci. "Memang apa yang bisa Ibu lakukan padamu?" ia balik bertanya.
"Jangan coba menyakiti bayiku!"
"Kenapa Ibu harus melakukannya jika dokter akan melenyapkannya sebentar lagi?" wanita itu bertanya dengan tenang seolah-olah ia sedang tidak berbicara tentang calon cucunya sendiri. "Kau akan bertunangan segera, jadi hal-hal kotor yang ada pada dirimu harus dilenyapkan, bukan?"
Perlahan air mata Jaejoong membasahi pipinya, "Aku pikir selama ini Ayah lah yang kejam, aku tidak tahu bahwa seorang ibu pun bisa menjadi monster jahat untuk putranya sendiri."
Wanita tersebut tersenyum, "Karena aku yang melahirkanmu, menyusuimu dan membesarkanmu dengan tanganku sendiri, sehingga aku harus memastikan kau mendapatkan yang terbaik dalam hidupmu. Kau mengerti?"
"Tidak."
"Bagus. Tidur lah! Besok pagi operasi akan dilakukan! Dokter memintamu untuk berpuasa, jadi aku akan pulang menyiapkan bubur untukmu sebelum fajar." Wanita tersebut bicara.
"Aku tidak mau! Aku tidak mau! Bayi ini milikku!" Jaejoong meneriaki ibunya.
"Bayi itu adalah mahluk kotor yang akan merusak masa depanmu!" ia tersenyum mengingatkan. "Ada penjaga yang akan menjagamu. Ibu pergi dulu..."
Jaejoong mengabaikan wanita yang sudah melahirkannya tersebut, ia menangis sambil memegangi perutnya. Bayinya. Buah cintanya dengan Yunho, haruskah berakhir seperti ini? Jaejoong hanya bisa menangis dan terisak. Kenapa ia tidak bisa melahirkan bayinya seperti orang lain? Kenapa keluarganya sendiri ingin membuatnya menanggung dosa seumur hidupnya?
ᴥᴥᴥ
bahkan ketika Yunho berangkat ke luar negeri, ia tidak memiliki kesempatan untuk sekedar menghubungi Jaejoong atau menemuinya. Seolah-olah dirinya dan Jaejoong tidak pernah bertemu dan bersama. Seolah-olah takdir keduanya memang harus berakhir seperti ini...
ᴥᴥᴥ
ᴥᴥᴥ
TBC
ᴥᴥᴥ
ᴥᴥᴥ
Thursday, May 16, 2024, 9:25:16 AM
NaraYuuki
KAMU SEDANG MEMBACA
Untukmu... ✔️ (YunJae Fanfiction)
Hayran Kurgu"Tolong tunggu aku sebentar lagi! Karena aku tidak ingin menyerah... Aku ingin melihatmu bahagia, disisiku..." . . . . YunJae Fanfiction