"Apa kau menikmati pekerjaanmu, Bos Jung?" Yoochun menggeser gelas Kristal berisi cairan berwarna cokelat keemasan. "Aku yang bayar." Ucapnya.
"Harusnya aku yang bertanya, apa kau menikmati pekerjaanmu? Kau yakin akan mabuk? Apakah besok tidak ada persidangan yang harus kau hadiri?" Tanya Yunho.
Yoochun mencibir. "Sebenarnya aku muak menangani kasus perceraian orang-orang kaya. Herannya akhir-akhir ini aku hanya menangani kasus-kasus seperti itu." keluhnya.
Sepuluh tahun telah berlalu. Yunho sudah resmi bekerja di perusahaan ayahnya sejak beberapa bulan lalu. Ia sangat sibuk sehingga tidak memiliki kesempatan untuk keluar. Baru-baru ini pekerjaannya sedikit berkurang sehingga ia bisa menemani Yoochun ke bar.
Bar yang mereka datangi adalah bar kelas atas yang tenang dan damai, keamanan dan privasi terjamin, alunan musik lembut dan bukan musik yang menghentak. Tidak semua orang mampu mengunjungi bar semacam ini.
Jika Yunho harus meneruskan perusahaan keluarga, Yoochun memilih menjadi pengacara sama seperti kedua orang tuanya, toh ia pun akan melanjutkan firma hukum milik keluarganya. Banyak generasi ke-2 atau ke-3 seperti mereka yang hanya tinggal melanjutkan warisan keluarga mereka.
Yoochun menatap teman lamanya dengan sedikit keragu-raguan, "Ngomong-ngomong, apa kau masih berhubungan dengan Jaejoong?"
Yunho yang hampir meminum minumannya meletakkan kembali gelas kristalnya. "Tidak..."
"Apa kau tidak tahu?" Tanya Yoochun.
"Tahu apa?" Yunho balik bertanya.
"Setengah tahun setelah pertunangannya, Jaejoong ditinggal mati oleh perempuan itu. Berita mengatakan perempuan tersebut mengidap kanker." Ucap Yoochun, "Beberapa tahun lalu, ku dengar Jaejoong mengadopsi seorang anak."
"Oh..." sahut Yunho tampak tidak tertarik. Bukankah masa lalu yang buruk harusnya tidak diingat kembali? Luka lama yang tidak bisa disembuhkan harusnya diperban dan dilupakan tidak dilihat dan diperhatikan terus menerus.
Melihat wajah Yunho yang tampak tidak tertarik, Yoochun mengalihkan pembicaraan mereka. "Apa kau akan datang?"
"Kemana?" Tanya Yunho.
"Hyunjoong mengundangmu ke acara pernikahannya, kan?" Yoochun balik bertanya.
"Ya." Jawab Yunho. "Aku akan datang."
ᴥᴥᴥ
"Sayang, berapa usiamu?" seorang pegawai bertanya, ia sedang mencocokkan setelan yang dipakainya dengan beberapa dasi kupu-kupu agar sesuai untuk anak kecil yang menggemaskan.
"9 tahun..." jawabnya.
"Oh, kelas berapa?"
"Kelas 4 SD."
"Siapa namamu?"
"Hyunno..."
"Ah, benar-benar imut!" pegawai tersebut berniat mencubit pipi anak laki-laki tampan yang menjadi pelanngannya kali ini tetapi urung ketika orang tua si anak meliriknya dengan tatapan tajam.
"Bu, kemana kita akan pergi?" Hyunno bertanya, melirik sang ibu yang sedang berdiskusi dengan paman penjahit. Tentu saja ia belum tahu bahwa sebenarnya yang sedang berbicara dengan ibunya bukanlah seorang penjahit biasa tetapi seorang desainer terkenal yang karya-karyanya sudah mendunia. Namun apa yang diharapkan dari anak berusia 9 tahun yang benar-benar dijaga dan dilindungi?
"Ke acara pernikahan teman sekolah Ibu."
"Oh, kenapa kita tidak membeli hadiah juga?"
"Ibu sudah menyiapkan amplop berisi uang. Ia lebih menghargai uang daripada barang."
![](https://img.wattpad.com/cover/368948258-288-k622798.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Untukmu... ✔️ (YunJae Fanfiction)
Fiksi Penggemar"Tolong tunggu aku sebentar lagi! Karena aku tidak ingin menyerah... Aku ingin melihatmu bahagia, disisiku..." . . . . YunJae Fanfiction