"Oushi?", ceelyis menatap bingung ke arah oushi yang tersenyum lebar di depannya,mereka 1 kantor?.
"Ternyata dunia sesempit ini",kata oushi pada ceelyis yang hanya mengangguk kikuk.
"Aku tidak tau kau bekerja di kantor ini juga?",kata ceelyis,menatap oushi yang menduduki kursi di sebelahnya, meja mereka berdekatan, sungguh kebetulan.
"Aku lupa memberitahu",kata oushi fokus pada komputer di depannya,ceelyis menduduki kursi lalu mulai mengerjakan tugas yang di berikan oleh Mina beberapa waktu lalu.
Oushi diam-diam memperhatikan ceelyis dari wajah hingga pakaian.
"Ceelyis kau tak merasa panas dengan pakaian mu?",tanya oushi.Ceelyis tersenyum sudah sering mendapatkan pertanyaan seperti itu
"Tidak sama sekali", katanya tanpa mengalihkan pandangan dari komputer di depannya.Oushi hanya manggut-manggut saja
Rasanya oushi ingin menyentuh kulit ceelyis,rasa penasaran nya semakin besar.Dengan sengaja oushi menyentuh tangan kecil ceelyis.
"Ada nyamuk",bohongnya, ceelyis sedikit terkejut namun ketika tau alasannya ia jadi lega.
"Ceelyis,aku minta tolong buatkan kopi untuk tuan miyamura,jika sudah selesai panggil saja aku",kata Mina menghampiri meja ceelyis.
"Baiklah", ceelyis berdiri dari duduk setelah tugas nya selesai, ia berjalan menuju tempat di mana untuk membuat kopi,ceelyis merasa aneh kenapa tempatnya sangat jauh tepat berada di belakang kantor.
"Jauh banget, nggak ada setan kan disini"gumamnya,lalu mulai membuat kopi.
Fokus dengan kopinya ceelyis tak sadar jika pintu telah ditutup dengan rapat oleh seseorang,bahkan tak menimbulkan bunyi sedikit pun.
Ceelyis terkejut ketika mendapati tangan besar memeluk pinggang yah dari belakang, dengan cepat ia membalikan badan dan mendapati oushi yang tengah tersenyum.
"Maaf aku tak sengaja", katanya setelah melepas kan pelukan sekilas itu, dalam hati oushi masih ingin memeluk lebih lama.
Ceelyis menatap tak suka, apa nya yang sengaja?pikirnya,ceelyis merasa ada yang janggal dengan oushi mungkin pikirannya saja,tak ingin ambil pusing ceelyis kembali melanjutkan kegiatannya.
"Mina bilang tak usah membuat kopi",ceelyis menghentikan kegiatan menyeduh kopinya, mengalihkan pandangan ke arah oushi.
"Kopinya untukku saja", oushi langsung mengambil dan meminum kopi buatan ceelyis.
"Anjirrr dah capek-capek juga gue buat",kata ceelyis dengan bahasanya,raut kesalahannya tercetak jelas.
"Apa yang barusan kau katakan?",tanya oushi tak mengerti dengan ucapan ceelyis barusan.
"Mikir aja sendiri",kata ceelyis masih dengan bahasanya, kemudian berbalik menuju pintu keluar.
"Jangan bercanda ceelyis",oushi menggapai tangan kecil ceelyis, mencengkram dengan kuat"apa yang kau katakan barusan",kata oushi masih dengan mencengkeram tangan ceelyis,tatapan tajamnya tak lepas dari manik coklat itu.
"Tidak ada,aku tak mengatakan apapun",entah mengapa ceelyis merasa takut dengan oushi,tangan terasa sakit akibat cengkraman oushi.
Oushi melepaskan cengkeramannya, mendengus lalu tersenyum lembut.
"Maaf ceelyis aku tak berniat untuk menyakiti mu",kata oushi dengan raut bersalahnya.Ceelyis mengangguk,mengelus bekas cengkram tangan oushi, kayaknya oushi punya kelainan deh gumamnya.
Ceelyis yang hendak membuka pintu namun pintunya sama sekali tak ingin terbuka.
"Ada apa dengan pintunya,apa rusak?",panik ceelyis berusaha membuka pintunya sedangkan oushi hanya tersenyum culas,memerhatikan ceelyis yang tengah berusaha membuka pintu,masih dengan menikmati kopinya oushi sama sekali tak ingin membantu ceelyis.
"Oushi, bagaimana pintunya tak ingin terbuka",kata ceelyis menatap ke arah oushi.
"Aku akan menghubungimu pihak kantor,pintu memang sering macet,tak usah panik",kata oushi menenangkan kemudian mengotak-atik handphone nya.
Ceelyis tentu saja panik berduaan dengan lawan jenis adalah hal yang paling ia hindari, ceelyis mengigit kukunya, rasa panik menyerang tubuh yah.
Oushi tersenyum melihat balasan dari layar handphonenya, menatap sejenak ke arah ceelyis.
"Ceelyis,kau baik-baik saja?",tanya oushi,melihat wajah ceelyis yang pucat dan juga badannya sedikit bergetar.
"Aku baik", ceelyis berusaha menenangkan diri,tenang bentar lagi bantuan datang, oushi nggak mungkin macam-macam pikir nya positif.
Tak lama kemudian tiba-tiba saja lampu mati membuat rasa panik ceelyis semakin bertambah.
Tak ada cahaya, handphone ceelyis merasa di meja kerja, bagaimana ini
Ceelyis sungguh ketakutan sekarang, ceelyis luruh kebawah memeluk tubuhnya.Oushi melangkah mendekat ke arah ceelyis"ceelyis kau tak apa-apa,Mina bilang bantuan akan datang beberapa jam kedepan",kata oushi, mendekat bahkan lebih dekat ke arah ceelyis,dengan berani oushi memegang tangan kecilnya ceelyis.
Beberapa jam?kenapa lama sekali bukan kah ini darurat pikir ceelyis.
Ceelyis menghembuskan tangan oushi ketika menyentuh tangannya."Jangan menyentuh ku oushi",kata ceelyis menatap ke depan ia tau oushi berada di depannya.
"Kenapa?", oushi mendengus kesal, tatapan berubah tajam, walaupun ceelyis tak melihat nya, mencengkeram baju ceelyis dengan kuat.
"Oushi kau tak mengerti,jadi tolong jangan lakukan hal itu"ceelyis berusaha melepas cengkram tangan oushi namun oushi tak melepaskannya sama sekali.
"Oushi,tolong jangan lakukan ini",pinta ceelyis,ia tak punya tenaga untuk meladeni oushi,ia tak ingin punya masalah apalagi natobene nya yang di negara orang lain.
Oushi kembali melunak ia tak ingin ceelyis menghindari nya,ia harus menunggu waktu tiba untuk memperlihatkan sifat sesungguhnya.
Dapat ceelyis rasakan cengkram di punggung mengendur.
"Maaf ceelyis,aku benar-benar minta maaf",kata oushi dengan nada menyesal.
Ceelyis hanya mengangguk,semoga saja ia tak mengulanginya lagi batinnya.
Sedangkan oushi kembali mengotak atik handphonenya, wajahnya berubah dingin.
Tak lama kemudian lampu kembali hidup,senyum cerah ceelyis mengembang,setidaknya lampu sudah kembali hidup.
Oushi menatap dalam ceelyis,dalam hatinya ia mengubur jauh keinginan untuk menyentuh ceelyis.
"Tunggu saja ceelyis,ini belum waktunya".
____________________________________
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Oushi
Teen FictionAkibat dari pakaian ceelyis yang tertutup tanpa sadar ia mengundang rasa penasaran dari seorang laki-laki gila bahkan terobsesi dengannya. Ceelyis berpikir ia bisa menikmati masa mangang dengan tenang namun itu semua berubah ketika bertemu dengan ou...