"""ADEK ADEKKU, SAYANGKU, CINTAKU, KASIHKU, PUJAAN HATIKU, YOK BANGUN SUDAH JAM 8 INI" ujar kak Jihan sambil memukul pelan lengan mereka satu persatu
"GUE HITUNG SAMPAI 3 GADA YANG BANGUN, GUE SIRAM AIR PANAS" teriak kak Jihan lagi
yang lain pun sontak membuka mata kecuali Nina
"bangun juga lo pada, cepet anjir udah siang"
"aelah kak mau kemana juga sih" omel Jaka
"ga kemana mana sih, bangunin Nina gih, yang cewe cewe bantuin masak biar yang cowo bersih bersih" ujar kak jihan
Jidan menghampiri Nina yang masih tertidur pulas
"nin bangun" ujar Jidan mencubit pelan pipi Nina
"eum 5 menit" ujar Nina pelan dengan mata yang masih tertutup
tiba tiba terlintas ide jahil di pikiran Jidan, cara membangun kan Nina, tapi dengan cara yang agak dramatis
kayaknya Jidan lupa deh kalau Nina lagi red day haha
"NIN BANGUN NIN, GEMPA WOI GEMPA, BURUAN BANGUN" ujar Jidan heboh sembari menguncang kuat kasur yang Nina tiduri
"AAA GEMPA" Nina terlonjak kaget dari tidurnya
Nina mengatur nafasnya yang tak beraturan, lalu menatap sekelilingnya, sama sekali tidak terjadi gempa
lalu ia menoleh kesamping melihat Jidan yang tertawa puas
"JIDAN, KAGET TAU GA"
"rasain kebo sih"
"awas lo, gue aduin sean" ujar Nina lalu pergi mencari Sean, sebelum pergi, Nina melempar kuat bantal ke arah Jidan
tapi Nina tak kunjung ketemu jadinya ia menghampiri Jayden yang kebetulan lewat di depannya
"udah-" belum selesai Jayden bicara Nina sudah memeluknya dengan erat
"hiks Jayden, Jidan"
"kenapa Jidan" tanya Jayden sembari mengelus kepala dan bahu Nina
"hiks, tadi di bangunin nya jahat banget hiks, gue tidur cuma 3 jam" ujar Nina sesegukan
"udah udah jangan nangis, nanti gue kasih tau Jidan, mau tidur lagi?" tanya Jayden
"mau tapi temenin"
"iya bocilll" Jayden terkekeh lalu membawa Nina kekamarnya
setelah Nina tertidur pulas di pelukannya, Jayden berniat keluar tapi tiba tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya
"masuk" ujar Jayden
"mana nin-"
Sean berhenti berbicara karna orang yang dia cari sekarang ada di depan mata
"sean temenin nina gih, lagi red day anaknya. perutnya juga keram, gue mau kebawah dulu" ujar Jayden
"Iya"
setelah Jayden pergi, Sean duduk di tepi kasur memerhatikan Nina yang sedang tertidur pulas
lalu tangan nya beralih mengusap surai halus Nina
sementara itu, Kak Jihan, Nela, Luna, Reyla sedang menyajikan makanan di meja makan
"luna, nela panggilin yang lain" ujar kak Jihan
"Iya kak"
mereka sudah berkumpul di meja makan kecuali Sean dan Nina
"anjir ji, lo apain anak orang" ujar Jayden
"ga ngapa ngapain, kagetin dikt" ujar Jidan santai
"ribut sama Nina?" tanya Wildan
"Iya anjir, pagi pagi udah bikin anak orang nangis" ujar Jayden kesal
"jangan berlebihan kalau usil ji" tegur Wildan
"sebenarnya itu biasa aja si wil cuma Nina nya emang lagi sensitif, biasa cewe" ujar Jayden
"tapi tetep aja ngeselin anjer" sambar kak Jihan
"udah udah, sean sama nina mana?" tanya Wildan
"belum gue panggil tadi, sorry gue gatau mereka dimana" ujar Luna
"ada di kamar gue, jak panggil dong" pinta Jayden
"tai, kok gue, Jidan lah! pw banget ni" ujar Jaka malas
"yeu si anying, iyedah"
Jidan pun pergi menuju kamar Jayden
TOK TOK TOK
"keluar woi makan, lambat tinggal" ujar Jidan keras
tak kunjung mendapat respon akhirnya Jidan memutuskan masuk ke kamar Jayden
Jidan pun memutar mata nya malas tak kala melihat Nina dan Sean tidur berpelukan
Jidan pun menghampiri mereka lalu membuka gorden
karna cahaya yang masuk, membuat keduanya terusik
"WOI UDAH KAYA PASUTRI AJA, BANGUN GUE LAPER" sorak Jidan
"ish iya iya" ujar Nina
"eh bocil, sorry ya tadi pagi"
"ga, ayo se kedapur" ajak Nina
Nina dan Sean pun pergi meninggalkan Jidan yang terdiam di kamar
"LAH MALAH DI TINGGAL, WOI"
tunggu vote nyampe 250, baru aku up. papay 🩷🩷🩷