Penculikan

101 14 0
                                    

.°•☘︎ ݁˖ ^᪲᪲᪲SECRET PSYCHOPATH ֶָ֢𐚁๋࣭⭑ִֶֶָָ֢࣪☾.

"jangan bilang mereka di culik?" Sopan sedari tadi mondar-mandir karena adik-adik nya belum juga kembali.

Ice hanya menghela nafas kasar, "serius? hari ini gua belum tidur sama sekali nying, masa udah ada masalah lagi?"

"kenapa salah satu dari kalian gak nemenin mereka?" tanya Taufan, tangannya memijat pelipisnya.

"jarak super market ke taman cuman beberapa langkah, jadi kupikir mungkin gpp kalo ditinggal bentar." jawab Rimba sambil menundukkan kepalanya.

"shit. gak ada pilihan lain kita harus nyari mereka ber-tiga." sahut Hali.

"Supra, Ice, Taufan, Blaze, kalian disini aja biar gua sama yang lain nyari." Gentar berjalan meninggalkan mereka.

"lin? serius? gua yakin ini gak aman-" Taufan sedikit ragu dengan keputusan Gentar.

"kita gak bisa tinggal diam fan, mau gimana pun kita harus ambil resiko." Hali mengusap rambut Taufan sebelum akhirnya berjalan menyusul Gentar.

"gua bakal aman, lo tenang aja." sambung nya.

"dari dulu lo selalu keras kepala Lin." ketus Taufan, ia memalingkan wajah nya.

Hal itu tidak di pedulikan Hali, dia malah lanjut berjalan keluar dari rumah mewah milik Sopan.

"maaf ya? aku janji pasti si-kembar bakal aman kok." Rimba menepuk-nepuk bahu sopan.

"ini bukan salah kalian, harusnya dari awal aku ngelarang mereka buat ke luar." helaan nafas terdengar dari sang empu.

helaan nafas pasrah dan kecewa yang bercampur menjadi satu. pasrah, mungkin hal-hal aneh ini akan terus berlanjut. dan kecewa, karena dia tidak bisa menjadi kakak yang baik.

Hali dan yang lain menaiki mobil milik Sopan dan mulai meninggalkan rumah Sopan.

"kira-kira mereka bakal dimana?" Gentar memulai obrolan nya.

"idk. tapi lebih baik pergi ke lokasi akhir mereka."

tidak ada jawaban, mereka lebih memilih diam di kondisi yang seperti ini.

sinar mentari yang merambat lurus ke kaca jendela mobil memberikan kehangatannya, aroma bunga-bunga yang segar di sertai pepohonan hijau yang membuat lingkungan sekitar nya semakin asri.

"udah sampai, ayo turun." Semua mulai menuruni mobil dan berjalan di sekitar taman.

"hai semua! aku gak nyangka bisa ketemu kalian!." sapaan seorang gadis berjilbab pink dengan senyuman hangat nya yang menyatu dengan sinar matahari siang itu.

"Ying? Yaya? ah, senang bertemu kalian." Rimba membalas sapaan Yaya.

gadis di sebelah Yaya hanya tersenyum simpul pada mereka. Surai rambut yang berwarna biru tua dan mengenakan kacamata di sertai sebuah bando di kepalanya, itu sudah menjadi ciri khas Ying.

"kalian sedang apa?."

"adik Sopan tiba-tiba hilang, sepertinya di culik. kami lagi nyari mereka." ucap Liung.

"mereka ber-tiga ya? mau kami bantu?"

"apa tidak merepotkan? tapi kalau kalian ingin, tentu boleh." Hali menjawab.

"terimakasih Yaya, Ying, maaf merepotkan.." balas Sopan.

"haha, tentu! itu tidak merepotkan sama sekali." Yaya tersenyum pada mereka.

"jika penculiknya orang yang sama, sepertinya ada 1 tempat yang pasti mereka berada." Rimba memulai topik yang lain.

"lo serius Rim?" Hali menoleh ke lelaki yang lebih pendek darinya.

'Secret Psychopath - IST'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang