TOU. 06

732 78 22
                                    

Karena hari ini adalah hari diperingatinya Tahun Baru Imlek, maka Ruka, Rita, dan Rora memiliki hari libur selama tiga hari. Kenapa tiga hari? karena hari ini adalah tanggal merah, besok hari sabtu dan lusa adalah hari minggu.

Jadi selama tiga hari, mereka akan menghabiskan waktu bersama selama 24 jam.. dan, di rumah..

Bosan? Oh, tentu tidak. Justru ketiga anak Darmawangsa yang notabene nya itu memang anak-anak mager nan jompo merasa senang bisa menghabiskan waktu liburannya di rumah.

"Putusin lah gila, udah tau hubungannya toxic kok malah lanjut!" seru Rora yang kesal saat menonton drama korea bersama para kakaknya.

"Namanya juga bucin Ra," celetuk Ruka yang sedang menyender di bahu Rita sambil nyemil snack chips.

"Masalahnya bucin sama bego tuh satu paket ci!"

"Sabar Ra sabar, kalo putus nanti langsung ending dong." sahut Rita yang kebrisikan karena adiknya terus-terusan berkomentar. Memangnya sesusah apa sih menonton dengan tenang.

"Ya emang harusnya kan gitu kak, endingnya realistis kayak yang atlet sama reporter itu,"

"Fuck, jangan membuka luka lama cici gitu dong," umpat Ruka sambil memegang dadanya.

Rora memutar bola matanya malas, drama sekali cici nya itu. Padahal hanya sebuah drakor tetapi sampai segitunya.

Plak

"Aduh buset Rit, sakit ya gila." Ruka menggosok-gosok bagian pahanya yang dipukul. Kadang ia merasa sifat bunda nya yang senang menggeplak itu turun ke Rita, tetapi herannya kenapa selalu dia yang menjadi sasarannya.

"Makanya omongan tuh dijaga, kalo sampe bunda denger gimana."

"Tapi kan sekarang ayah sama bunda lagi kerja Rit," Ruka mendengus kesal, sedangkan adik pertamanya itu malah dengan santai nya melanjutkan menonton.

Ting.. Tong..

Terdengar bel rumah berbunyi, membuat ketiga kakak beradik yang sedang asik menonton itu kini saling bertatap-tatapan heran.

"Siapa yang dateng deh?" tanya Rita, mengkerutkan alisnya.

Ruka dan Rora menggeleng. "Akang paket kali ya," tebak Ruka.

"Tapi perasaan akang paket gak pernah ngebunyiin bel rumah deh ci," heran Rora diangguki Ruka dan Rita. Pasalnya tukang paket pasti akan langsung menaruh di depan pintu karena keluarga mereka itu tidak pernah memesan secara COD.

Ting.. Tong..

"Bukain sana ci," suruh Rora.

"Dih, di mana-mana tuh kakak yang nyuruh adek, bukan adek yang nyuruh kakak."

"Udah lah ci, Cici kan yang paling deket."

"Gak ah, mager cici. Kamu aja Rit." Ruka mencolek Rita yang masih asik menyemil.

Rita menggeleng, "Gak mau, Rita introvert."

"Dikira cici engga?"

"Rora juga ya!"

Memang dasar, beginilah kalau anak introvert kedatangan tamu yang tak diundang. Bukannya langsung menyambut, mereka malah berdebat tentang siapa yang harus membukakan pintu.

Ting.. Tong.. Ting.. Tong.. Ting.. Tong..

Bel rumah yang berbunyi berkali-kali membuat Rita dan Rora semakin mendesak Ruka.

"Udah ci, buruan.. hush hush," usir Rora sambil mendorong tubuh mungil Ruka.

"Tau ci, yang gede ngalah napa." ucap Rita yang ikut mendorong tubuh Ruka agar segera berdiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Three Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang