Stuck in the Middle (3)

783 74 8
                                    

Setelah raja mengetahui kebenaran bahwa perdana menterinya adalah dalang di balik kehancuran yang melanda, ia menghukum mati ayah selir dan selir pertamanya, Yoon Areum.

Kehilangan istri dan anak laki-lakinya membuat Baek Hyunwoo semakin terpuruk. Terhimpit oleh rasa penyesalan dan kehancuran, ia merasa tak layak untuk terus hidup. Dengan hati yang penuh keputusasaan, ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Berdiri di tepi danau yang luas, Hyunwoo menatap air dengan mata yang kosong. "Kumohon, izinkan aku bertemu denganmu lagi, Haein."

"Rasa bersalah dan penyesalan adalah hal wajar, namun, tak berusaha memperbaiki adalah hal yang lebih buruk dari pada membuat sebuah kesalahan itu sendiri."

Sebuah suara tiba-tiba terdengar dari belakangnya. Hyunwoo berbalik dan melihat seorang kakek tua yang berdiri di sana.

"Apa maksudmu?" tanya Soohyun ketus.

"Kau hanya menyia-nyiakan hidup yang tuhan berikan secara cuma-cuma, mengapa kau mengambil separuh hidupmu dengan cara seperti ini," jawab kakek itu dengan tertawa.

"Kau tidak mengerti, jadi bungkam saja mulut entengmu itu,"

"Jika ingin seluruh dunia mengerti keadaanmu, maka buatlah dunia sendiri dimana kau adalah Tuhannya. Jika kau tidak berusaha untuk mengubah keadaanmu, maka dunia fana ini yang akan semakin menginjakmu."

"Jika waktunya tiba untuk pergi, pergilah. Namun jangan pergi terlalu cepat saat masih bukan waktunya," tambah kakek itu sebelum pergi, tanpa menyadari bahwa ia telah meninggalkan jejak benang merah di hadapan Soohyun.

Saat mengambilnya dan ingin memberikan pada kakek tersebut, tiba tiba kakek itu menghilang entah kemana. Yang membuat Hyunwoo kebingungan memegang sisa-sisa benang itu.

Kata-kata kakek itu membuat Hyunwoo menunda niatnya untuk bunuh diri. Ia pun kembali ke istana, di mana semua orang telah khawatir dan menantikannya.

Hyunwoo melanjutkan hidupnya, menjalankan tugasnya sebagai pemimpin negeri. Namun, suatu hari, pada usia 49 tahun, ia jatuh sakit dan tak dapat sembuh. Meninggalkan dunia ini dengan penyakit yang langka.

♡₊˚ ☘️・₊✧

Pagi itu, Jiwon duduk di kamarnya yang sepi, mencoba mengusir rasa cemas yang menghantui pikirannya sejak menemukan surat dari neneknya. Tangannya gemetar saat memegang ponsel, berusaha mengumpulkan keberanian untuk menelpon ayahnya. Ia tahu, hanya ayahnya yang bisa menjawab pertanyaan yang berkecamuk di benaknya tentang kakek Ji Wan.

Dengan napas dalam, Jiwon akhirnya menekan tombol panggil dan menunggu sambungan tersambung.

"Halo, Jiwonie?" suara ayahnya terdengar dari seberang sana, hangat dan penuh perhatian.

"Halo, Appa," balas Jiwon, suaranya sedikit bergetar. "Aku ingin bertanya sesuatu... tentang kakek Ji Wan. Apa Ayah tahu di mana dia sekarang?"

Ada jeda yang terasa begitu panjang di ujung sana. Ayah Jiwon menghela napas berat, seakan mencari kata-kata yang tepat untuk diucapkan.

"Jiwon, sebenarnya Kakek Ji Wan... dia sudah meninggal beberapa tahun yang lalu."

Dunia Jiwon seakan berhenti berputar. Tangannya gemetar semakin kuat, dan ponsel hampir terlepas dari genggamannya. "Meninggal? Bagaimana bisa?Lalu siapa yang aku temui beberapa hari lalu?"

"Appa kira kau hanya membual dan mencari alasan untuk tidak mengurus Villa itu Jiwonie, kau sungguh bertemu dengannya?"

Jiwon mematikan panggilan teleponnya dan terduduk sejenak, mencoba mencerna apa yang baru saja didengarnya. Teringat akan Soohyun, Jiwon segera memanggil-manggil nama Soohyun dengan cemas.

Uri  Journey (Kim Ji won x Kim Soo Hyun) Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang