Sudah 4 hari lamanya Sabil tak berada disekolah, sejak hari Selasa Sabil tak menampakan batang hidungnya sedikitpun. Nalendra yang biasanya mengunjungi Sabil kala jam istirahat malah akhir akhir ini jarang. Sabil dikabarkan sakit semenjak hari Rabu, satu hari setelah kejadian hari dimana Sabil menelepon Nalendra.
Dan sudah 4 hari lamanya Nalendra menghawatirkan Sabil, ia sudah berusaha mengirim pesan pada Sabil namun tak dibalas. Nalendra sangat cemas pada Sabil, dan kini sepulang sekolah ia berniat untuk menjenguk Sabil di apartemennya.
Nalendra kini ia sudah berada didepan pintu apartemen Sabil, bagaimana ia tahu? Ia sempat bertanya pada pemilik apartemen berapa nomor pintu apartemen milik Sabil. Lalu setelah diberitahu nomer pintu apartemen milik Sabil, ia bergegas mencari nomor pintu tersebut.
Nalendra menekan bel apartemen milik Sabil, namun tak ada jawaban. Ia menekan pintu belnya sekali lagi, "Kalo kamu Saddam silahkan pergi" Suara Sabil yang bisa ia dengar berasal dari pin pintu Sabil. Nalendra menekan tombol bicara tersebut untuk memberitahukan Sabil jika ia bukan Saddam.
"Ini Nalendra" Ucap Nalendra lalu seketika pintu terbuka menampakan Sabil dengan wajah pucat dan penampilan agak berantakan, menatap Nalendra dengan tatapan tak percaya. "Halo kak.." Sapa Nalendra pada Sabil namun Nalendra membeku kala mendapat balasan tak terduga dari Sabil.
Sabil tiba-tiba memeluknya sangat erat bahkan hampir mebuat Nalendra tak bisa bernafas. Nalendra semakin terkejut kala Sabil tiba-tiba mulai menangis namun pada saat Nalendra ingin bertanya, Sabil lebih dulu berbicara sesuatu padanya.
"Kamu gak tau seberapa menderitanya aku" Ucapan tersebut seketikan membuat Nalendra mengurungkan niatnya untuk bertanya dan memutuskan untuk diam. Dengan hati hati ia mengangkat tanganya untuk mengusap punggung Sabil berusaha menenangkan Sabil.
"Shut.. udah ya kak nangisnya.. aku liat mata kakak udah bengkak gitu kakak nangis terus ya? Cup.. cup.. cup.." Ujar Nalendra menenangkan Sabil, "Sekarang mending kita masuk dulu kak.. takutnya nanti ada orang liat kita mikirnya aneh aneh.." Ajak Nalendra membuat Sabil melepaskan pelukannya, lalu mengangguk.
Nalendra masuk atas izin Sabil, ia melepas sepatutnya lalu menyimpan atas rak sepatu. Nalendra melihat keseliling apartemen Sabil yang cukup berantakan menurutnya "Maaf kalo berantakan aku ga sempet beresin" Jelas Sabil sembari memunguti sampah yang berceceran.
Nalendra yang melihat hal itu langsung membantu Sabil membersihkan ruangan tersebut. "Kamu duduk aja ini biar aku yang beresin, kamu kan tamu" Ujar Sabil kala melihat Nalendra membantunya.
Nalendra mengelengkan kepalanya "Kakak yang harusnya duduk kakak lagi sakit, ini biar aku aja cuman dikit ini kok kak" Tolak Nalendra kala Sabil memintanya duduk. "Ah enggak kam- AAAA!" Belum sempat menyelesaikan kalimatnya Nalendra tiba-tiba menggendong tubuh Sabil. Membuatnya reflek mengalungkan tanganya leher Nalendra, lalu membawanya tidur disofa.
"Kakak diem aja nanti aku balik lagi, oh iya aku izin ya kak" Ujar Nalendra setelah menurunkan Sabil lalu menyapu area yang cukup berantakan, dan bahkan Nalendra sempat membuat teh untuk Sabil. Sabil jadi merasa tak enak ia seakan bergantung pada Nalendra pada ia bukan siapa-siapa.