seorang pria tampan lari tergesa gesa menelusuri koridor panjang sekolah yang ditempati sang adik, amarah tampak memuncak saat diberi kabar kalau adiknya baru saja mendapatkan tindakan pembullyan.
jelas ia tidak terima, ia rela memutuskan kontrak kerjasama dengan klien dan donatur besar hanya untuk memberi pelajaran orang yang berani menyakiti adiknya.
Ceklek.
pintu dibuka dengan kasar, saat pria bernama sing itu datang keadaan semakin memanas. apalagi kepala ingat betul kalau pria itu adalah alumni dari sekolah ini, sikapnya begitu emosian dan sudah beberapa kali masuk BK karena bertengkar dengan teman sekelasnya akibat hal sepele.
"Hyung!" Zayyan yang masih menunduk dengan muka penuh lebam langsung menghampiri sing dan memeluk kakaknya erat.
"ya ... Hyung disini, kau tenang saja" bisik sing, mengelus surai hitam sang adik dan menatap nyalang 4 orang anak yang masih menunduk. sepertinya mereka yang membully adik tercintanya.
mereka semua beruntung karena sing tidak memberitahukan perihal ini pada Leo, karena kalau sampai anak itu tau mungkin ruangan kepala sekolah akan diubrak Abrik dan anak itu hanya akan tinggal nama dengan waktu sekejap. Leo itu mantan anak brandal yang suka tawuran sana sini dan memilki genk yang meresahkan semua guru disekolah.
"sing .. kau harus sadar diri karena kau dulu juga sangat bandel dan susah diatur. jadi saya mohon tidak ada keributan dan menyelesaikan ini dengan kepala dingin"
"bagaimana bisa?!" sing melepas pelukan nya pelan dan masuk ke dalam. menatap sinis kearah orang yang lebih tua.
"aku harus memberi mereka pelajaran tanpa ampunan pak! mereka berani beraninya membully adik saya sampai lebam! saya memang susah diatur dulu, tapi karena dia yang terus memancing emosi! saya yakin adik saya anak baik dan tak mungkin mencari masalah dengan anak anak ini!" amarah sing memuncak, ia tak memikirkan rasa kemanusiaan harus sopan dengan yang lebih tua, karena ia rasa Zayyan berhak mendapatkan keadilan yang setimpal. lagipula bagaimana bisa ia menenangkan jiwa yang sudah meronta ronta ingin menghajar 4 anak itu?!
BUGH!
BUGH!
BUGH!
BUGH!
kepala sekolah sudah bungkam, tidak bisa menahan sing yang sudah dikuasi emosi. ia mengutuk orang tua pembully yang belum kunjung datang, karena setidaknya kalau mereka ada disini sing tidak mungkin senekat ini.
"KALIAN TAU APA YANG TELAH KALIAN LAKUKAN?!!!! KALIAN BERUNTUNG LEO DAN APPAKU TIDAK TAHU PERIHAL INI! KARENA KALAU SAMPAI TAU MUNGKIN AKAN PULANG DENGAN KEADAAN PATAH TULANG!" bentaknya menggelar, kepsek sepertinya ingin angkat tangan saja jika berurusan dengan sing. begitupun wali kelas, ia tampak bungkam.
anak yang akan berhadapan dengan mereka jika berani ikut campur adalah anak dari Hyeong Jean. direktur asal pranciss yang terkenal kejam, tapi walau begitu ia sangat lembut, ke anak dan istrinya saja tapi.
"aku tak mau ! anak anak ini harus dikeluarkan! bagaimanapun caranya!"
"daripada mengeluarkan kami, kenapa tidak membawa adikmu keluar dari sekolah saja?! karena percuma saja disini tidak ada yang menginginkan kehadiran nya! dia itu pecundang! pantas dibully, bahkan pantas mati! tempatnya bukan disekolah elite ini!!" lantang salah satu murid disana.
"jaga mulut kalian!" marah wali kelas, astaga. bagaimana bisa ia menyangkal dan bertindak gegabah disaat amarah seorang Lee Hyong Zi memuncak?!
sepertinya anak itu sudah tidak sayang nyawa.
"beraninya kau?! sepertinya kau mau minta yang lebih parah dari ini?" sing tersenyum dan hendak melayangkan pukulan kedua, tapi tangan nya langsung ditahan oleh Zayyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MPF (my possessive Family)
RandomZayyan itu anak mandiri. tapi selalu saja diperlakukan manja.