kedua

989 93 16
                                    

Long Time No See!❤️

.

Zayyan hendak berbicara, namun dengan cepat Leo mendahuluinya.

"appa, Zayyan baru saja dibully"

sontak mata Jean yang awalnya lembut berubah menjadi tajam, ia juga baru sadar kalau wajah anak bungsunya banyak memar.

sedangkan hyunzu sudah berteriak histeris dan mendekat kearah sang anak, mendekapnya penuh kasih sayang. memang ibu sepuluh anak ini sangat emosional. apalagi menyangkut anak bungsunya.

"siapa yang berani melakukan nya?!" tangan Jean terkepal kuat. nafas memburu tak beraturan, siap menghajar siapa saja.

"besok appa ke sekolah dan lihat sendiri wajah bedebah itu"

"tidak! sekarang juga kita ke sekolah" Jean langsung berlalu begitu Zayyan sambil mengambil kunci mobil didalam tas kantor dan melempar tas itu ke sembarang arah.

Zayyan semakin kebablakan karena semua hyungnya pun turut mengikuti Jean.

"oemma ... tahan mereka-"

"tidak, mereka pantas mendapatkan itu Zayyan" ucap Hyanzu yang masih memeluk Zayyan.

sedangkan Zayyan hanya meringis dan merapalkan doa dalam hati.

hatinya terbuat dari sutra, jadi sudah disakiti sekeji apapun Zayyan masih saja memiliki belas kasih. walau keras kepala dan terus kekeuh mengaku ia sudah dewasa.

padahal jiwanya masih kanak kanak hanya saja dipaksa dewasa oleh keadaan. mungkin ia iri melihat semua saudaranya bersikap dewasa dan juga angkuh, terlihat sangat elegan. sama seperti Jean.

walau begitu, Zayyan yang merasa cukup dewasa masih saja dianggap anak kecil dan diperlakukan manja.

membuatnya menghela nafas kasar.

Zayyan itu anak mandiri.

tapi selalu saja diperlakukan manja.

jika sudah seperti ini, ia tidak bisa berbuat apa apa. palingan besok ia akan menerima formulir pemindahan sekolah. dan juga...

kabar kematian para pembullynya.

tapi semoga aja itu tidak terjadi.

"maaf ... " lirihnya pelan, Zayyan gagal menahan Hyung dan juga appanya.

.
.
.

Jean membawa mobil bak orang kerasukan setan, entah berapa banyak polisi lalu lintas yang menegurnya. tapi Jean tidak peduli, mobil anak anaknya pun turut mengekori dan melajukan mobil dengan kecepatan sama seperti sang appa.

like father, like son. memang benar, buah jatuh tak jauh dari pohon nya.

sebenarnya ia lelah dan niat beristirahat, namun mendengar Leo bilang kalau Zayyan dibully membuat hasrat lelahnya lenyap dan diganti dengan amarah yang menggebu gebu.

Jean berjanji pada dirinya sendiri, akan menyingkirkan hama yang merecoki anak bungsu maupun keluarganya.

tak butuh berapa jam ia sudah sampai di depan gerbang sekolah Zayyan.

.
.
.
.
skip time, kini ia sedang mencekik kepala sekolah sambil mendelik sinis, meminta pria yang lebih tua untuk memanggil para pembully Zayyan.

"b-baiklah tuan .. "

"sekalian sama orang tua mereka juga!" desisnya dengan sorot mata yang masih tajam, lalu melepaskan cekikkan nya.

"kebetulan sekali aku sedang ingin menghajar orang."

CEKLEK.

beberapa menit kemudian pintu ruangan kepala sekolah terbuka, tanpa segan Jean langsung menarik satu persatu anak yang sudah pasti membully Zayyan lalu menghempasnya ke dinding dengan cukup keras. ia tidak peduli dengan pekikkan panik para orang tua.

MPF (my possessive Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang