0.3 [pdkt]

17 3 0
                                    

Happy reading 🎈💐
















Malam pun tiba, dimana malam ini lah Saat- saat yang paling di tunggu-tunggu oleh arzak.

Arzak menghampiri Anza yang sedang duduk di sofa sembari bermain ponselnya. Arzak pun terpukau sesaat ketika melihat Anza.

"Woi zak!!" Teriak Toni tepat di telinga arzak.

"Paan si anj*ing." Amuk arzak.

"Lo kenapa si? Sakit? Stres?"

"Ga cok, gua cuma lagi liat masa depan gua."

"woi zak lo serius? "

" Ya iyalah, pake nanya lo. "Sahut arzak sinis.

"Zak, lo kan Tau kalo Anza lurus coy, ayahnya aja sealim itu apa lagi anaknya alim banget." Ucap Toni berusaha meyakinkan arzak.

"gua Tau, Karena itu gua mau buat dia belok sama gua." Terlihat senyuman maut timbul di wajah arzak.

"lo jangan buat anak orang sesat Anj*ing, Masih banyak cewek di luar sana yang lebih mantul woi!!" kini Toni kembali meyakinkan arzak dengan nada yang sedikit meninggi.

"Ya, tapi gua maunya dia, dia udah melekat banget di hati gua anjer."

"Ya lupain lah."

"Gak semudah itu bangsat."

"Zak." Panggil Toni lalu ia pun terdiam sesaat," lo sadar gak sih kalo lo tu udah bahaya Banget."Sambung toni.

Arzak terdiam sesaat.

"iyaa gua Tau ton, tapi gua harus gimana gua udah cinta banget sama dia."kini arzak yang membuka suara.

"lo bisa cari pengganti dia, lo jauhi dia dengan semua itu lo bakal lupa sama dia."

"Kan udah gua bilang ton, semua itu gak mudah, gua bakal terus coba dapatin dia,sampai akhirnya gua nembak dia, jika dia menolak di situ lah gua bakal berusaha lupain dia."ucap arzak sambil menatap Anza yang sibuk dengan kegiatannya.

Toni yang mendengar perkataan arzak pun terdiam, lalu ia pun membatin,"setulus itu cinta lo Zak ke Anza, padahal lo Tau kalo semua itu gak bakal mungkin bisa terjadi."

" Seterah lo Zak, gua cuma bisa liat semuanya dari kejauhan." Ucap Toni pasrah lalu ia pun pergi meninggal arzak.

Arzak menatap kepergian Toni lalu kembali mengalihkan pandangannya ke arah Anza, lalu ia pun membatin"begitu Salahkah gua mencintai seseorang?"

.

.

.

.

.

Beberapa saat kemudia Anza menghampiri arzak.

"Zak jadi? Kalo gak aku bisa sih sama sepupu aku"ucap Anza berdiri di depan arzak yang sedang asik dengan ponselnya.

Dalam sekejam mata arzak pun langsung berdiri," Gass gua antar lo." Ucapnya.

"Okee." Anza pun berjalan mengeluari kamar rumah sakit di ikuti olen arzak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 A Different Love  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang