CFM || 2

86 55 28
                                    

••

Bertha mulai sedikit ketakutan, karena ia melihat sosok yang katanya seorang ayah bagi nya, yang sedang melototi dirinya, bahkan matanya hampir saja keluar dari tempat aslinya

ia bahkan hanya berani menatap nya sebentar, lalu kembali menunduk kan kepala, sampai pria tua itu membuka pembicaraan

"apa kau ini gila?!, bukan nya pergi ke kelas bernyanyi, malah memilih pergi bersama laki laki bodoh tadi?"

ayahnya pun mulai membuat kata kata yang sangat muak Bertha dengarkan, jika bisa ia sangat ingin membunuh pria tua tersebut

dan Bertha pun mulai menjawab
"tidak yah, hari ini kelas nya libur, lagian aku juga sudah ikut ekskul dance seperti yang ayah inginkan, aku juga sudah berhasil menjadi ketua osis seperti yang ayah ingin kan, apa semua ini belum cukup? aku juga butuh istirahat yah, aku juga mau sekali kali bersenang senang dengan teman ku, aku iri dengan mereka yang bisa menjalani kehidupan remaja nya dengan bebas, tanpa kekangan dari siapa pun"
ucap Bertha di akhiri dengan membuang muka

johan yang mendengar hal tersebut pun langsung mengayunkan tangan nya, dan mendarat tepat di pipi Bertha, hal tersebut mengakibatkan bekas yang sedikit kemerahan di sana

"jadi maksud mu ayah menge kang mu? seperti itu? ha!!" ucap johan dengan nada yang sedikit membentak

"dasar anak tidak tau diri, aku melakukan semua ini demi masa depan kamu!"lanjut johan di penuhi amarah nya

"selalu saja begitu alasan nya, padahal semua ini tidak menjamin bagaimana masa depan ku ayah!" jawab Bertha dengan menyetarakan nada nya dengan sang ayah

johan yang tampak kesal kembali menampar pipi sang gadis, Bertha hanya bisa terdiam menikmati cekat cekit nya, bekas tamparan dari sang ayah

hingga ketika ayah nya berkata
"ibu dengan anak, sama saja perlakuannya, tidak ada yang bisa di atur !"

Bertha yang sudah mati mati an menahan kemarahannya sedari tadi, sampai berusaha tidak mendengarkan bacotan dari pria tua tersebut, tapi saat sang ayahnya melontarkan perkataan itu, tangan Bertha seketika menampar ayah nya, yang membuat nya semakin murka

"dasar anak tak tau adab!" bentak johan, lalu menampar Bertha

"tidak punya sopan santun!" lanjut nya dan dilanjutkan dengan tamparan lagi, sampai di tamparan ke empat, sang ayah langsung mendorong Bertha ke kolam yang ada di sebelah nya

Bertha yang tak bisa berenang pun hanya berusaha menampak kan wajah nya ke permukaan air, supaya bisa bernafas, tapi hal tersebut tentunya tidak bertahan lama, sampai Bertha pun tidak bisa bertahan, dan berujung pingsan di dalam kolam tersebut

•••

Bertha yang mulai sadarkan diri pun perlahan mulai membuka mata , ia melihat sekeliling , dan ia sudah berada di dalam kamarnya sendiri, ia berusaha mengingat kejadian apa yang terjadi

dan setelah mengingat nya , rasa benci kepada sosok ayah nya pun mulai meningkat, ia benar" punya dendam yang sangat amat dalam kepada sang ayah, tapi karena tidak mau larut dalam fikirannya , ia berusaha mengubah posisinya menjadi duduk, dan melupakan nya

sekarang ia merasa pipinya sedikit memar di karena kan tamparan dari sang ayah, dan benar saja ,

sekarang waktu sudah berganti hari, matahari sudah mulai memperlihatkan cahaya terangnya lagi, tidak terasa,  dia sudah terlalu lama pingsan dari kemarin malam

Bertha pun buru buru mencari keberadaan handphone nya dan mengecek, sekarang pukul berapa, dan ternyata sudah pukul 08.00

Bertha hanya bisa menghembus kan nafasnya kasar, setelah nya, ia mendapatkan panggilan dari salah satu kontak nya, yang di simpan dengan "my world"

𝐂𝐨𝐦𝐞 𝐨𝐧, 𝐂𝐫𝐲 𝐅𝐨𝐫 𝐌𝐞 [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang