Rama mengiyakan keinginan orang misterius yang telah menculik temannya Aril. Namun, ia tak benar-benar menyediakan uang 1 milyar itu melainkan ingin menyelamatkan temannya tanpa harus memberikan uang sepeserpun. Ia mendatangi lokasi yang diberikan sang penculik dengan tangan kosong. Seperti biasa, Rama adalah orang yang nekat dan tak pernah berpikir bahaya yang akan ia hadapi ke depannya.
Rama sampai ke lokasi yang sudah diberikan penculik padanya untuk memberikan tebusan agar bisa membebaskan Aril. Terlihat disana terdapat banyak sekali orang yang menutupi wajahnya dengan masker dan memakai jaket hitam. Rama sadar bahwa mereka adalah komplotan Mafia Utara yang berdomisili di sekitar bandara dan merupakan rival geng kampung Lima sedari Raji — ayah Rama memimpin geng ini.
"Kau membawa uangnya?" Tanya orang misterius yang menelepon Rama tadi.
"Tidak." Jawab Rama singkat.
"Kau ingin temanmu mati di tanganku?" Orang misterius itu bertanya lagi.
"Tidak, aku ingin kau dan rekan-rekanmu yang mati." Jawab Rama.
Rama berlari ke arah hutan setelah mengatakan hal itu dan dikejar oleh orang-orang yang merupakan anggota mafia Utara sembari menembaki Rama. Namun, tak ada satupun tembakan mereka yang mengenai Rama.
Rama menyadari bahwa ia akan mati konyol jika melawan secara langsung. Karena itu, ia berlari ke hutan dan melakukan penyergapan terhadap salah satu penculik itu dan menghabisinya lalu mengambil senjata api miliknya.
"Nah sekarang baru seimbang." Ujar Rama.
Rama muncul dari persembunyiannya dan menembaki para penculik lainnya dan segera menyelamatkan Aril. Ia membuka mulut Aril yang dilakban dan mengetahui fakta bahwa sebenarnya Aril hanya menjadi umpan agar rencana mereka yang sebenarnya berjalan dengan mudah.
"Mereka tidak ingin menculik dan menghabisiku. Aku hanya umpan agar mereka dapat dengan mudah menculik Sinta." Ujar Aril.
"Apa? Sinta?"
Rama syok mendengar apa yang dikatakan oleh Aril dan emosinya meningkat. Genggaman tangannya mengencang dan ia segera bergegas mencari keberadaan Sinta.
"Dimana mereka membawa Sinta?" Tanya Rama pada Aril.
"Aku tidak tau pasti keberadaan Sinta, tapi aku mendengar mereka mengatakan akan membawa kekasihmu itu ke markas mereka." Jawab Aril.
"Baiklah, terima kasih atas informasinya."
Rama mengambil satu persatu magazine senjata milik orang-orang yang telah ia habisi yang mempunyai tipe senjata sama seperti senjata yang ia pakai. Ia bertujuan untuk mengumpulkan peluru sebanyak-banyaknya karena ia menyadari bahwa ia akan bertarung sendirian melawan para anggota mafia Utara. Setelah selesai menyiapkan persenjataannya, Rama memutuskan untuk segera pergi ke markas mafia Utara. Aril menawarkan diri untuk membantu Rama. Namun, ia menolaknya dengan alasan keamanan.
"Aku ikut denganmu." Pinta Aril.
"Aku tak ingin membahayakanmu kawan. Biarkan seorang Rama menyelamatkan Sintanya sendiri hari ini." Jawab Rama.
Nama Rama dan Sinta terlihat sama seperti mitologi Ramayana dan kisahnya juga sama. Bedanya, Ramayana menyelamatkan Sinta dengan kebaikan dan mengalahkan Rahwana dengan hati yang suci. Sedangkan Rama yang ini ingin menyelamatkan Sinta sendirian dengan jiwa buasnya yang kembali bangkit. Dan penjahatnya adalah Bobby — ketua mafia Utara, bukan Rahwana.
"Baiklah kawan, jaga dirimu." Ujar Aril.
"Jaga dirimu juga kawan." Jawab Rama.
Rama pergi meninggalkan Aril setelah ia memastikan keadaan Aril aman dan baik-baik saja. Rama mengendarai motornya dengan sangat cepat menuju markas mafia Utara agar dapat segera menyelamatkan Sinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Crime
ActionMuhammad Alif Ramadhan alias Rama, bukan Ramayana hanyalah remaja yang hidup diantara dunia romansa dan kriminal. ia terlahir di kampung penuh kriminal dan jatuh cinta bagai pahlawan. Namun, patah hati membuatnya menjadi kriminal sebelum akhirnya ia...