∞
Hari sudah semakin larut. Terkadang Eliron mendengar suara lolongan serigala dari pegunungan. Di dalam gubuk, Eliron menyalakan api dari batu mana miliknya untuk menghangatkan tubuh mereka.
"Apa kau yakin dia baik-baik saja?" tanya Eliron.
Caedric yang sedang mengarahkan batu mana miliknya pada gadis yang tadi mereka temui menatap Eliron dengan tatapan tajam, menunjukkan kekesalannya. "Yang Mulia, nona ini hanya mengalami efek dari obat yang tadi Hamba racik."
Tatapan Eliron pada gadis itu sedikit tidak tertebak. "Tetapi dia tidak terlihat baik-baik saja."
"Dia akan baik-baik saja, Yang Mulia," tegas Caedric, "justru sebaiknya kita tidak bersama gadis ini terlalu lama! Yang Mulia sangat memahami jika Kerajaan Herroch memiliki banyak musuh. Tempat ini sangat berbahaya bagi Anda."
"Aku sudah menghalangi lokasi ini dari para penyusup, Caedric. Kau terlalu berlebihan."
Caedric menatap Eliron yang sedang menyusun jerami di lantai kayu, seperti membuat tempat baginya untuk beristirahat. "Yang Mulia!"
"Apa?" Eliron masih berfokus pada kegiatannya.
"Yang Mulia akan bermalam di sini?! Dengan gadis yang tidak dikenal ini?!"
Tidak terlihat terganggu, Eliron justru membaringkan badannya di atas jerami. "Kita harus memastikan dia baik-baik saja dan kembali ke keluarganya besok."
"Yang Mulia tidak perlu sampai melakukan hal yang sejauh itu!" Caedric nampak cemas. "Putri Mahkota akan murka jika mengetahui hal ini."
Eliro menumpukkan kedua tangannya di belakang kepala. "Elizabeth tidak akan mencampuri kehidupanku, Caedric. Ini sudah malam. Tidurlah. Suaramu akan menarik serigala-serigala itu ke sini."
Setelah itu, Elion tidak memberikan sahutan apapun dari setiap panggilan Caedric. Sungguh. Caedric sudah tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh kepala kecil Eliron itu. Malam semakin larut dan keadaan negara sedikit tidak stabil setelah penyerang di Teluk Calestial. Bodoh jika Caedric menyadari ada sesuatu yang terjadi, terlebih, mereka tiba-tiba menemukan seorang gadis di sebuah perbatasan.
Gadis ini tidak mengenal Putra Mahkota Eliron. Seorang yang parasnya dikenali oleh seluruh negeri. Jika dia berasal dari Kerajaan Herroch, pasti gadis itu mengenal Eliron. Apa mungkin, gadis ini berpura-pura?
Namun, jika gadis ini bukan dari Kerajaan Herroch ... apakah mungkin ada seorang gadis yang mampu melewati perbatasan Kerajaan Herroch, yang dikelilingi laut dan pegunungan?
Caedric melangkah keluar gubuk membawa batu mana miliknya. Setelah memastikan bahwa tidak ada seorang pun di sekitarnya, Caedric menyalakan energi batu mana dengan tenaga yang dia miliki.
Sebuah portal muncul. Menampakkan sosok Elizabeth di sana. Mereka tengah terhubung melalui energi batu mana yang menyala.
"Yang Mulia!" Caedric menyapa dengan hormat, "Hamba tidak tahu bahwa ini akan berhasil!"
Elizabeth yang saat ini sedang berada di ruangannya dan menyalakan portal tertawa geli. "Aku sudah memberikanmu akses untuk mencapai tingkatan energi batu manaku, Caedric. Selama batu mana milikku memancarkan energi, kau selalu bisa berkomunikasi denganku."
Batu mana milik Elizabeth mengeluarkan kilapan, menunjukkan sebuah dataran yang Elizabeth ketahui bahwa di sana adalah dataran rendah dekat kaki gunung di perbatasan. Di sanalah saat ini Caedric berada bersama Elion.
"Laki-laki bodoh," gumam Elizabeth dengan penuh penekanan.
"Ampuni hamba, Yang Mulia!" sesal Caedric. Dia adalah pengawal pribadi Eliron. Kandidat nomor satu Royal Guard. Namun, Caedric merasa gagal. Dia tidak mampu untuk mengawal Putra Mahkota ke keputusan yang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paradise Hall [BxB]
FantasyPutra Mahkota Eliron naik tahta sebagai Raja, menggantikan sang ayah yang gugur dalam sebuah penyerangan. Lambat laun, Eliron menyadari bahwa penyerangan itu berkaitan dengan perebutan tanah yang sudah terjadi beratus tahun yang lalu. Dengan terjad...