∞
Caedric tidak dapat menahannya lagi. Dia rasa ini adalah hukuman baginya, ketika dia tidak mendengarkan perintah komando ketika masih menjadi Ksatria Muda.
Pagi ini, saat terbangun, Caedric tidak dapat menemukan Putra Mahkota di gubuk. Terlebih lagi, gadis yang mereka tolong tidak ada di sana. Panik? Jelas! Caedric merasakan jika lehernya sudah tidak menyatu dengan tubuhnya. Jika sesuatu terjadi pada Putra Mahkota, Caedric lebih dahulu akan mengakhiri nyawanya sendiri.
Namun, menyambut kepanikan Caedric, Eliron menyapanya dengan senyuman lebar bersama gadis asing itu. Nampaknya dia sudah lebih bugar. Langkah mereka sangat riang. Jangan lupakan tawa mereka yang saling bersambungan. Mereka membawa ikan dengan tombak dan kayu bakar.
Lilith. Begitulah Eliron memanggilnya.
Sel. Begitulah Lilith memanggil Eliron.
Kedua orang ini sepertinya saling melempar nama palsu.
Jangan lupakan juga jika Caedric harus menjadi 'nyamuk' ketiga di antara 'kencan' dua orang itu. Nyamuk pertama adalah kuda Eliron, nyamuk kedua adalah kuda Caedric dan nyamuk ketiga adalah Caedric. Mereka membakar ikan, berburu ayam hutan, menaiki pohon dan berenang di sungai. Sedangkan Caedric membersihkan hasil buruan mereka, memberi makan kuda mereka dan membersihkan sisa makanan dan bakaran mereka.
Hari berlalu sangat lama. Namun, wajah Eliron terlihat sangat suram ketika mendekati petang. Sedangkan Caedric berteriak dalam hati, penuh dengan rasa syukur karena akhirnya hari ini akan berakhir.
Eliron memandang langit dengan sangat lesu. Tentu saja dia merasa sangat sedih karena harus berpisah dengan kekasih barunya. Melupakan fakta bahwa dia melewatkan Perjamuan Makan Malam Keluarga Herdon yang sengaja dibuat untuk pernikahannya kelak.
Izinkan Caedric untuk menulis surat pengunduran diri sehabis ini.
"Sel?"
Lilith bersuara lembut. Dia muncul dari bebatuan. Rambutnya basah. Sepertinya Lilith baru selesai mencuci helaian rambut yang nampak sedikit keemasan itu.
"Kau sudah selesai?"
Wow. Caedric menggigit buah apel yang di tangannya dengan begitu keras. Wajah sarkasnya tengah menilai Eliron dengan begitu sengit. Suara laki-laki itu teramat sangat lembut menyahut panggilan Lilith. Membuat Caedric mual.
"Iya." Lilith menatap langit. "Sepertinya aku harus pulang."
Eliron menahan tangan Lilith. Caedric semakin gencar menunjukkan wajahnya yang penuh dengan ejekan. Dia berbagi apel dengan kuda Eliron dan kudanya.
"Perlukah aku mengantarmu?" tawar Eliron.
Yang Mulia?!, jerit Caedric dari dalam hati sambil memasukkan seluruh apel itu ke dalam mulut kuda milik Eliron. Yah, jika dia tidak bisa menyumpal mulut pemiliknya, paling tidak kudanya pernah dia sumpal.
Lilith menyadari wajah panik dari Caedric dan tertawa. "Sepertinya temanmu tidak setuju."
Teman?!
Temanmu?!
Kalian sudah bersama seharian. Tangan Caedric yang biasanya menebas leher lawan itu dipaksa untuk mengikis sisik ikan yang kalian bakar dan makan! Setelah semua itu, kau tidak tahu nama Caedric dan mengalamatkannya sebagai 'teman' Eliron?!
Caedric dapat melihat jika Eliron melirik tajam padanya. Oh, ayolah! Bagaimana jika Lilith ini adalah pancingan atau jebakan? Apakah Eliron benar-benar memandang gadis itu sedang jatuh cinta padanya juga? Caedric ingin menangis sambil memeluk kedua kuda yang sekarang sudah menjadi sahabat sejatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paradise Hall [BxB]
FantasyPutra Mahkota Eliron naik tahta sebagai Raja, menggantikan sang ayah yang gugur dalam sebuah penyerangan. Lambat laun, Eliron menyadari bahwa penyerangan itu berkaitan dengan perebutan tanah yang sudah terjadi beratus tahun yang lalu. Dengan terjad...