Possesive

2.4K 77 1
                                    

SUMARY

"Jangan pernah membuatku marah. Sayang,"

Warning!

"Guys, kuperingatkan. Cerita ini mengandung konten eksplisit, kekerasan grafis, pelecehan seksual, yang mungkin membuat beberapa dari kalian tidak nyaman. Jadi, sebelum membaca, Author memberi kalian waktu untuk mempertimbangkan. Terima kasih. "

Plak!

Pandangan Sakura beralih ke samping, pipinya memanas bersamaan dengan sesuatu yang hangat mengalir di sudut bibirnya. Tubuh gadis itu gemetar. Dia menengadahkan kepala dan menatap seseorang yang menjulang tinggi di hadapannya.

"S-Sasuke-"

Plak!

"Bukankah sudah kubilang, jangan dekat-dekat lagi dengannya!" Bentak Sasuke dia lalu menarik kasar dagu Sakura, memaksanya untuk melihatnya. Air mata terlihat di sudut mata Sakura. Wanita itu benar-benar ketakutan.

"T-Tapi-"

Plak!

"Apa!" Mata Sasuke menggelap, menatap sorot hijau teduh tanpa emosi.

"Apa lagi yang ingin kau katakan?" tanyanya penuh tekanan, suaranya dingin dan mengancam. Kukunya menekan pipi Sakura, meninggalkan bekas merah dan membuat wanita itu meringis pelan. Air mata mulai mengalir, menambah rasa takut yang mencekam di hatinya.

"Kau dekat-dekat dengannya karena kau ingin menjadi jalang, kan?" tambah pria itu, menekan kalimatnya dengan penuh emosi. Pikirannya dipenuhi oleh bayangan Sakura yang berbicara dengan pria berambut merah di kampus, membuat darah Sasuke semakin mendidih. Cengkeramannya pada dagu Sakura semakin kuat, matanya penuh dengan kemarahan.

"Jaga ucapanmu!" teriak Sakura tidak terima, suaranya bergetar namun tegas. Dia memberontak, mencoba melepaskan diri dari cengkeraman pria dominan itu. Tubuhnya gemetar saat dia mengumpulkan kekuatan, sementara air mata mengalir deras di pipinya. Rasanya seperti jeratan besi yang menahan kebebasannya, membuat hatinya semakin ciut.

Plak!

Sebuah tamparan sekali lagi Sasuke layangkan, membuat pipi Sakura kembali memanas dan berdenyut sakit. Pria itu bangkit dari ranjang, melonggarkan dasi hitam yang ia kenakan dengan gerakan cepat dan kasar. Dia lalu melangkah ke laci meja rias, mengambil ponselnya yang tergeletak di sana.

"Juugo, kau saja yang pergi menemui klien malam ini." Perintahnya saat panggilan terhubung, tanpa menunggu jawaban dari asistennya itu, Sasuke lalu mematikan panggilan. Pada saat yang bersamaan, dasinya sudah terbuka dan tergantung lemas di tangannya. Sasuke mencengkeram dasi itu erat, tatapannya tak lepas dari Sakura yang meringkuk di atas ranjang dengan mata penuh ketakutan dan pipi yang memerah.

"Kau harus dihukum," ujarnya dengan suara dingin, penuh determinasi. Langkahnya mendekat lagi ke arah Sakura, bayangannya menutupi cahaya lampu kamar, membuat suasana semakin mencekam. Sakura bisa merasakan napasnya semakin berat, rasa takut yang menjalari tubuhnya semakin kuat saat melihat tatapan mata Sasuke yang penuh kemarahan.

Grep!

Tangan Sasuke meraih kaki Sakura lalu menariknya ke arahnya. Sakura sekali lagi memberontak, namun apalah daya, kekuatannya tidak sebanding dengan kekuatan Sasuke. Meski begitu, dia terus berusaha memberontak saat Sasuke menarik tangannya dan mengikatnya menggunakan dasi di atas kepala.

SasuSaku Oneshoot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang