11 || I found you.

96 11 0
                                    

Setelah beberapa hari mengerjakan soal ujian, dan belajar setiap pulang sekolah. Akhirnya Wilona dan teman-temannya pun tuntas.

Rasanya begitu lega! Serasa abis membuang semua beban!

Dan beberapa hari lagi, mereka akan dibagikan hasil tes kelulusan.

Deg-degan? Tentu saja. Kalau sampai ada yang tidak lulus, sudah dipastikan ia akan menggalau tujuh hari tujuh malam.

Sesampainya dirumah, mereka langsung berkumpul diruang utama tanpa disuruh, kebetulan sekali, bukan?

Setelah para anak kost berkumpul, mereka mulai berbincang dengan satu sama lain.

Contohnya seperti Nazeea yang sedang berbicara dengan Karina,
dan Giselle dengan Haekal.

Saat Wilona sedang mengamati halaman depan kos yang indah di dekat Jendela, tiba tiba Jenan mendatanginya.

"Wil" Ujarnya sembari menepuk
bahu Wilona dengan pelan.
"Heum? Eh Jenan, kenapa? "
Sahutnya menoleh kepada Jenan
yang baru saja memanggilnya.

"Tumbenan lo diem, napa sih? "
Tanya Jenan yang telah duduk disamping Wilona.

"Gapapa, gue cuma ngeliatin
halaman depan doang" Jawab Wilona dengan santai.

"Yakin? Siapa tau lo kepengen cerita tapi gaada temen" Ujar Jenan yang tak percaya dengan ucapan Wilona.

Pic source : Pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pic source : Pinterest.

"Gapapa elah, lo mah ga percayaan mulu" Elak Wilona.

"Yakin? Jangan jangan lo deg degan
Sama hasil kelulusan nanti" Ujar Jenan yang merasa ia pernah akrab dengan Wilona.

"Lo jauhan dikit bisa ga, Jen? "Ujar Wilona, " Iya deh" Sahut Jenan.

"Lo gabisa bohong lagi, Wil. Gue
tau lo pasti nyembunyiin sesuatu" Ujar nya dengan santai.

Sebenarnya, Jenan sudah lama menyadari bahwa Wilona, teman kecilnya berda disekitarnya selama ini.

Hanya saja, gengsinya bagaikan tembok tebal yang sangat tinggi.

"Emangnya lo tau semua
tentang gue? " Tanya Wilona yang kebingungan.

Jenan yang mendengar itu pun terkekeh pelan, "Masa ga ingat sih, Ilo? " Ujarnya sembari tersenyum lebar sehingga matanya menyipit.

"Ilo?.. H-HAH" Ujar Wilona yang
baru menyadari ucapan Jenan.

"Ih Ilo lupa ya sama Jeje? " Ujar
Jenan yang menunjukkan ekspresi sedih.

"I found you, Ilo" Lanjutnya, Wilona mematung ditempatnya.

"Ih diem deh! " Ujar Wilona yang menutupi wajahnya yang memerah dengan kedua tangannya.

Pasalnya, Wajah Jenan sangat dekat. Bahkan ia bisa meredakan deru
nafas Jenan.

"Lo jangan bertingkah kek gitu deh, gue cubit tau rasa lo" Ujar Wilona sembari menjauhkan wajah Jenan.

"Santai dong" Ujar Jenan.
"Buruan lo mau cerita apa engga" Lanjutnya pada Wilona.

"Mama.. " Wilona bergumam dengan pelan, namun Jenan bisa mendengarnya.

"Mama kenapa, Ilo? " Tanya Jenan yang tak digubris oleh Wilona.
Setetes cairan bening yang berasal dari matanya pun turun secara perlahan.

Jenan yang melihat Wilona yang baru saja mengeluarkan cairan beningnya, pun mendekap tubuh Wilona spontan.

"Mama.. Kecelakaan semalam.. " Ujar Wilona yang mulai menangis di dalam dekapan Jenan.

"Mama baik-baik aja, kan? " Tanya Jenan.

Wilona pun menggelengkan kepalanya dengan lemah, Jenan yang melihat itu juga merasa sedih.

Mama Wilona─Tharaessa, Pergi meninggalkan Wilona dengan papanya─Bagaskara.

Jenan ikut bersedih, sebab mama Wilona lah yang bersedia menjaganya saat ibu dan ayahnya sedang sibuk.

Tak lupa, mama Wilona juga sering berbagi makanan maupun waktunya untuk Jenan dan juga Wilona.

"Yang sabar ya, Ilo. Jangan nangis, entar mama juga ikutan nangis" Ujar Jenan sembari mengusap pucuk kepala Wilona.

Disaat itu juga, terdapat Giselle dan Haekal yang kebetulan lewat,
Mereka berdua mulai mendekati Jenan dan Wilona.

"Psst, Woi Jen! " Seru Haekal membuat Jenan menoleh kearah sumber suara sembari meletakkan jari telunjuknya di bibir miliknya.

Haekal dan Giselle yang kebingungan mulai mendekati Jenan dan Wilona.

"Kenapa Jen? " Tanya Giselle sembari berbisik, ia sedikit terkejut melihat Wilona yang berada dalam dekapan Jenan sembari menutup matanya.

"Lo berdua jangan ribut, Wilona baru tidur. Kasian dia abis nangis" Jelas Jenan yang membuat kedua orang tersebut menoleh kearah Wilona yang memang telah memejamkan matanya yang terlihat sembab.

"Si Wilona kenapa Jen? Sampe matanya sembab gitu" Tanya Giselle.
"Nyokapnya, gak selamat dari kecelakaan" Ujar Jenan membuat Giselle dan juga Haekal menatap Jenan dengan raut wajah terkejut.

"Duh kasian banget Wilona, Lo jagain dia ya Jen? Bawa ke kamar. Kasian kalo disini" Ujar Giselle yang dibalas anggukan dari Jenan.

"Kalo gitu kita berdua pergi dulu,
bye Jen" Ujar keduanya lalu pergi setelah Jenan menjawab.

Jenan mulai mengangkat tubuh Wilona dengan gaya Bridal-style secara perlahan.

Kebetulan juga, Diruang utama sedang ramai.

"Woi Jen! Gaya banget lo bawa Wilona kek gitu! " Seru Rajendra, sontak Haekal membekap mulut Rajendra.

"Kwenwapwa swih, Kwal? " Tanya Rajendra pada Haekal yang baru saja melepas bekap annya setelah ia berbicara.

"Si Wilona abis nangis, dia ketiduran. Makanya lo jangan ribut" Jelas Giselle.
"Si Wilona kenapa? " Tanya Rajendra lagi.

"Nyokapnya, abis kecelakaan tapi udah gabisa ditolong" Jelas Haekal
Membuat Rajendra melongo.

Saat Jenan baru saja ingin menaiki tangga, Tiba-tiba kak Joy mendatangi nya.

"Kenapa Jen? " Tanya kak Joy.
"Wilona abis nangis karena mamanya kecelakaan tapi gabisa ditolong. Abis itu dia ketiduran" Jelas Jenan.

"Yaudah kak Joy bilang ke Irene sama Wendy dulu, berangkatnya ditunda"

Jenan mengangguk lalu ia lanjut menaiki tangga dan membawa Wilona kedalam kamarnya.

Saat ia mulai menidurkan tubuh Wilona diatas ranjangnya, tiba-tiba Wilona menggeliat.

"Eungh, Jen.. " Ujarnya sembari mengusap kedua matanya yang sembab.

"Kenapa Wil? Lo lanjut tidur aja" Ujar Jenan.

"Temenin gue disini.. G-gue gamau sendirian.. " Ujarnya lirih, membuat Jenan tak tega.

"Tenang Wil, gue temenin" Ujarnya.
Tiba-tiba Jenan merasa ada yang mengenggam tangannya, itu adalah tangan Wilona.

Ia dapat merasakan tangannya yang digenggam lebih kuat oleh Wilona, raut wajahnya gelisah.

"Udah Wil, tenang" Ujar Jenan sembari mengusap kepala Wilona dengan tangan kirinya, guna untuk menenangkan Wilona.

Jenan mendengar deru nafas Wilona yang memburu.






























"SELLE! "


-Snowglares.

Cerita kosan 21Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang