[ Sorry ] (1) San

177 14 3
                                    

San Pov

Menjadi kekasih seorang Jung Wooyoung adalah impianku semenjak duduk dibangku tahun pertama SMP. Keberuntunganku juga terjadi setiap tahunnya, kami berdua selalu berada di kelas yang sama.

Tapi, keberuntunganku bukan hanya itu, tahun ini pemuda manis yang sangat kudambakan itu akhirnya resmi menjadi milikku alias kekasihku.

Tidak terasa kami sudah berada ditahun kedua Sekolah Menengah Atas sekarang. Perjuanganku selama 4 tahun penuh mengejar hati Wooyoung diakhiri hasil yang sangat sangat sangat memuaskan.

Lucu saat mengingat banyaknya perjuanganku, aku dan Wooyoung bisa dibilang teman dekat saat kami awal berteman di SMP. Pendekatan dengannya kulakukan selama 4 tahun membuat diriku sendiri bangga kalau diingat.

Aku mulai belajar memahami isi hatinya, kesukaannya, hobinya, makanan favoritnya, hingga hal hal kecil tentangnya. Aku juga harus bersaing dengan banyaknya orang lain yang juga menyukainya. Anak anak famous yang mengejar hati Wooyoung, sama denganku.

Tapi siapa sangka, akulah pemenang. Aku tidak akan menyia nyiakan kesempatan ini.

Aku menanyakan perasaannya padaku dan maukah ia menjadi kekasihku. Waktu itu, Wooyoung dengan semangat mengiyakan pertanyaan tak terduga itu dan kemudian memelukku sangat erat.

Kami tak hentinya meneteskan cairan bening dari mata dan terus menghujani sore indah di taman tengah kota.

...

"Sannieee..." tingkah laku dan suara manjanya selalu menjadi candu bagiku. Sungguh.

"Iya?" aku bertanya sambil mengelus pelan pipi putih bersihnya yang begitu halus seperti kulit bayi. Wooyoung menyandarkan kepalanya didadaku, kami berdua duduk dilantai kelas sambil berhadapan.

"Kamu demam?" terasa olehku bahwa Wooyoung menggelengkan kepalanya didadaku pertanda untuk jawaban 'tidak'.

"Jadi Wuyo kenapa?" tanyaku lebih lembut lagi, tidak lupa usapan halus dirambutnya.

"Sannie ga lupa janjinya kan?" aku mengerutkan keningku pertanda bahwa aku bingung.

"Janji sama aku teruuuss" rengeknya kemudian. Aku menyeringai kecil dan mengangkat sedikit wajah Wooyoung hingga mata kami bertemu.

"Engga lupa! Sannie bakal tetap sama Wuyo" aku menaruh kedua tanganku disisi wajah Wooyoung sembari menebar senyuman khasku yang ia bilang adalah 'Kesukaannnya'.

"Syukurlah, aku takut Sannie ada perasaan dengan Arin karena tadi jalan bareng... " Wooyoung mengerucutkan bibirnya.

Aku terkekeh mendengar pernyataan itu, namun juga was was, aku tak ingin menyakiti hatinya dengan kesalahpahaman.

"Tidak, Choi San hanya milik Jung Wooyoung" matanya berbinar kemudian menghambur pelukan padaku. Aku membalas pelukannya sambil sedikit bernyanyi lagu cinta.

...

Bel pulang berbunyi, seperti biasa aku akan mengantar Wooyoung pulang. "Mama bilang dia kangen banget sama Wuyo" ujarku disela langkah kami. "Kita kerumah ya?" tambahku sangat bersemangat.

"Tapi minta izin dulu sama umma" balas Wooyoung sambil melingkarkan kedua tangannya dilenganku.

"Sudah, aku sama mama udah nelpon umma dan umma bilang iyaa, Wuyo"

Bisa dikatakan keluarga kemi dekat semenjak aku dan Wooyoung berteman. Aku sering mengajaknya kerumahku begitupula dengannya.

...

Rumah San

"Wuyo sayang, waaa mama kangen beraaattt" Mama nampak memeluk Wooyoung sangat erat saat tak lama kami berdua masuk kedalam rumah.

wooyoung x yunho san mingi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang