8. Feelings

141 28 1
                                    

"Saudara Batara Prabu Alamsjah, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan saudari Elena Sebastian Gunawan dengan mas kawin seperangkat alat salat dan emas seberat empat ratus gram dibayar tunai!"

"Saya terima nikah dan kawinnya Elena Sebastian Gunawan dengan mas kawin tersebut tunai!"

"Bagaimana saksi? Sah?"

"SAAAAAHHH!!!!"

PAGI itu, mungkin adalah pagi yang paling membahagiakan bagi Batara.

Pada akhirnya, setelah begitu banyak rintangan yang dialami, Batara mampu mempersunting dan memiliki Elena dengan seutuhnya. Hari itu, disaksikan oleh beberapa keluarga dari panti tempat Elena tumbuh, Batara dan Elena sah menjadi sepasang suami istri.

Setelah pernikahan, Batara memutuskan membawa Elena untuk tinggal di sebuah rumah yang ia beli di kawasan Bogor. Sebuah rumah berarsitektur modern di kawasan suburban yang tidak ramai. Batara tahu, sejak saat itu, keluarga besarnya resmi membencinya. Dan mungkin, kedua orangtuanya juga sudah mencoret namanya dari daftar ahli waris karena ia lebih memilih menikahi Elena alih-alih mengikuti aturan keluarganya untuk mencari calon istri yang sepadan.

Batara sama sekali tidak keberatan. Sebab baginya, memiliki Elena sudah lebih dari cukup dari apapun yang bisa Papa Mamanya berikan kepadanya. Bagi Batara, perempuan itu adalah segalanya. Meskipun seluruh dunia membencinya, Batara merasa cukup ketika ada Elena di sampingnya.

Hingga malam itu, delapan bulan setelah pernikahan mereka, Batara harus mengalami mimpi buruk paling mengerikan dalam hidupnya. Perempuan yang paling dicintainya harus meregang nyawa ketika melahirkan putera pertama mereka.

Tanpa dijelaskan sekalipun, Batara tahu bahwa segala hal dalm hidupnya seketika hancur. Segala impian masa depan yang telah ditatanya dalam angan, serta-merta hancur dan menyisakkan kesedihan yang membuncah. Bertahun-tahun kemudian, Batara hidup dalam kebencian terhadap Bintang. Sebab dalam pikirannya, satu-satunya alasan Elena pergi adalah karena bocah mungil itu terlahir di dunia.

@itsgiandaruna accepted your request to follow.

@itsgiandaruna started following you.

Sampai suatu masa ketika Aruna hadir dalam hidupnya dan membuatnya sadar bahwa segala pemikirannya selama ini telah salah.

Siang itu, Batara sedang asyik membaca group chat kantor ketika notifikasi dari akun Instagram tersebut tertangkap oleh pandangannya. Tanpa dia sadari, sudut bibirnya terangkat mendapati fakta bahwa Aruna mengikutinya balik di aplikasi sosial tersebut.

Batara lantas mengangkat tubuhnya dan membiarkan bahunya yang kokoh menyandar sandaran sofa. Dengan lincah telunjuknya meng-klik akun milik Aruna sehingga kini laman profil milik pemuda itu terbentang di layar Ipadnya yang lebar.

Lagi, senyum Batara terbit mendapati betapa estetiknya foto-foto yang diunggah di feed milik pemuda itu.

Sebagian besar foto yang diunggah Aru adalah foto-foto pemandangan. Ada foto-foto bangunan yang diambil dengan angle yang tidak biasa. Juga foto-foto pemandangan alam yang dipotret dengan begitu khas. Beberapa bingkai menampakkan pemuda itu berpose dengan senyumnya yang manis, dan jari Batara tanpa sadar meng-klik salah satunya.

Itu adalah foto Aru dalam balutan seragam Sunflower Daycare yang sedang berpose bersama beberapa anak yang mengerubunginya.

Tanpa sadar, Batara menahan napas. Meskipun foto tersebut diambil secara candid dan menyebabkan beberapa sudut gambarnya buram, Batara mampu menangkap kebahagiaan dalam foto tersebut. Batara bisa merasakan ketulusan yang terpancar di wajah pemuda itu sementara anak-anak disekelilingnya nampak sedang menjahilinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FOREVER WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang