2. Terpaksa

360 40 8
                                    

Happy reading 🤍
-
-
-
-

Disisi lain Naura masih saja menangis di belakang pohon dekat danau, ia sangat sedih atas perlakuan kedua orang tuanya. Harus di jodohkan sama orang yang gak dia cinta, terus di tinggalin keluar negeri? itu gak adil.

"Naura.."

Mendengar suara itu, Naura berbalik badan.

"Pergi gak!" teriak Naura. Ternyata yang menghampirinya adalah Radean, Naura berdiri lalu berlari, namun tak sengaja ia terkait batu besar. Naura hilang keseimbangan dan tercebur ke dalam danau.

"Nauraa!" teriak Radean, ia melompat masuk kedalam danau.

Kini Naura basah kuyup dan berada di gendongan Radean, penjaga penjaga Radean yang ikut dengan cepat mengambil kendaraan dan ada yang menghubungi kedua orang tua mereka. Kelana dan Permana benar benar shock mendengar hal itu, Naura tak mampu bernafas lama di air yang dalam karena jantungnya mudah lemah.

Mereka sudah berada di dalam mobil, Naura berada di pangkuan Radean , "Nauu!" panggil Radean terus membangunkan Naura.

Sesampainya di rumah sakit Radean membawa Naura masuk, tak lama dokter datang bersama beberapa perawat. Naura di bawa masuk ke ruangan UGD.

"Saya ikut dokter." Tegas Radean.

"Tidak bisa tuan Radean, ini hanya harus di tangani kami" ucap dokter itu, kebetulan ini adalah dokter kepercayaan keluarga Radean.

Kedua orang tua mereka masing masing telah sampai di rumah sakit ,"Nauraa!" ucap Kelana menangis.

"Radean, Naura mana nak?" tanya Maya menghampiri Radean yang duduk di kursi tunggu sambil menunduk.

"Masih di rawat dokter di ruangan UGD bun." Ucap Radean.

"Pahh! gimana ini, Naura lemah jantung, paru parunya lemah pahh!" ucap Kelana terus menangis sambil memeluk erat sang suami.

"Hah?! Naura lemah jantung dan paru paru?" kaget Radean.

"Iya Radean! Naura lemah jantung sama paru paru. Kenapa bisa begini?!" bentak Hendra.

"Naura sendiri yang jatuh ke danau yah! Radean datang baik baik!" ucap Radean menahan emosinya, kali ini rasa bersalah terhadap Naura muncul.

Tak lama dokter keluar dari ruangan ,"dok! gimana keadaan anak saya?!" ucap Permana menghampiri dokter.

"Alhamdulilah keadaan Naura baik baik saja, kondisu jantung dan paru parunya yang lemah sedikit sedikit kembali seperti biasanya. Namun kami tetap harus membantu pernafasannya dengan selang oksigen"

"Keluarga di perbolehkan masuk, tapi jangan ribut ya."

Mereka masuk keruangan, untuk sementara Radean tak ikut masuk ia  mau sendiri dulu. Radean memberi tahu kejadian ini ke teman temannya, terutama soal perjodohan. Namun dua sahabat Naura belum mengetahui hal ini.

Tak lama Naura sadar, pernafasannya juga mulai membaik. Selang oksigen di lepas, keluarga Radean memilih untuk tetap di rumah sakit.

"Alhamdulilah" ucap Kelana, Permana, Hendra, dan Maya bersamaan.

"Masih sesak gak nafasnya nak?" tanya Kelana, Naura menggeleng.

"Naura setuju ya sama perjodohan ini? tante sama om mohon ya Naura.." ucap Maya.

Naura diam sejenak, ia benar benar bingung harus menjawab apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naura diam sejenak, ia benar benar bingung harus menjawab apa. Kenapa bisa hal ini terjadi padanya, ia sama sekali tak menyukai Radean. Kedua orang tuanya juga benar bensr mengharapkan hal ini, setelah di cerita lebih dalam. Sebelum nenek Naura meninggal dunia, ini adalah permintaan sang nenek.

"Naura ikut bunda sama ayah aja." Ucap Naura, ia benar benar pasrah kali. Tak bisa membantah.

Selesai di periksa, Naura di perbolehkan pulang karena tak terlalu membahayakan kondisi Naura. Naura di dorong menggunakan kursi roda untuk sampai ke depan rumah sakit, mobil sudah di siapkan di depan.

Naura turun dari kursi roda sambil memegang lengan ayahnya ,"biar saya yang bantu om.." ucap Radean memegang lengan Naura pelan.

Mereka saling tatap sekarang, Radean tersenyum sambil mengangguk. Ia seperti sedang meyakinkan Naura untuk tetap ikut perkataan orang tua mereka.

Kini dua keluarga itu berpisah dan masalah perjodohan akan di laksanakan minggu depan.

...

Pagi ini Naura bangun lambat karena keenakan tidur, dan ia dengan cepat langsung mandi.

"Nauraa! belum bangun juga?" panggil Kelana dari luar.

"Gak nyaut, mungkin mandi." Ucap Permana mengajak sang istri turun lebih dulu.

Selesai siap siap, Naura cepat cepat masuk ke mobil dan kali ini ia menolak sarapan.

"Kamu tuh ya! ayo sarapan dulu" panggil Kelana.

"Enggak bun! lambatt soalnya" ucap Naura.

Sesampainya di sekolah, Naura berlari secepat mungkin karena gerbang akan di tutup. Saat lolos dari gerbang, tiba tiba osis sekolah menahan Naura.

"Terlambat semenit, kumpul di lapangan!"

"Ck! yaelahhh! semenit doang" batin Naura.

Disisi lain Arsha dan Shifa menunggu Naura yang belum datang datang ke kelas.

"Emang Naura gak ngabarin kalian soal—" ucap Mahen terpotong.

"Soal! kenapa dia gak masuk sekolah! yakan guys?" ucap Elbaran.

"Enggak.." jawab Arsha dan Shifa barengan.

Di lapangan cukup banyak siswa siswi yang terlambat, mereka berbaris di bawah terik matahari.

"Naura suruh masuk, jangan di jemur."

Suara itu tak asing, semuanya menunduk saat cowok itu datang.
Naura menatap sinis cowok itu ,"ngapain pake datang sih nih bocah" ucap Naura.

---

Kira kira yang nyuruh Naura jangan di jemur siapa ya?

yuk staytune teruss

jangan lupa ramein dan vote sebanyak banyaknya

terima kasih




Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang