"Aku mau teman."
"Dek, mama sama papa pergi dulu, ya." pamit sang ibu, awalnya, Christy terlihat takut ketika ditinggal kedua orang tuanya. Namun sang kakak muncul dengan senyuman, lalu berkata, "besok kamu ujian, 'kan? Belajar yuk." ujar sang kakak.
Christy mengangguk dengan antusias, rasa takutnya hilang dengan cepat. "Kakak, temenin adek ke kamar dulu yuk? Buku adek ada disana." tawar Christy, Yeera mengangguk.
"Kamu besok ujian apa?" tanya Yeera.
"Em, besok adek ujian matematika!" jawab Christy, Yeera mencubit pipi Christy gemas. Kendati menggendong Christy, Yeera membuka pintu kamar Christy lalu menurunkan Christy, agar Christy bisa mengambil buku dan tasnya.
Yeera tersenyum ketika melihat sang adik berlari kegirangan saat melihat ada coklat di mejanya, "hayo, tebak itu dari siapa?" ujar Yeera.
Christy tersenyum, lalu menunjuk Yeera, "dari kakak!" serunya.
Christy berlari menuju Yeera, lalu memeluknya dengan erat. Yeera tertawa ketika melihat tingkah gemas sang adik, tak ada yang menyangka dia akan selucu ini ketika melihat makanan kesukaannya.
"Sini, kita langsung ke ruang tamu, belajar di sana aja." ajak Yeera. Christy mengangguk, "tapi adek mau jalan, gak mau di gendong." ujar Christy.
"Okay, sini pegang tangan kakak, biar gak jatuh."
Christy memegang tangan Yeera, mereka mulai melangkahkan kakinya, beberapa candaan Yeera lontarkan agar suasana tidak terlalu canggung, saat sudah turun dari tangga. Lampu ruang tamu meredup, Yeera menatap lampu itu, tampaknya mati lampu. Ketika pandangannya menjadi gelap, sontak Christy berlari, Yeera juga tak sadar bahwa sang adik telah hilang dari genggamannya.
Ketika sedang berlari, Christy terkandung karpet. Bukan anak kecil jika tidak menangis ketika sedang jatuh, Christy mengeluarkan segenap suaranya hanya untuk menangis. Yeera yang khawatir menghampiri Christy, Yeera mendudukkan pantatnya di karpet lalu memeluk Christy yang sedang menangis.
"Cup cup, jangan nangis, katanya mau jadi wonderwoman? Kalau mau jadi wonderwoman gak boleh nangis, nanti diejek loh." Yeera membelai Christy dengan lembut, perlahan tangisan Christy mereda.
Huk
Huk
Yeera tersenyum menahan ketawa melihat Christy, "Hahaha, lucu banget sesegukan. Udah ah, katanya mau kakak ajarin?" ujar Yeera, Lalu mulai melepaskan pelukannya dari Christy. Karena masih mau berpelukan, Christy merengek agar terus berpelukan dengan Yeera, "emm! Mau peluk!" Rengek Christy.
Yeera menggeleng, lalu mengangkat Christy ke pangkuannya, lalu mulai melingkarkan tangannya di pinggang Christy. "Manja banget ya, gemes deh." Yeera mencubit pipi Christy dengan gemas, dan juga rahang yang mengeras akibat rasa gemasnya.
"Ih! Kakak! Sakit tau pipi adek!" Kesal Christy memberontak. Yeera semakin merekahkan senyumnya, kendati memangku Christy, Yeera menaruh dagunya di bahu Christy lalu memainkan jari Christy.
"Kakak, lepasin dulu. Adek mau ambil buku. Kakak ajarin adek ya?" ujar Christy, Yeera mengangguk, lalu melepaskan pelukannya.
Christy berjalan menuju buku-buku yang kini terserak karena kejadian sebelumnya, Christy mengambil satu buku lalu membawa nya ke arah Chika, setelah itu ia kembali lagi ke pangkuan Chika.