Peringatan!
-Jangan salah lapak, kalau gak suka skip
******
Pancaran sinar matahari menyinari kamar gadis itu, matanya terbuka, gadis cantik terbangun dari tidurnya. Ketika melihat jam, bola matanya membesar, lalu bergegas untuk membersihkan badannya yang mungkin penuh dengan kuman.
"Aduh, mampus aku!"
Setelah mandi Gadis itu keluar kamar mandi, memakaikan tubuhnya seragam sekolah. Rambut hitam panjang ia ikat, tangannya berputar mengikatkan ikat rambut yang berada di tangannya ke rambut. Setelah bersiap-siap, dia kemudian berlari menuju mobil lalu menancap gas menuju sekolah.
Hufttt ....
"Untung belum di tutup gerbangnya." ucapnya seraya menghela nafas panjang, walaupun selamat dari pak satpam. Sekarang dia harus berpikir bagaimana cara agar bisa masuk ke kelas tanpa di marahi oleh guru. "Ah iya!" langkah kakinya berjalan menuju ruang osis yang kosong. Lalu mencari keberadaan seseorang. "Sayang!" panggilnya.
Merasa terpanggil, jelas seseorang itu menoleh. "Hai, kenapa? Terlambat lagi?" tanyanya. Kathrin hanya tersenyum, lalu memeluknya dengan erat. "Selain karena aku terlambat, aku kangen kamu juga, lagian kamu sibuk mulu." ungkap kathrin.
"Haha, Zizi minta maaf yaa. Soalnya akhir-akhir ini osis banyak banget kegiatan, apalagi ngurus MPLS." ucapnya. Kathrin tak menjawab, kepala nya tenggelam di leher Zee, tetapi masih memeluknya.
Perlahan, Kathrin mendorong Zee mundur. Hingga tubuh Zee menabrak dinding. Kathrin menatap muka Zee, kemudian turun ke bibirnya. Dengan tatapan bingung, Zee memegang dahi Kathrin. "Kamu demam?" tanya Zee khawatir. Kathrin menggeleng, semakin mengeratkan pelukannya.
"Gak sakit gimana? Badan kamu panas gini loh." ucap Zee.
"Jujur sama aku, tadi kamu sarapan gak?" tanya Zee.
Kathrin menggeleng lagi, tetap diam dan memilih untuk diam seraya memeluk sang kekasih. "Aku terlambat, gak sempet sarapan." balas Kathrin. Zee menghela nafas berat, lalu mengelus rambut Kathrin dengan lembut. "Duduk dulu ya? Aku beliin makanan." ucap Zee.
Kathrin mengangguk, setelah itu melepaskan pelukannya. Tangannya menarik tangan Zee, tangannya ia julurkan ke depan lalu jari telunjuknya ia dirikan. Yang artinya Khatrin menyuruh Zee duduk tepat di tengah sofa yang berada di ruang osis tersebut.
Setelah melihat Zee duduk di sofa, Khatrin menimpa tubuh Zee. Kaget? Tentu saja Zee kaget, tetapi ketika mengingat bahwa Khatrin sedang sakit, tentu saja dia merasa biasa. Sudah tertebak Jika seorang Khatrina Deona Festulicia sedang sakit bagaimana sifatnya? Yap, sifat manjanya pasti akan muncul.
Seperti saat ini, Khatrin memeluk Zee dengan manja. Tangan Zee bergerak mengelus rambutnya dengan lembut, sesekali mengecup dahi Khatrin.
"Zee ..."
"Hmm? Apa sayang?"
Khatrin terdiam sebentar, kepalanya yang sebelumnya berada di leher Zee kini naik menatap wajah indah Zee. "Sakit banget kepala aku ...." ungkap Khatrin dengan mata yang berkaca-kaca. Karena khawatir Zee kembali mengecek panas tubuh Khatrin melalui dahinya.
"Aduh, makin panas lagi. Kalau aku mau berdiri Kathrin pasti nolak, gimana dong?" Batin Zee.
"Aku beliin makanan kamu dulu, ya? Sekalian beliin obat kamu, bentar doang kok." ucap Zee. Walaupun sudah tahu jawabannya, Zee tetap ingin mencoba. Mungkin saja Khatrin akan menerima ucapannya. "Gak mau, aku di peluk kamu aja udah sehat." tolak Khatrin.
"Mana buktinya? Kok gak sehat-sehat? Kita udah setengah jam loh pelukannya." ucap Zee.
Cup
Pupil mata Zee membulat sempurna, menatap Khatrin yang sedang menciumnya dengan lembut. Biasanya Khatrin akan menciumnya dengan ganas, tetapi kali ini tidak. Mungkin karena tubuhnya yang sedang lemah? Ah, tidak peduli.
Akh!
Bagian bawah bibir Zee digigit oleh Khatrin, membuka celah untuk Khatrin mencium Zee lebih dalam. Nafsu Zee mulai menaik, lalu membalas ciuman Khatrin dengan lembut. Kesempatan ini tidak boleh di sia-siakan bukan?
Decakan khas mulai muncul di ruangan yang sunyi ini, ruangan yang sebelumnya dingin karena AC yang menyala seketika panas karena dua insan yang sedang berciuman.
"Emmph, Khatrin .... nafashh ..." ucap Zee memukul-mukul dada Khatrin dengan keras.
"Hah ...... hah ...."
Zee menatap Kathrin kesal, "ngapain sih? Ini lagi di sekolah loh, jangan sampai kita di pergok guru." ucap Zee. Kathrin tersenyum, lalu melepaskan tangannya dari pinggang Zee. "Kalau gak mau kepergok guru, jangan ngedesah." Kathrin mendekat, bukan mendekat ke kepala Zee. Melainkan ke leher Zee yang tampak menggoda.
"Sayang, pas pulang aja ya?"
"Gak mau, di sini lebih enak."
......
Kringg!
Tak terasa, mereka sudah bermain hingga setengah jam. Ketika mendengar suara bel yang berbunyi, tentu saja Zee dan Kathrin menutup kembali tubuhnya dengan cepat. Agar tidak ketahuan oleh guru-guru yang lewat.
"Nih, pake." ucap Kathrin memberi bedak untuk menutupi leher Zee.
"Huftt ... kamu nyusahin mulu, liat nih leher aku merah semua." kesal Zee.
Kathrin tersenyum, lalu mencium sekilas bibir Zee. "Makasih ya, udah bikin aku sehat lagi." ucap Kathrin. Masih dengan rasa kesalnya, Zee berdiri, lalu menggandeng tangan Kathrin. "Temenin aku ke kantin, laper."
Kathrin terkekeh, "kamu gak bisa banget ya ngambek sama aku?" tanya Kathrin.
"Hmm ...." Zee tampak berpikir dengan jari telunjuknya yang ia taruh di bibir paling kanannya. "Gak bisa, aku gak bisa ngambek sama kamu. Soalnya kamu lucuu." ucap Zee. Setelah itu mencubit pipi kanan Kathrin dengan gemas.
"Ih! Sakit tahu!"
"Hehe ... maaf deh."
END
🙏🙏
Tertarik sama kapal ZeeKath? Kalian bisa baca cerita wp dari zoyabites yang judulnya the perfect pair (zeekath)
Sekian, terima kasih.