Chapter 1 (Part 2)

12 5 0
                                    

Di sisi lain Ha Na yang berada dalam bus merasakan ada yang lain dari biasanya. Perasaan buruk mulai muncul dalam diri Ha Na.

"Tidak biasanya bus hari ini sepi, hanya ada aku, seorang pemuda dan supir. Apa hari ini ada perayaan tertentu? Atau orang-orang sedang tidak ingin naik bus? Ah.. mana mungkin.." Ha Na merasa bahwa bus yang ia tumpangi juga tidak berjalan seperti biasanya. Semakin lama bus itu semakin hilang kendali.

"아저씨 (Ajeossi), kenapa bus nya seperti ini?" Ucap pemuda yang duduk tidak jauh dari supir.

"아저씨 (Ajeossi), katakan sesuatu! Jangan diam saja. Hentikan bus nya sekarang!" Ha Na sudah berpegangan erat pada tiang bus dan hendak menuju ke arah supir. Namun sebelum dia sampai, bus tersebut sudah tergelincir.

'Jadi ini adalah akhir dari hidupku? Kalau boleh berharap Apakah masih ada kesempatan untukku agar bisa hidup kembali?' Batin Ha Na, dan tak lama kemudian Ha Na memejamkan matanya. Jiwanya pun keluar dari tubuhnya.

"안돼 (An Dwae)! Aku harus kembali ke tubuhku! Hiks..hiks.. aku masih memiliki tugas yang belum diselesaikan!" Ha Na terus menangis sampai akhirnya Seok Jin menepuk pundaknya. " (Eoh)? Kau bisa melihatku? A-apa kau itu malaikat pencabut nyawa? Tolong.. aku masih ingin hidup." Ha Na mengenggam erat tangan Seok Jin dengan kedua tangannya.

"Kau harus tetap ikut dengan kami." Dan saat itu juga Ha Na melihat enam malaikat yang lain di belakang Seok Jin.

"Ke-kenapa banyak sekali?" Wajar jika Ha Na bingung, karena malaikat pencabut yang menjemputnya bukan hanya satu, melainkan tujuh sekaligus.

"Ini sudah menjadi takdirmu. Ikut dengan kami secara baik-baik, maka kemungkinan kau akan bereinkarnasi akan semakin besar." Ucap Nam Joon tegas.

"Tapi.. aku.." Di saat itu juga Tae Hyung membuka sebuah portal menuju neraka. Nuansa hitam dengan api menyala di sekitar nya memberikan kesan yang mengerikan, apalagi terdengar teriakan-teriakan yang saling bersautan. Nam Joon memegang pundak Ha Na dengan erat dan memaksanya berjalan. Mereka terus berjalan sampai akhirnya sampai di depan pintu tinggi berwarna hitam dengan ukiran sayap yang sangat besar.

Tok. Tok. Tok.

"Permisi Kepala Neraka, kami membawa Kang Ha Na seperti yang sudah diperintahkan oleh Anda. Kalau begitu kami permisi." Nam Joon membuka pembicaraan itu sambil membungkukan tubuhnya. Tanda hormat pada sang penguasa neraka. Diikuti dengan yang lainnya, termasuk Ha Na yang menyadari bahwa ia juga harus melakukannya.

"Kalian tetap di sini. Karena ada hal penting yang akan aku sampaikan dan kau Kang Ha Na, apakah ada hal yang ingin kau sampaikan sebelum kau memasuki pintu reinkarnasi?"

Kepala Neraka masih memperhatikan Ha Na dari atas ke bawah dan menatapnya remeh. 'Siapa yang menyangka kau menjadi seperti ini di kehidupan yang begitu modern dan maju. Ck!' Batin Kepala Neraka.

"Kepala Neraka.. aku mohon, masih ada hal yang belum aku selesaikan di kehidupanku yang sekarang. Aku masih harus membiayai anak-anak panti. Hanya mereka keluargaku sekarang. Kau pasti tahu dengan sangat baik mengenai riwayat hidupku.." Ha Na segera berlutut, memohon dengan tulus dan berharap Kepala Neraka akan memberikan kesempatan padanya.

"Itu tidak bisa kukabulkan. Setiap manusia sudah memiliki jalan hidupnya sendiri. Anak-anak panti itu juga akan segera menghadapi jalan hidupnya masing-masing." Mendengar bantahan dari Kepala Neraka air mata Ha Na terus menerus mengalir.

"Kumohon, aku tidak tega membiarkan mereka terlantar. Mereka semua masih terlalu kecil untuk bisa mengurus diri mereka sendiri! Mereka hanya bergantung padaku.. pemilik panti tidak akan pernah kembali ke panti asuhan itu, dia melarikan diri begitu saja dan hanya meninggalkan surat berisi permohonan maaf." Teriak Ha Na dengan emosional. Ha Na benar-benar meluapkan emosinya kali ini. Bagaimana mungkin dia tega meninggalkan anak-anak begitu saja?

ARE YOU CALLING ME A SINNER? (FANFICTON BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang