Chapter 13 (Part 1)

1 2 0
                                    

(Di kantor polisi)

Lee Seung Gi kini resmi menjadi tersangka karena terbukti bersalah atas percobaan pemerkosaan terhadap Ha Na, namun yang membuat pihak kepolisian kebingungan adalah Seung Gi tetap mengelak dan mengatakan bahwa dirinya tidak mungkin berbuat seperti itu. Pernyataannya yang tidak sesuai dengan bukti yang ada itulah yang juga membuat pengacara Seung Gi kesulitan untuk membantunya supaya dinyatakan tidak bersalah.

"Sudah berapa kali kukatakan! Aku tidak mungkin melakukannya. Aku tidak pernah merasa melakukannya. Aku hanya ingin mengenalnya lebih jauh, tapi tidak pernah berniat untuk membuatnya menderita seperti itu. Percayalah padaku!"

"Maaf Tuan. Tapi semua bukti yang ada mengarah dan memberatkan Anda. Kesaksian pendeta juga memperkuat dugaan bahwa Anda memang berniat buruk. Yang bisa saya lakukan hanya memperingan masa hukuman Anda dan saran saya, lebih baik Anda mengikuti hukum yang ada dan bersikap baik di dalam penjara. Dengan begitu Anda juga bisa mendapat kebebasan bersyarat. Kalau begitu saya permisi."

"Kenapa?! Kenapa kau melakukannya Seung Gi?! Kau benar-benar seorang bajingan sekarang! Andai Ha Na datang ke sini, aku ingin minta maaf padanya secara langsung. Aku benar-benar merasa bersalah padanya." Gumam Seung Gi sambil meremas rambutnya kencang.

Sementara itu, Ha Na, Suzy dan ketujuh pria itu sedang bersiap menuju tempat pemakaman untuk anak-anak panti. Bahkan ketujuh pria itulah yang membawakan foto-foto anak panti. Tentu saja Yoon Gi yang memegang foto Min Ji. Saat mereka keluar dari rumah duka, semua kamera sudah siap merekam mereka. Sebenarnya sudah banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan para wartawan itu, hanya saja para penjaga keamanan sudah memberikan jarak agar tidak mendekati Ha Na dan yang lainnya. Suasana sedih masih terasa kuat, apalagi Ha Na tidak berhenti meneteskan air matanya. Suzy yang berada disampingnya pun berusaha untuk menguatkan Ha Na dengan menopang pundak Ha Na. Sesampainya mereka di pemakaman, tangis Ha Na pecah saat ketujuh peti mati itu diturunkan ke dalam tanah.

"Maafkan kakak.. maafkan kakak.. seharusnya kakak melihat kalian tumbuh besar, melihat senyum kalian ketika lulus, membuat banyak kenangan dan melihat kalian menemukan pasangan kalian masing-masing."

"Sudah Ha Na.. relakan mereka, mereka akan sedih jika kau seperti ini. Aku tahu.. aku tahu ini berat.. tapi kita harus merelakan kepergian mereka." Ucap Suzy yang kini memeluk Ha Na erat. Para pelayat yang mengenal Ha Na sejak di panti juga merasakan kesedihan yang sama. Masing-masing dari mereka masih tidak percaya dengan kejadian yang menimpa Ha Na. Rasanya begitu berat dan menyakitkan. Khusus di area pemakaman, kamera tidak diizinkan masuk untuk merekam atau mengambil gambar. Hal itu dilakukan tentu untuk menjaga privasi. Karena hal seperti ini tidak pantas untuk dipertontonkan walau banyak orang yang penasaran.

Kini matahari sudah mulai berada di atas kepala dan udara mulai terasa panas. Tapi, hal itu tidak membuat Ha Na bergeming atau bergerak dari tujuh makam di depannya. Para pelayat juga sudah pulang, yang tersisa hanyalah Ha Na, Suzy dan ketujuh malaikat maut itu.

*kring!!!

Suara dering telepon Nam Joon memecah keheningan.

"Halo?"

"..."

"Bagus. Aku akan segera ke sana. Tahan mereka sebentar lagi." Setelah menutup teleponnya, Nam Joon mendekati Ha Na dan berbisik padanya.

"Ayo, kita temui anak-anak. Temanku berhasil menemukan mereka." Mendengar hal itu membuat Ha Na menoleh ke arah Nam Joon dan menatapnya seakan-akan bertanya 'Sungguh?'. Yang kemudian di balas anggukan oleh Nam Joon.

"Sekarang saatnya kita pulang dan beristirahat. 호석-아 (Ho Seok-a).. antar 수지-씨 (Suzy-ssi) ke rumahnya." Perintah Nam Joon pada Ho Seok. Suzy pun terlihat kebingungan, karena perkataan Nam Joon.

ARE YOU CALLING ME A SINNER? (FANFICTON BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang