Chapter 12 (Part 2)

2 2 0
                                    

"형 (Hyeong), apa kau tidak merasa ada yang janggal?" Tanya Jung Kook pada Nam Joon. Ya, mereka baru saja berhasil kembali ke dunia. Kontraknya pun sudah disimpan dengan baik oleh Seok Jin. Kini ketujuhnya berada di ruang tamu sambil memulihkan kondisi mereka.

"Tentu. Kepala Neraka bahkan tidak muncul padahal kita sudah mengambil kontrak itu." Ya, Nam Joon menyadari hal ini bahkan sejak mereka bertarung. Nam Joon sangat mengenal Kepala Neraka. Mana mungkin seorang penguasa neraka membiarkan barangnya dicuri begitu saja. Biasanya Kepala Neraka turun tangan apabila para penjaga itu berhasil dikalahkan. Memang tidak sering terjadi. Tapi malaikat yang cukup kuat tentu bukan hanya mereka bertujuh saja. Bedanya, sejak mereka sampai di neraka, tidak ada tanda-tanda kemunculan Kepala Neraka.

"Jadi maksudmu, Kepala Neraka sedang merencanakan sesuatu saat kita berusaha mengambil kontrak itu?" Ucap Yoon Gi yang kini sudah kembali duduk, walau terlihat jelas bahwa kelelahan masih tersisa di wajahnya.

"Itu kemungkinan terbesar. Sekarang kita harus menemukan Ha Na." Balas Seok Jin.

"Iya. Aku sudah mengantisipasi sebelum ini terjadi. Aku menaruh pelacak di smartphone-nya." Ungkap Nam Joon.

"Ada yang lebih kuat dari itu 형 (Hyeong)." Celetuk Ji Min tiba-tiba.

"Apa itu?" Tanya Seok Jin penasaran.

"Aku membuat tanda di leher Ha Na. Aku bisa merasakan dia dalam keadaan yang tidak nyaman sekarang." Nam Joon yang mendengarnya cukup terkejut dan ingin memarahi Ji Min jika Jung Kook tidak menahannya.

"Kau! Tanda itu terlalu bahaya untuk Ha Na! Baik. Kita akan membahas itu nanti, sekarang tunjukkan kemana rantai hitam itu membawa kita." Sebagai seorang pemimpin tentu Nam Joon harus memilih, mana yang lebih penting. Semua pandangan mereka pun beralih ke rantai hitam yang menampakkan wujudnya. Rantai itu melilit tangan kiri Ji Min sampai ke jari-jarinya. Tarikan yang cukup kuat semakin membuat mereka khawatir dengan keadaan Ha Na sekarang.

"호석-아 (Ho Seok-a). Lebih baik kau ke rumah utama. Aku yakin sahabat Ha Na juga bisa saja terkena imbasnya dan 윤기 형 (Yoon Gi Hyeong), tolong temani Ho Seok, sisanya akan mencari Ha Na."

"Baiklah. Kalian hati-hati. Kepala Neraka bisa melakukan apa saja." Sebenarnya Yoon Gi ingin mencari Ha Na juga. Tapi membiarkan Ho Seok sendiri juga tidak baik. Karena Ho Seok yang bisa membuat mereka memulihkan diri lebih cepat. Setelah Nam Joon dan yang lainnya pergi. Ho Seok dan Yoon Gi bergegas menuju rumah utama. Sesampainya mereka di sana, mereka menemukan Suzy yang tergeletak begitu saja di depan pintu.

"수지-씨 (Suzy-ssi).. 수지-씨 (Suzy-ssi).." Ho Seok menepuk-nepuk pelan wajah Suzy, sedangkan Yoon Gi mengawasi sekitarnya, karena takut jika ada yang menyerang mereka secara mendadak.

"Bawa dia ke dalam. Kurasa aman." Ucap Yoon Gi yang dijawab anggukan kepala oleh Ho Seok. Ho Seok pun akhirnya menggendong Suzy ke sofa di ruang tamu dan meletakannya di sana.

"Sepertinya dia hanya pingsan. Kurasa ada yang datang sebelum kita dan ini hanya sebuah gertakan." Balas Yoon Gi. Yoon Gi tetap mengawasi dengan melihat ke sekeliling rumah. Matanya kemudian menangkap bingkai foto kecil di meja yang tidak jauh dari sofa. Ia mengambilnya dan menatap foto itu sampai akhirnya ia melihat Min Ji. Yoon Gi baru mengingat keberadaan Min Ji juga bisa dalam bahaya. Karena apa? Karena anak itu spesial. Dengan cepat Yoon Gi berlari ke seluruh penjuru rumah untuk menemukan Min Ji. Sedangkan Ho Seok tetap menemani Suzy karena dia baru saja memancing Suzy agar lebih cepat sadar dengan obat yang dibawanya. Tidak butuh waktu lama, Suzy perlahan sadarkan diri sambil memegang tengkuknya yang sakit.

"주지-씨 (Suzy-ssi)? Kau bisa mendengarku?" Ucap Ho Seok sambil melayangkan tangannya di depan wajah Suzy.

"Ugh! Loh dokter? Kau sudah pulang? Bagaimana bisa kau di sini? Terakhir yang kuingat ada yang bertamu."

ARE YOU CALLING ME A SINNER? (FANFICTON BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang